"ga nyangka del" lagi lagi dino berbicara seperti itu sudah terhitung lebih dari 12 kali ia mengucapkan kata yang sama sambil terus menatapnya dengan mata jailnya.
Kali ini adel sedang mengumpulkan buku buku di kelasnya untuk di kembalikan seperti biasa ke perpustakaan tapi setiap ia melihat ke arah dino, dino selalu mengucapkan kata yang sama membuat adel mendelik sebal karena ia tak mengerti maksud yang di katakan dino.
" Apaan si no gausah ganggu deh" sebal adel ke arah dino yang terus menatapnya sambil mesem mesem tak jelas
"Kenapa si lo gajelas banget" kata adel sambil mengambil buku yang di pegang dino
"Pokonya ga nyangka dino mah"
Adel memicing menatap dino lalu mendengus sebal dan berlalu dari hadapan dino membuat Dino tertawa kencang. Adel tak menghiraukan dino dan berlalu untuk menuju meja yang di tempati arul. Ia meraih buku yang berada di deoan meja arul yang sibuk dengan tulisannya. Hingga dino menghampiri arul dan adel " rul yang semalem itu ga nyangka ya" kata dino memprovokasi arul
Arul menutup bukunya dan menatap adel dengan intens membuat adel mengangkat alisnya bingung. "Kenapa?" Tanya adel hingga arul tersenyum jail seperti yang di lakukan Dino membuat del mendelik tak suka
"Kalian berdua kenapa si" sebal adel sambil menggebrak meja dengan buku paket di tangannya.
"Ga nyangka del" hanya itu yang di ucapkan arul sama hal nya seperti yang di ucapkan dino membuat adel menarik nafasnya sabar.
Dino mendekatkan dirinya ke telinga adel " di jemput di gang ya del" setelah mengatakan itu mereka berdua tertawa lain halnya dengan adel yang sedikit teringat kejadian semalam dimana dirinya di jemput oleh zalfan. Oh tidak sepertinya dua makhluk menyebalkan ini mengetahuinya. Bisa bahaya jika si mulut ember dino mengumbarnya kemana mana.
Adel menatap tajam mereka berdua yang di balas tertawa oleh mereka. "Ko kalian tau?" Tanya adel sedikit terkejut.
" Gue lagi di rumah dia kali, eh tiba tiba tuh anak siap siap pergi dan ga bilang mau kemana ternyata di jalan ketemu dino di sekitaran situ dan dino liat lo berdua" jelas arul membuat adel meringis
"Ga nyangka pokonya del" lagi lagi dino mengatakan itu membuat adel sebal dan mengangkat buku paket lalu keluar menuju perpustakaan.
Mengapa dua makhluk itu harus mengetahuinya. Ah sudahlah adel sangat malas jika harus mengingatnya. Ia melanjutkan jalannya ke arah perpustakaan dan menaruh bukunya yang di pinjam anak kelasnya.
Hingga saat ia pulang menuju kelasnya ia melihat amira sedang di luar kelasnya sendirian membuat adel menghampirinya. "Mir lagi ngapain?" Tanya adel sambil duduk di sampingnya.
Amira mengalihkan fokusnya dari ponsel dan menatap adel "gabut di kelas gaada guru"
"Sama dong, oh ya mir gue mau cerita."
"Cerita apaan?" Tanya amira sedikit penasaran
"Zalfan" satu nama yang di sebut adel membuat amira mengangkat alisnya "kenapa? Bukannya udah ga chatingan lagi?"
Adel mengangguk "iya tapi kemaren pas gue balik dari seminar dia jemput gue di rumah fiola" jelas adel
"Lah ko bisa" kata amira kaget
"Dia yang nawarin kebetulan gue pulang abis magrib yaudah gue iyahin aja"
"Tapi melody gatau kan?" Tanya amira
Adel menggeleng "ngga tapi dino sma arul tau"
Amira melototkan matanya "ko mereka tau"
"Katanya arul emang lagi di rumah zalfan tapi kalau dino dia liat sendiri di jalan mungkin"
"Bahaya del kalau sampai kedenger sama melody, lo sih gegabah" kata amira jengkel
"Ya sorry"
***
Istirahat telah tiba membuat semua orang berhamburan keluar tak terkecuali adel. Adel dan silva tak lupa juga mengajak acha menuju kantin. Adel dan silva sudah jarang makan bersama dengan para sahabatnya karena berbeda kelas membuat mereka sudah jarang berkumpul di sekolah tetapi jika di luar mereka selalu menyempatkan waktunya untuk berkumpul.
