Sudah 2 hari sejak keberangkatan rafka ke gunung rinjani. Terakhir rafka mengabari ketika rafka baru sampai di posko gunung rinjani karena hanya di situ sinyal masih bisa tergapai sedangkan ketika sudah naik sedikit rafka sudah tidak bisa mengabari adel bahkan chatnya masih ceklis satu hingga saat ini.
Zalfan juga masih setia mengabarinya dan kadang mengajaknya keluar tapi tak adel iyakan karena mereka sudah sama sama memiliki pasangan rasanya tidak benar kalau jalan berdua. Sebenarnya adel ingin mengakhiri kedekatannya dengan zalfan tapi semakin ingin di akhiri semakin zalfan menempel padanya.
Hari ini hari senin, hari dimana ia harus panas panasan upacara bendera. Sebelum berangkat ia berpamitan pada mama dan ayah nya yang berada di ruang makan. Ia lupa belum membeli dasi karena beberapa hari yang lalu kalian pasti masih ingat dasi yang adel pakai ketumpahan tinta membuat dasi itu menjadi hitam dan lebih parahnya di bagian logo.
Gadis itu mengenakan rompi yang di pakai tiap hari senin lalu memakai sepatu putihnya dan pergi ke sekolah. Sampai di sekolah ia melihat koperasi masih tutup karena memang biasanya koperasi buka setiap jam 10 kesana. Sepertinya adel akan kena hukuman kali ini.
Dan benar saja ketika upacara selesai semua orang yang atribut nya tidak lengkap terpaksa harus tetap diam di barisan. Bukan hanya tak memakai dasi bahkan adel tak pakai sabuk sekolahnya malah memakai sabuk bebas dan jangan lupakan kaos kaki di bawah mata kakinya yang memperkuat ia untuk berada di lapangan.
Di sebelahnya ada melva dan sheila yang beridiri baris tak lupa mereka terus menyumpah serapahi elisa yang menuliskannya di daftar hukuman. Karena elisa merupakan ketua jelas di kelas ipa 4 bertugas memisahkan orang yang tidak lengkap atributnya. " Kita ga temen ya sa liatin aja" ucap melva kepada elisa
" Perduli setan kalau gua ga teliti gua yang di semprot bu sukma"
" Kabur boleh ga sih sa" tanya adel
" gak! Gua awasin ya lu pada diem di tempat jangan macem macem jing"
" Kasar banget bu ketua" kta Sheila menambahkan
Terdengar keributan di sebelah barusan jelasnnya membuat adel menatap orang tersebut ternyata dino dan zalfan lah yang meributkan hal yang tidak berguna
" Diem di situ, tar gua yang kena bangsat" lagi lagi dino menghalangi zalfan yang akan pergi dari tempatnya" Udah deh pura pura galiat aja gua ke atas ya, cuman sabuk aja anjir" zalfan melengos lagi tapi di tahan oleh dino
" Gabisa! Gue harus adil sebagai ketua kelas. Diem di situ zalfan"
Bu sukma dan bu ema menghampiri keributan yang di ciptakan oleh dua anak muridnya yang memang sering bermasalah. " Kenapa dino aya naon" tanya bu ema dengan logat sundanya
" Ini bu si zalfan gamau baris padahal atributnya ga lengkap"
Zalfan melototkan matanya kepada dino " ngga bu bohong, lagian kan zalfan pake atribut lengkap, dasi ada tuh bu" katanya menunjuk dasi lalu setelahnya menunjuk topinya " topi juga ada" ia mengangkat celananya memperlihatkan kaos kaki di atas mata kaki nya " kaos kaki panjang sepatu juga polos"
" Sabuknya gambar tengkorak bu" ucapan dino membuat yang lain tertawa tak terkecuali bu ema sedangkan bu sukma menatap garang ke arah zalfan " mana angkat bajumu fan" bu ema memerintah
Zalfan memegang bajunya kuat " jangan atuh bu aurat"
" Aurat pala lo aurat" dino lagi lagi menyeletuk
Bu sukma meraih seragam zalfan lalu memperlihatkan sabuk yang ia kenakan. Memang benar sabuknya bergambar kepala tengkorak membuat bu ema dan bu sukma geleng geleng kepala. " Diam di sini kamu jangan kemana mana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer
Teen FictionMenjadi 'orang ketiga' bukan lah hal yang diinginkan oleh semua wanita. Tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa ia bisa menjadi perusak di hubungan orang lain. Menjadi simpanan seorang pentolan sekolah bukanlah keinginannya. Karena perasaan keduanya...