bab 11

97 4 0
                                    

Adel masuk kedalam kelas ketika guru yang mengajar keluar dari kantor menuju kelasnya. Pagi ini di awali dengan pelajaran fisika yang pasti membuatnya mumet apalagi yang mengajar gurunya sangat membosankan.

Pa bambang masuk kedalam kelas membawa peralatan mengajarnya tak lupa kacamata tebal yang di tenggerkan di jidatnya. Entahlah guru yang satu ini sangat suka sekali menaruh kacamata di jidatnya bukan di pakai di matanya yang sudah rabun itu.

"Pagi anak anak" sapa pa bambang sambil meletakan buku tebal di atas mejanya.

"Pagi pa" jawab siswa siswi serempak

"Hari ini bapa mau mengadakan ulangan ya" kalimat horor yang di ucapkan pa bambang membuat yang lain terdiam tak ada yang bersuara sedikitpun

"Ko kalian kaya yang kaget, kan saya sudah kasih tau minggu kemarin" memang pa bambang selalu bilang begitu padahal ia tak ingat bahkan minggu kemarin dia tidak masuk ke kelas dan bisa bisanya dia bilang bahwa minggu kemarin ia memberi tahu akan ulangan hari ini.

Tapi selain menurut memangnya apa yang bisa murid lakukan? Mau menyangkal pun pasti pa bambang akan terus mempertahankan pendapatnya. Ingat ya guru maha benar dan murid selalu salah.

"Lah pa kapan bapak bilang mau ulangan" celetuk ari di setujui oleh yang lainnya.

"Iya nih kan kita gatau mau ulangan pak" tambah keinan.

"Ya tidak masalah dong kalau kalian belajar setiap hari pasti kalian siap ulangan hari ini" jawab pa bambang sambil menurunkan kacamatanya agar berada di tempatnya

"Ya gabisa gitu dong pak" protes dino ikut ikutan

"Saya ga minta pendapat kalian. Ayo cepat keluarkan kertas selembar nya" perintahya yang di turuti ogah ogahan oleh murid lainnya.

***

Waktu istirahat tiba membuat seluruh murid berdesakan di kantin yang tak terlalu luas ini membuat suasana semakin pengap. Adel memilih untuk tidak ke kantin karena malas harus berdesakan. Silva dan acha berada di kelas entah sedang apa sedangkan dirinya memilih duduk santai di koridor depan kelasnya sambil memainkan ponselnya.

Ia membuka whatsapp nya dan tertadapat pesan dari rafka yang mengingatkannya untuk makan. Adel dan rafka menjadi lebih dekat semenjak mereka menghabiskan waktu di mall saat itu. Mereka sering mengirimkan kabar masing masing atau telfonan tiap malam. Begitupun dengan zalfan, dirinya masih mengirimi pesan walaupun sekedar menanyai adel sedang apa atau sudah makan atau belum.

Ponsel yang berada di genggamannya bergetar terus hingga nama zalfan terpampang di atasnya membuat adel mereject nya.

"Ko di reject sih" suara dari belakang membuat adel membalikan badannya untuk melihat lawan bicaranya.

Adel mendengus ketika mengetahui zalfan yang berada di belakangnya "ga di rumah ga di sekolah, kenapa ga pernah jawab telfon gue sih" tanya zalfan sambil mendudukan dirinya di sebelah adel.

Adel menatap sekelilingnya yang untungnya sedang sepi jadi tak ada yang mengetahui dirinya sedang dengan zalfan. "Ngapain sih emang?"

Zalfan membuka tutup botol minumannya dan meneguk nya hingga sisa setengah "Apanya ngapain?"

Adel memutar bola matanya menanggapi zalfan yang gemar bertanya balik ketika di tanya " mau ngapain telfon" jelasnya

" Mau denger suara adel" kata zalfan sambil tersenyum "tapi sayang ga pernah di angkat"

"Gue udah angkat ponselnya ko" jawab adel sambil mngangkat ponsel nya tinggi tepat di hadapan wajah zalfan.

Zalfan terkekeh "mau lawak lo?"

"Ngga" jawabnya singkat.

"Kenapa ga ke kantin" tanya zalfan, sebenarnya tadi sesudah zalfan membeli minum ia melihat adel berada di depan kelasnya tidak seperti biasanya yang selalu ikut memenuhi kantin membuat zalfan menghampirinya.

"Gamau ah males pasti penuh"

"Lo emang udah makan?" Tanya zalfan pada adel yang sedang mengutak atik dasinya agar terlihat rapih.

Adel menggeleng "belom sih"

Zalfan mencondongkan badannya ke arah adel yang masih sibuk membenarkan letak dasinya "laper ga?"

Adel mengangguk "laper tapi males"

Zalfan bangkit dari duduknya " gue yang belikan. Mau beli apa? Bakso? Mie? Siomay? Batagor? Atau apa? "

Adel mengalihkan pandangan dari dasi nya yang belum juga rapih "beneran mau di beliin?"

Zalfan mengangguk "iya benerrr, mau apa lo?"

Adel merogoh sakunya dan mengeluarkan uang dua puluh ribuan dan menyodorkannya kepada zalfan "beliin roti aja deh sama air putih"

Zalfan tak menerima uang itu "pake duit gue aja udah simpen duitnya buat beli kuota nonton drakor"

" Eh tapi.." ucapan adel di potong oleh zalfan

"Udah gue yang beliin, tunggu sebentar ya nanti gue balik lagi" katanya dan langsung berlari menuju kantin.

Adel menunggu dengan sabar tetapi sudah 15 menit berlalu zalfan belum juga memunculkan batang hidungnya membuat adel tak sabar. Padahal waktu istirahat tinggal 5 menit lagi dan zalfan belum kembali. Akhirnya adel memutuskan untuk menyusulnya saja.

Sampai di kantin adel celingukan mencari keberadaan cowo jangkung itu. Dan ketemu ternyata zalfan tengah duduk di bangku ujung dengan seorang wanita yang sepertinya melody. Adel mendengus kesal pantas saja di tunggu tak datang cowo kentang itu malah asik berpacaran di sini. Lagian mengapa terlalu mengharapkan zalfan akan mengantarkan roti pesanannya sudah jelas pasti zalfan lebih memilih menemani melody di kantin dari pada capek capek mengantarkan roti kepadanya. Memangnya adel siapa.

Akhirnya karena rasa lapar terus muncul membuat adel melangkah menuju penjual roti yang berada tak jauh dari tempat duduk zalfan. Saat adel melewati meja yang di tempati zalfan, cowo itu kebetulan sedang melihat ke depan hingga zalfan bisa melihat adel. Zalfan hanya menatap adel tanpa berbicara atau meminta maaf karena tak mengantarkan roti pesanannya dan malah enak enakan berpacaran membuat adel kesal.

Eh kenapa adel harus kesal padahal wajar kan jika zalfan lebih memilih bersama melody dari pada mengantarkan pesanan nya toh melody pacarnya yang menjadi prioritas utamanya. Tapi kan setidaknya harusnya pria itu mengabari jika tak akan membelikannya kan adel bisa membeli sendiri jadi tak usah menunggu. Ah sudahlah itu hanya membuat adel semakin emosi.

Adel mengambil 2 buah roti dan 1 kotak susu rasa cokelat lalu membayarnya. Tak lupa sebelum beranjak dari tempatnya ia menatap tajam zalfan yang masih setia menatapnya dengan pandangan bersalah.

Kurang dari 1000 word tpi nekat up:(
Gpp lah ya lg buntu😁
Tq for readinggg😍😘

DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang