Paginya rafka sudah bertengger manis di atas motornya menunggu adel keluar dari rumah yang katanya sedang bersiap siap. hingga seorang wanita paruh baya menghampirinya dan membuka gerbang untuknya. Rafka yang menyadari seseorang datang pun langsung turun dari motornya dan berjalan ke arah wanita itu lalu mencium tangan wanita yang rafka sudah duga bahwa itu mama nya adel. "Nunggu adel ya? Masuk dulu sarapan adel baru beres sarapan tuh" kata wanita itu sambil tersenyum
" Udah sarapan ko tadi di rumah hehe"
" Yaudah bentar mama panggilin adel ya" kata wanita itu yang di balas senyuman oleh rafka dan pergi dari hadapan rafka
Tak lama kemudian gadis cantik dengan setelan sekolahnya rambut yang ia biarkan tergerai dan aroma vanilla yang melekat pada diri nya membuat rafka menatap kearahnya dan tersenyum manis. Cowok itu tak kalah tampan dengan jas sekolah menutup seragam putihnya lalu dasi yang sedikit longgar membuat adel juga tersenyum salting ketika di tatap lekat oleh cowok itu.
" Cantik banget pacarnya siapa sih" ucap cowo itu membuat adel salah tingkah
" Apaansi yu ah berangkat takut kamu kesiangan" kata adel lalu naik di boncengan rafka tak lupa tangannya berpegangan pada pinggang rafka hingga motor tersebut melaju meninggalkan pekarangan rumah adel.
Rafka berhenti di depan gerbang SMA senois publika yang berlawanan arah dengan sekolah nya. Tak masalah baginya asalkan bisa mengantarkan adel ia tak apa jika harus bolak balik. " Pulang sekolah aku jemput lagi ya, bye semangat belajarnya sayang" rafka meninggalkan adel dengan jantung yang berdegup kencang karena di panggil sayang oleh rafka.
Adel tersenyum senang lalu masuk ke dalam sekolah berjalan melewati osis yang berjaga di gerbang mengecek atribut siswa siswi ketika di rasa atribut adel sudah lengkap. Adel melangkahkan kakinya menaiki tangga ke lantai koridor kelas 12 ips hingga ia berpapasan dengan makhluk menyebalkan bernama zalfan alderaldo yang baru saja tiba bersana melody di sampingnya.
Ketika melody masuk ke kelas ips 3 zalfan melewatinya karena ia berada di kelas ipa berjalan sedikit dekat dengan adel. "Jelasin" desis zalfan di depan adel yang masih terdengar oleh adel. Adel menatap punggung tegap di depannya yang berhenti tiba tiba membuat adel menabrak punggungnya
"Apaansi anjir ngalangin aja" kesal adel lalu berjalan mendahului zalfanZalfan menarik tas yang di pakai adel membuat sang pemilik terjungkal kebelakang hingga zalfan buru buru memegangi bahunya agar adel tidak jatuh kebawah. Adel membalikan tubuhnya ekspresi galak masih melekat di wajahnya. "Apaansi fan"
" Kemarin kemana ko ga balas chat gue udah spam udah telfon tetep ga di respon"
" Tidur" jawab adel singkat
" Yakali tidur masih siang"
" Habis batray di cas terus ketiduran"
" Oh kan bisa ngabarin kalau udah penuh"
" Lo tau istilah tidur ga sih fan!" Bentak adel kesal
"Calm sis calm, terus tadi rafka nganterin lo?"
Adel mengangguk " iya terus?"
"Kenapa?"
Adel mengerutkan dahi " kenapa apanya?"
Zalfan mengehembuskan nafas kasar " kenapa bareng dia, biasanya kaga"
Adel mengerucutkan bibirnya kesal membahas hal tak penting dengan cowo ini pagi pagi menguras emosi saja " wajar kan dia nganterin cewek nya sekolah" ucapan adel memang tidak bilang kalau ia berpacaran tapi zalfan mengerti betul apa maksud nya.
Zalfan mengepalkan tangganya kesal ia menahan emosinya lagipula ia tak boleh egois, ia tak bisa melepas melody tapi ia juga ingin bersama adel. Sebetulnya ia tak mau jika adel sekarang sudah berpacaran dengan rafka. Katakan lah ia egois tapi ia benar benar tidak rela, namun ia juga tidak bisa melepas melody. Ia mulai merelakan adel bersama rafka jika adel bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer
Teen FictionMenjadi 'orang ketiga' bukan lah hal yang diinginkan oleh semua wanita. Tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa ia bisa menjadi perusak di hubungan orang lain. Menjadi simpanan seorang pentolan sekolah bukanlah keinginannya. Karena perasaan keduanya...