Anna keluar dari kamarnya, suasana rumahnya nampak begitu sepi. Ia menuruni tangga rumahnya, ia segera keluar rumah untuk menemui Fiki yang telah menunggunya.
"Pak, saya mau pergi. Orang rumah belum pada bangun, jadi saya minta tolong, bilangin ke Bunda, kalau saya pergi," ujar Anna pada Satpam rumahnya.
"Baik, Non."
"Terimakasih, Pak." Anna pun keluar, ia memasuki mobil yang telah menunggunya di depan gerbang rumahnya.
"Udah siap?"
Anna menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Mobil pun melaju meninggalkan pekarangan rumah.
****
"Kok lo ajak gue kemari?" tanya Anna, ia masih sedikit bingung, karena Fiki tidak menjelaskan apapun pada dirinya.
Fiki menggenggam tangan Anna, menatap wajah gadis itu dalam. "Rencana gue hari ini pengen satu hari full bareng lo. Dan sebagai permulaan, gue pengen lihat sunrise bareng lo, di tempat ini," jelas Fiki.
"Tapi kenapa gue?"
"Karena lo spesial, dan gue pengen lihat senyuman di wajah lo, gue nggak mau lihat lo sedih terus. Gue pengen buat kenangan bareng lo, yang mungkin bikin lo bahagia. Jadi gue mohon, untuk hari ini, lupakan dulu masalah lo."
Anna dapat melihat ketulusan dari tatapan mata Fiki, gadis itu mengangguk kecil, menyetujui permintaan lelaki tersebut.
Fiki menarik tangan Anna, gadis itu mengikuti langkah lelaki tersebut.
"Selamat pagi dunia!" teriak Fiki setelah sampai di atas gedung, tangannya masih menggenggam erat Anna.
Anna menggelengkan kepalanya, tidak habis dengan tingkah laku Fiki.
Lelaki itu menoleh pada Anna. "Ayo, An teriak! Lepasin kegundahan di hati lo," titah Fiki.
Anna menganggukkan kepalanya. "Halo dunia tipu-tipu!" teriak Anna.
Keduanya saling menatap, sebelum akhirnya terkekeh menertawakan kekonyolan yang mereka buat.
Fiki pun melepas genggamannya, lelaki itu merebahkan tubuhnya menatap langit. Melihat itu, Anna ikut merebahkan tubuhnya di samping Fiki, tangannya kembali menggenggam. Seolah tidak mau di pisahkan.
"Kok lo bisa kepikiran sampai sini sih, Fik?"
"Bisa dong, gue kan pinter," sombong Fiki membanggakan dirinya sendiri.
Anna mendelik sebal, menoleh pada Fiki. "Apa hubungannya?"
Fiki mengangkat bahunya acuh. "Mana saya tahu," balasnya.
Anna menggelengkan kepalanya, kembali menatap langit.
"Sunrise dan sunset, dua hal yang paling gue suka," kata Fiki bermonolog.
Anna berdeham sebagai jawaban. "Gue juga suka kedua hal indah itu, tapi sayangnya kita bisa nikmatin kedua hal tersebut cuma sebentar," balas Anna.
"Selain sunrise dan sunset, ada juga loh yang lebih indah."
"Pelangi?" tebak Anna.
Fiki menggelengkan kepalanya, ia menoleh menatap Anna yang sedang asik menatap langit.
"Senyuman lo, An."
****
Gilang menuruni tangga terburu-buru, menemui Rina yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.
"Bunda, Anna kemana? Kok Kakak nggak nemuin dia di kamarnya," ujar Gilang sedikit panik.
"Anna pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindung 2 : Cerita yang belum usai [END]
FanficAnnabelle kini kembali ke tanah kelahirannya, setelah 2 tahun memilih tinggal di luar negeri sendiri. Ia kira, setelah ia kembali tidak akan ada yang berubah. Tapi pikirannya salah, semua orang telah berbeda. Jika dulu ia perlakukan selayaknya rat...