Pagi ini adel berangkat lebih awal ke sekolah karena hari ini jadwal ia piket. Saat ini ia sedang menyapu teras kelas yang banyak daun daun bertebaran seperti musim gugur.
"Rajin eyy" kata keinan yang akan memasuki kelas
Adel memukul sapu yang ia pegang kepada keinan yang melintas di depannya "kotor lagi dongg keinannnn!!" Geramnya " Piket lo bukannya ngegerecokin"
Keinan mengaduh dan memegangi pantatnya "aduh sakit, udah bersih gausah di sapu lagi dell"
Adel memutar bola matanya "ya ngepel kan masi bisa"
"Sorry del kalau keinan ngepel nanti kejantanan keinan ilang gimana?" Tanyanya dengan muka so polos.
"Terus gue peduli gitu?"
"Ya harus peduli nanti keinan ga bisa membuahi istri keinan buat menghasilkan buah hati yang lucu lucu kaya keinan" katanya so dramatis.
"Baru tau gue ngepel bisa bikin anu lo ilang, mau gue potong beneran ha?" Tanyanya membuat keinan geleng geleng kepala lalu berlari kedalam kelas agar tak bertemu lagi dengan adel sambil berteriak "awas adel tukang sunat"
"Sialan tuh anak" gumam adel kesal lalu melempar sapu ke ujung pintu dan masuk ke kelas.
Adel menduduki tempat duduknya dan merogoh kolong meja untuk mencari ponselnya. Tapi tak ada ponsel di laci mejanya. Ia ingat sekali kok sebelum piket ponselnya di taruh di laci mejanya.
Gadis itupun membuka tasnya dan mengeluarkan isinya siapa tau ponselnya ada di dalam. Tetapi nihil ponselnya raib tak ada.
"Silva lo liat ponsel gue ga?" Tanya adel yang masih menggeledah tas nya.
"Ngga tuh, emang lo taro dimana?" Tanya silva yang sedang memakan sarapannya.
"Gue taro di kolong meja ko" jawab adel
"Coba lo tanya acha"
Adel menatap acha yang sedang menatapnya juga "achaaa ponsel gue sama lo ya?" Tuduhnya
"Mana gue tauu, lo simpen nya teledor kali"
Adel menggeleng "ngga ko gue inget, gue simpen di laci meja"
"Tapi itu gaada ya cha" tambah silva kepada acha yang di setujui acha.
"Karin lo ga lihat?" Gadis itu beralih kepada teman sebangkunya. Tapi percuma bertanya pada karin pasti tidak tahu, apa memang yang dia pedulikan selain buku bukunya. Dan benar saja karin menggeleng sebagai jawaban dan masih terus menatap bukunya tanpa melirik adel sedikitpun.
"Terus dimana dong ponsel gue"
Silva, acha dan Karin hanya mengedikan bahunya. "Gaada akhlak gue nanya sama kalian" kesal nya
Adel mengambil ancang ancang untuk berteriak "woy siapa yang liat ponsel gue, nanti gue kasih hadiah"
"Apa hadiahnya" tanya ari yang duduk di tengah
" Choki choki" jawab adel
"Ah gaasik masa choki choki itumah gue bisa beli sendiri" kata ari malas
"Setidaknya lo dapat pahala nolongin gue"
"Ponsel lo di keinan tuh" celetuk bagas
Adel langsung menatap keinan yang sedang duduk tanpa rasa bersalah. Keinan yang di tatap tajam pun langsung menggeleng gelengkan kepalanya "sumpah bukan keinan del, kan tadi keinan baru berangkat."
"Terus sama siapaa dong" katanya prustasi
Dino yang sedang selonjoran di bangku belakangpun menjadi korban ketuduhan adel "lo ya?" Tunjuknya pada dino
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer
Teen FictionMenjadi 'orang ketiga' bukan lah hal yang diinginkan oleh semua wanita. Tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa ia bisa menjadi perusak di hubungan orang lain. Menjadi simpanan seorang pentolan sekolah bukanlah keinginannya. Karena perasaan keduanya...