Ada yg minta double up. Happy reading😍
Tidak terasa sekarang sudah waktunya ulangan kenaikan kelas. Adel memeriksa kartunya dan ia kebagian di ruangan 8. Ia berjalan mencari ruangan tersebut dan ketemu ternyata ada di dekat tangga. Tetapi di tangga nya berdiri sesosok cowok jangkung siapa lagi kalau bukan zalfan alderaldo. Bersama dengan dino dan keinan mereka tengah duduk di dekat tangga menuju ruangan yang akan di tempati adel.
Adel berjalan di depannya melewati zalfan, dino dan keinan yang asik mengobrol. Semoga saja mereka tak menyadari keberadaannya walaupun itu mustahil. Hingga ia melewati mereka dan keinan melihatnya lalu menyapa adel seperti biasa sedangkan dino masih mengobrol dengan zalfan tak menghiraukannya. Zalfan melirik ke arah adel sekilas lalu melanjutkan mengobrol dengan dino hingga adel berjalan menjauhinya.
Ia memasuki kelas dengan angka 8 di depannya. Ia mengecek kartunya untuk mencari bangkunya dan menemukannya. Ia duduk dengan adik kelas laki laki.
Karena memang sudah biasa jika ulangan kelasnya pasti di satukan dengan kelas lain, baik kaka kelas ataupun adik kelas. Adel merogoh ponselnya dan menemukan chat dari rafka yang menyemangatinya membuat adel senang.
Adel membalas dengan berterimakasih dan juga tak lupa mengucapkan semangat untuk rafka yang sama sama sedang menghadapi UKK juga. Adel bangkit berdiri menuju luar kelas ia menunggu teman temannya yang lain datang. Sayang nya dirinya harus berpisah dengan acha dan juga silva. Dan lebih zonk nya lagi tepat di bangkunya ada chintya dan juga keinan.
Hingga seorang laki laki tinggi tapi masih tinggian zalfan, dan wajahnya yang lumayan tampan melewati adel membut adel tersenyum ke arah cowok itu. Karena pada dasarnya cowok yang bernama Aksa mahawira merupakan incaran adel sejak ia SMP. adel menyukai aksa ketika dirinya masih menduduki bangku SMP tapi sayang sampai sekarang tak ada respon dari cowok itu membuat adel mundur perlahan dan melupakannya.
Aksa adalah adik kelasnya. Ia beda SMP dengan aksa tapi bisa mengenalnya karena dulu ia sering main ke rumah temannya yang rumahnya dekat dengan aksa membuat adel mengenalnya.
Aksa balik tersenyum kepada adel "ruang berapa del" tanya aksa
Adel menunjuk dengan dagunya "itu ruang 8, kalau aksa?"
"Ruang 9, duluan del" pamit aksa lalu pergi setidaknya walaupun mereka tak bisa bersatu tapi adel masih bisa dekat dengannya sebagai teman.
Adel masuk ke kelas dan menemukan keinan sudah duduk di bangkunya. Adel menghampiri keinan karena di ruangan ini hanya keinan teman dekat adel. "Kapan lewatnya lo, ko udah di sini lagi"
"Lo nya aja yang ga liat, tadi lo lagi ngobrol sama siapa tuh dede gemes lo" kata keinan
"Apaan si lo"
"Belajar del biar gue bisa nyontek" ucap keinan santai
"Enak di lo nya ya" sinis adel
"Pelit lo"
" Bodo wle" kata adel sambil menjulurkan lidahnya membuat keinan menjitak kepala adel
"Ih kasar gasuka deh adel"
"Bodo wle" sekarang keinan malah balik meledeknya.
"Is awas lo, jadi cowok tuh jangan kasar sama perempuan. Kebayang deh nanti gaada yang mau jadi istri lo soalnya tiap hari kdrt mulu"
"Yaudah adel aja yang jadi istri gue" ucap keinan kelewat santai
"Idih najis mana mau gue" kata adel sambil mengetuk tangannya ke kepala dan ke meja bergantian seperti membuang sial
"Kalau adel jodoh keinan gimana? Kan ga bisa nolak udah di takdirin sama allah"
"Ga gila kali lo" jawab adel
Mereka memang sering bercanda seperti ini membuat yang lain sudah tak heran lagi. Tapi dari dulu sampai sekarang adel tak pernah ada rasa sedikitpun pada keinan begitu pula keinan. Mereka benar benar menjaga pertemanan mereka.
