Bab 19

79 3 0
                                    

" stop ka,dasinya mana?" Tanya salah satu osis ketika adel melewati gerbang menahan adel dengan tangannya

Adel tak banyak bicara kepada osis yang menatapnya tak santai itu. Ia merogoh saku rok nya dan menemukan dasinya lalu ia angkat dasi itu di depan wajah siswi osis tersebut yang terus mengintimidasinya.

"Di pake ya ka" kata osis tersebut kemudian berlalu dari hadapan adel membuat adel mendelik sinis. "Ribet" gumam adel tapi tetap memakai dasinya sambil berjalan melewati koridor kelas 10 menuju kelas 11.

Ia melewati koridor kelas 12 yang terdapat beberapa kaka kelas di depannya membuat adel sedikit malas jika harus melewati kelas itu. Memang tak ada bullying atau senioritas tapi entah adel hanya malas.

Hingga keinan datang dan berjalan di sampingnya membuat adel melirik cowok yang memiliki jambul di kepalanya itu tak lupa ciri khas seorang keinan adalah seragam yang tak pernah rapih. Jas yang tak di kancing, dasi yang di sampirkan di lehernya saja dan seragam putihnya yang selalu keluar dari dalam celananya.

"Tumben del jam segini baru berangkat" tanya keinan yang memang adel pagi ini lumayan terlambat dari jam biasanya ia pergi ke sekolah.

"Iya nih telat hehe"

"Telat menurut lo masih pagi menurut gue"

Adel terkekeh "lo langganan telat"

"Eh nan" sapa kaka kelas yang memang mengenal keinan.

"Eh ka" sapa balik keinan

Banyak kaka kelas yang memang sedang berada di luar kelasnya "baru lagi yeu" kata kaka kelas tersebut sambil mengarahkan tatapannya pada adel.

Keinan mengikuti arah pandangan diki yang mengarah pada gadis di sampingnya "eh temen ini mah ka"

Diki dan teman nya yang lain terkekeh hingga cowo yang tak terlalu tinggi dan rambut sedikit gondrong pun menyeruakan suaranya "semuanya aja temen ya ga bro" kata nya ke arah teman di sampingnya yang di balas keinan dengan kekehan.

Adel menatap keinan agar cepat berlalu dari situ yang langsung di setujui keinan karena keinan tahu itu membuat adel tak nyaman.

"Ka gue ke kelas dulu ya" pamit keinan dan mereka pun langsung menuju kelasnya.

Sesampainya di kelas keinan langsung menuju tempat duduknya begitupun adel. Hingga sang pengganggu datang menghampirinya siapa lagi kalau bukan dino.

Adel hanya diam tak menghiraukan dino yang berdiri di depannya. Hingga cowok itu menaruh wajahnya tepat di depannya membuat adel terkejut. Adel mendorong kening dino agar menjauh membuat dino sedikit terhuyung ke belakang.

"Sanaa hus hus" usir adel pada dino

"Emang gue ayam"

Adel tak menjawab dan malah mengambil erphone nya lalu memakainya membuat dino mengambil alih erphone tersebut dan mengantonginya.

Kesal? Tentu saja tak usah di tanyakan lagi. Adel mengejar dino yang terus menghindar darinya membuat adel tambah kesal. Hingga dino berlari keluar kelas dan terus saja menggoda adel "makan tuh ga butuh gue" kesal adel lalu menghentakan kakinya dan masuk kedalam

Hingga ia tak sengaja menabrak chintya dan felisya yang berada di depannya sedang menatapnya tak suka. "Awas" kata adel

"Caper mulu lo" chintya mengucapkan itu sambil berlalu dari hadapannya membuat adel berbalik "bukannya temen lo yang terus caper sama gue?" Tanya adel yang membuat chintya dan felisya terdiam di tempat. Ia tahu betul bahwa chintya termasuk orang tak suka jika orang yang sudah di cap sebagai teman dekatnya berteman dengan orang lain. Tapi ia juga tahu chintya tak benar benar mengucapkan itu. Mereka memang selalu seperti itu bertengkar tapi tak serius hanya becandaan saja

Chintya membalikan badannya dan menatap adel "nyebelin lo" kata chintya

"Lo" balas adel

Hingga pak tomi masuk kedalam kelas membuat anak anak segera menuju tempatnya masing masing.