Adel mendudukan dirinya di bangku kantin di susul silva dan acha. Mereka akan memesan makanan tapi menunggu stand nya tak ramai seperti sekarang.
Hingga tatapan adel terhenti pada sosok jangkung yang baru saja masuk ke kantin. Rambut acak acakan, seragam di keluarkan, dasi yang sudah tak terbentuk, jas sekolah yang di sampirkan di bahunya membuat dirinya menjadi pusat perhatian.
Pandangannya terkunci pada sosok itu, laki laki itu berjalan melewati adel tanpa meliriknya sedikit pun. Ia menghampiri bangku yang di pakai oleh melody duduk bersama teman temannya. Terlihat zalfan sedang tersenyum ke arah gadis cantik itu lalu duduk di sebelahnya.
Adel menghela nafas pelan, ia memaklumi sikap zalfan yang seolah tak mengenal dirinya. Toh memang biasa nya seperti itu. Tapi mengapa sangat sesak melihat zalfan seakan melupakan dirinya bahkan seperti tak mengenal dirinya. Apakah akan terus begini jika di sekolah mereka tak akan bertegur sapa tak seperti semalam berdua berboncengan di atas motor bersenda gurau.
Apakah adel mulai menyukai zalfan? Ah jangan sampai terjadi. Adel tak mau jatuh terlalu dalam kepada permainan zalfan. Tapi dirinya pun tak bisa menolak. Bahkan tubuh dan hatinya selalu memihak pada cowok itu.
"Del bakso lo keburu dingin" ucap silva tiba tiba membuat adel kembali ke alam sadarnya.
"Eh perasaan belum pesen ko udah ada bakso lagi" heran adel yang sepertinya kebanyakan melamun
"Lah ngelindur nih anak" kata acha sambil mendekatkan bakso ke arah adel
"Bahkan gue udah mau habis lagi" celetuk silva yang memang benar bakso di mangkuknya telah berkurang sedangkan punya adel belum tersentuh sama sekai.
Adel meringis lalu menyendokan sambal ke dalam mangkuk lalu mengaduknya "mikirin apaan sih lo?" Tanya silva
adel menggeleng "gaada mikirin apa apa"
"Abisnya bengong mulu ya cha"
Acha mengangguk menyetujui ucapan silva. Sedangkan adel tak menghiraukannya dan langsung memakan baksonya.
Hingga dino dan sagara datang melewati meja mereka tak lupa tatapan jail dino masih saja di berikan kepada adel membuat adel risih.
"Diem ga no gue tampol ya lo" geram adel membuat silva membalikan badannya untuk melihat dino karena posisi nya membelakangi pintu kantin.
Dino terkekeh sedangkan sagara hanya terdiam tak peduli "orang gue ga ngapa ngapain ya gar" kata dino pada sagara
Sagara hanya mengangguk sebagai jawaban membuat adel mendelik. "Kalau lo banyak omong gue jait bibir ember lo itu biar mingkem"
Dino tertawa kencang membuat yang lain menatapnya heran " lo ngancem nih?" Dino menengadahkan tangannya " jaminan buat tutup mulut"
Adel memutar bola matanya malas "serah lo deh" setelag mengucapkan itu adel pergi dari kantin meninggalkan silva dan acha yang kenatap heran kepergian adel yang sepertinya sedang badmood mode on.
"Lo apain dia dino" geram acha
"Lo liat ga tadi gue apain dia? Orang ga di apa apain ih" jawab dino
"Udah biarin aja cha lagi pms kali" kata silva dan melanjutkan makan mereka. Sedangkan dino dan sagara langsung menuju ke tempat aldan yang memang sudah duduk selonjoran di ujung kantin.
To be continue
A/n : vote comentnya yaa😚
Tquu for readingg😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer
Teen FictionMenjadi 'orang ketiga' bukan lah hal yang diinginkan oleh semua wanita. Tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa ia bisa menjadi perusak di hubungan orang lain. Menjadi simpanan seorang pentolan sekolah bukanlah keinginannya. Karena perasaan keduanya...