Adel bangkit dari duduknya "mau kemana?" Tanya keinan
"Kamar mandi kebelet" jawab adel sambil berlari
"Awas ngompol" teriak keinan membuat adel melototkan matanya karena banyak adik kelas yang langsung melihat ke arahnya.
Adel keluar dari kelas menuju kamar mandi hingga saat akan berbelok dirinya hampir saja menabrak seseorang jika ia tak menahan dirinya untuk terus lanjut berjalan.
"Gausah lari lari nanti jatoh" suara berat itu membuat adel mendongak dan menemukan zalfan dengan tatapan khawatirnya
"Kebelet ihh"
"Yauda sana ke kamar mandi tapi jangan lari lari." Kata zalfan sambil menyentuh pundaknya
Saat adel akan berjalan zalfan mengucapkan sesuatu membuat adel berhenti "semangat ya del ulangannya biar dapet nilai bagus. Calon ibu harus pinter" adel meringis mendengar kata terakhir zalfan walaupun memang benar dirinya pasti akan menjadi ibu entah itu kapan.
"Iya makasih fan, lo juga ya" setelah mengucapkan itu adel langsung berlari dan tak menengok kebelakang lagi, ia mengutuk mulutnya yang mengucapkan hal itu pada zalfan. Sungguh malu dirinya jika harus bertemu dengan zalfan lagi.
Ia memasuki salah satu bilik kamar mandi dan keluar ketika sudah selesai. Ia bercermin sebentar dan mempoles bibir pucatnya dengan liptint sedikit lalu di lapisi lip balm agar tidak kering.
Ia berjalan keluar dan langsung menuju kelasnya karena ulangan akan segera di mulai. Ia masuk dan langsung menduduki tempat duduknya. Hingga guru laki laki dengan kacamatanya datang membuat anak anak bersorak seperti mendapat lotre saat pertama ulangan.
Bagaimana tidak senang hari ini pelajaran pertama matematika, dan ia kedapatan dengan pengawas tersantuy di senois publika. Siapa lagi kalau bukan pak zul yang mengawas hari ini membuat yang lain bersyukur.
Pak zul membagikan kertas ulangan kepada anak anak begitupun soalnya. Mereka mulai mengisi identitas setelahnya mulai menjalankan aksi. Ada yang memainkan ponselnya di bawah meja, ada yang membuka buku catatan di atas meja dengan santainya, ada yang membalikan bangku kepada teman di belakangnya agar gampang menyontek, ada juga yang terang terangan meminta jawaban seperti keinan saat ini.
"Adelia arbelinda quenanta" panggil keinan lengkap dengan nama panjangnya membut ia menoleh begitu pula seluruh anak karena keinan memanggil seperti ada hal penting saja
"Bagi jawaban" kata keinan membuat adel geram saja
"Belum lah baru ngisi identitas"
"Lemah" sinis keinan tak tahu diri
Adel melanjutkan mengisi identitas setelah itu ia mulai membaca soal nomer satu hingga keinan lagi lagi memanggilnya "adelia arbelinda" adel tak menengok dan hanya berdehem saja sebagai jawaban
"Nomor 1-40" katanya membuat anak yang lain terkekeh dan geleng geleng kepala termasuk pak zul
"Keinan elvano" panggil pak zul
"Eh iya pak" jawab keinan
"Kamu tuh ya nyontek kok gatau diri" ucap pa zul yang langsung di tertawakan anak sekelas termasuk adel
"Ya kan pak biar sekalian nanya nya" ngeles keinan
"Sudah lanjutkan kembali pekerjaan kalian" kata pak zul di turuti yang lainnya.
To be continued
Tinggalkan vte cmnt😘🤗
Tqu fr reading💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer
Подростковая литератураMenjadi 'orang ketiga' bukan lah hal yang diinginkan oleh semua wanita. Tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa ia bisa menjadi perusak di hubungan orang lain. Menjadi simpanan seorang pentolan sekolah bukanlah keinginannya. Karena perasaan keduanya...