"Pagi anak anak" sapa pak tomi

"Pagi pak"

"Hari ini kita ada praktek masak kan?" Tanya pak tomi yang memang merupakan guru kewirausahawan.

"Kalian siapin alat dan bahan buat masaknya ya udah bisa di mulai sekarang dan berkelompok" tambah pak tomi membuat anak anak sibuk mempersiapkam alat dan bahannya. Begitupun kelompok adel yang terdiri dari silva, okta, karin, keinan, dan ari.

Mereka memutuskan memasak steak ayam yang tak terlalu sulit di buatnya. Silva menyiapkan ayamnya dengan okta. Sedangkan karin dan ari membuat sayurannya seperti jagung dan wortel. Dan adel menyiapakn kentang yang akan di goreng, keinan? Dia hanya melihat atau sesekali membantu jika ada yang butuh bantuannya.

Selesai menggoreng kentang adel menaruh kentang goreng tersebut di atas piring yang sudah di lapisi tissue agar minyak nya meresap kedalam tissue.

Ia melihat ke arah penggorengan yang sudah ada keinan yang sedang menggoreng ayam yang telah di baluri tepung tersebut sedangkan Silva sedang menyiapkan sausnya. Adel menghampiri keinan dan berdiri di sebelahnya "jangan deket deket nanti kena minyak " kata keinan

"Lebay lo, balikin itu nanti gosong" suruh adel pada keinan.

Sesudah matang ayam tersebut di angkat dan di taruh di piring. "Cobain del enak ga?" Tanya silva yang masih menyiapkan saus.

Adel mengambil garpu lalu memotong ayam tersebut. Ia mencicipinya dan rasanya lumayan tidak bad. "Gue mauu del" ucap keinan

Adel memotong ayam tersebut lalu menyuapinya pada keinan yang langsung di lahap oleh keinan. "Lagi" kata keinan seperti anak kecil. "Pakein sausnya " tambah keinan lagi.

Adel menurutinya dan menyuapi keinan. Mereka sudah biasa melakukan itu karena pertemanan mereka yang sudah lumayan lama bahkan dari smp. Jadi orang orang tak heran melihat kedekatan mereka berdua.

Setelah selesai praktik masak bahkan masakannya sudah di nilai dan di cicipi oleh pak tomi, mereka di bolehkan untuk istirahat karena memang sebentar lagi sudah waktunya istirahat.

Adel merapihkan mejanya yang terlihat berantakan sedangkan silva dan acha sudah berada di luar menuju kantin "tungguin gue ih sebentar" teriak adel pada Silva dan acha yang telah menjauh

Silva dan acha membuka jendela belakang kelasnya "cepetan kalau mau bareng" kata silva

Adel berlari keluar kelas hingga saat akan berbelok menuju jalan yang akan ke kantin ia samar samar mendengar suara acha yang menyebut namanya "Fan si adel tuh" setelahnya terdengar suara dino yang tertawa. Sedangkan zalfan sepertinya hanya diam.

Hingga ketika adel berbelok dan berpapasan dengan zalfan ia mendengar gumaman dari cowo itu yang mengumpat, membuat adel meliriknya sekilas dan zalfan yang kaget karena ada adel yang berada tepat di hadapannya sedangkan dino, acha, dan silva hanya tertawa melihat adel dan zalfan yang terlihat canggung.

Adel melenggang pergi dari hadapan zalfan diikuti acha dan Silva. Ketika sudah jauh barulah adel mengeluarkan amarahnya pada acha "gila cha gue kan udah bilang jangan ember" kesal adel

"Ya maap lagian kan cuman ada dino, zalfan sma silva doangan." Bela acha

Adel mendengus dan melanjutkan langkahnya menuju kantin untuk membeli minum.

-tobe continued-

A/n : vte cmntnya trimakasii💕

DestroyerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang