Seperti pagi biasanya adel berangkat di antar ayahnya sampai sekolah. Adel melangkahkan kakinya kedalam gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Senois Publika. Sekolah yang adel tempati satu tahun setengah ini.
Tak terasa ia sudah sampai di kelasnya dan menghampiri mejanya. Adel meletakan tas berwarna biru langit di meja dan mulai menduduki kursi nya. Ia membuka tasnya dan mengambil novel lalu melanjutkan membaca yang sempat tertunda sambil menunggu bel masuk berbunyi.
Tiba tiba karin teman sebangkunya datang menghampiri dan duduk di sebelahnya. "Tumben udah dateng" Katanya sambil meletakan kotak bekalnya di laci meja
Adel mengalihkan fokus bacaannya ke arah karin " Anak rajin lah emanya lo!"
"Wet kalem mba bro" Ucap karin
Adel diam tak menjawab karena ia kembali memfokuskan pada buku novel yang sedang ia baca. Hingga bel masuk pun berbunyi membuat adel menutup buku novelnya dan memulai pembelajaran.
***
Waktu istirahat akhirnya tiba, seperti biasa adel memilih istirahat dengan para sahabatnya yang menduduki kelas yang berbeda. Adel menuju kelas IPA 1 yaitu kelas yang di tempati amira.
Adel memunculkan kepalanya kedalam untuk mencari sosok amira. Tetapi bukan amira yang ia lihat melainkan seorang pria bertubuh tinggi tegap yang sialnya dada pria itu menghalangi pemandangannya karena posisinya sangat dekat dengan pria ini bahkan hampir menempel.
Adel mencoba mendongakan kepalanya keatas lalu melihat seorang pria yang wajahnya sudah tak asing. Sering terlihat tapi tak pernah mengobrol langsung dengan adel.
Zalfan, pria itu adalah zalfan. Adel langsung menundukan kepalanya lagi agar tak melihat wajah pria itu yang seperti menatapnya dengan tajam.
"Sorry gue ga sengaja" Kata adel sembari menunduk lalu pergi dari hadapan zalfan.
Pria itu menyunggingkan senyumnya "menarik" Katanya lalu pergi meninggalkan kelasnya.
Adel memutuskan untuk pergi ke kantin dan menunggu amira di sana saja. Gadis itu celingukan mencari keberadaan para sahabatnya hingga caca melambaikan tangannya membuat adel menghampirinya.
"Amira mana?" Tanya ratu yang sedang menyendokan siomay ke mulutnya
Adel mengambil kursi lalu mendudukinya "gatau, gue duluan ke sini"
Tiba tiba Monica menunjuk ke belakang adel "tuh anaknya dateng"
Adel membalikan tubuhnya dan terlihat amira yang sedang menenteng tupperwarenya mengarah kearah mejanya.
"Ih gue di tinggal" Rajuk amira pada adel
Adel hanya cengengesan "Ya sorry hehe"
Amira menduduki bangkunya lalu menegak es teh yang sedang di pegang oleh rara "eh es teh gue" Kata rara merebut lagi minumannya
Amira memberikan minuman yang telah di teguk setengahnya kepada rara "nih pelit amat lo. Gue tuh lagi sebel tauga, masa yah tadi gue mau jalan kesini di jegat dulu sma si kutu kupret zalfan. Ganggu orang mulu heran. Gabisa sekali aja gitu bikin orang seneng"
Caca mendengus "berulah mulu emang. Bosen guemah dari smp jailin orang mulu. Sampe sampe ada orang tua yang ngaduin ke sekolah loh anaknya dijailin sma dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroyer
Teen FictionMenjadi 'orang ketiga' bukan lah hal yang diinginkan oleh semua wanita. Tidak pernah terfikirkan olehnya bahwa ia bisa menjadi perusak di hubungan orang lain. Menjadi simpanan seorang pentolan sekolah bukanlah keinginannya. Karena perasaan keduanya...