Halo Halo
Semoga suka sama cerita pertama aku.....Jangan lupa follow sebelum baca. Don't forget to vote and comment
Happy reading......
.
.
.
.
.---✧---✧---
Hari berganti hari hingga tak terasa sudah satu minggu terakhir kala kejadian buruk menimpanya, seorang remaja perempuan berseragam putih abu-abu tengah menyisir rambutnya yang panjang tergerai dengan memakai bando pita biru muda. Manik matanya melihat dirinya yang sangat cantik dari pantulan cermin. Senyuman manis terukir indah di bibir Cherry mungilnya. Tangan rampingnya terulur menyambar tas ransel berwarna biru muda dengan gantungan kunci berbentuk kuda poni. Wanita itu memang menyukai warna biru muda, pokoknya semua barang-barang yang ia sukai harus berwarna biru muda.
Kaki rampingnya melangkah menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa menuju meja makan. Manik matanya mengedarkan pandangan melihat sang mama yang menyiapkan sarapan.
"Pagi, ma." sapa Quenza.
"Pagi, sayang." sahut Melisa. Mama Quenza.
Quenza melihat kursi kosong yang biasanya diduduki oleh sang papa."Oh ya papa mana ma kok gak sarapan bareng kita." tanyanya mengerutkan dahi sambil mengunyah roti.
"Papa baru aja berangkat ke kantor." jawab mama sambil mengunyah sandwich miliknya.
"Yaudah kamu buruan habisin makanannya keburu bel nanti." sambungnya diangguki Quenza.
Sarapan hening kala quenza memecahkan suasana."Yaudah ma Quenza berangkat dulu, Assalamualaikum." ucapnya berdiri lalu mengecup tangan mamanya kemudian pergi meninggalkan Melisa di meja makan.
"Wa'alaikumsalam, jangan pulang malam" tegur Melisa, Quenza menghubungkan jempol dan jari telunjuk menjadi sebuah lingkaran sembari berjalan tergesa-gesa.
---✧---✧---
Sampainya di gerbang sekolahan, Quenza melangkahkan kaki dengan pelan dengan sesekali menghela nafas pelan. Di depan kelas lebih tepatnya di depan ambang pintu Quenza berdiri dengan lamanya sembari melamun, kedua kakinya serasa berat untuk melangkah masuk. Untungnya kelas dalam keadaan sepi, gimana coba kalo semisal ada siswi atau siswa yang melihatnya terdiam di ambang pintu pasti mereka akan melihatnya dengan banyak tanda tanya dan banyak gosip-gosip kecil.
"DORRR!....."
Teriakan seseorang terdengar cempreng di telinga Quenza. Jika kalian menjadi Quenza, pasti serasa ingin menyumpal mulut cemprengnya itu dengan cobek sambel.
Quenza memutar mata malas dengan ekspresi wajah yang tampak datar. "Apaan sih lo gak jelas." ketusnya.
"Lo sih pagi-pagi dah bengong, kesambet baru rasa." ujarnya.
Remaja perempuan berambut Bob dengan tampilan khas berpakaian yang sedikit urakan dari kedua sahabatnya. Bisa di bilang dia lebih tomboy ketimbang kedua sahabatnya yang lebih ke feminim tapi terkadang juga sama halnya.
"Gak, salah lihat lo." elaknya, berjalan masuk ke dalam kelas, meninggalkan sahabatnya yang kesal karena Quenza abaikan.
"Za ... tugas lo matematika udah?" ujar remaja perempuan itu, mendudukkan tubuhnya di bangku yang terletak di samping kanan Quenza.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUENZA
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW DULU, TERIMAKASIH] Quenza Putri Alexandra, siswi berambut panjang tergerai, berhidung mancung. Memiliki hobi membaca novel dengan genre yang berbeda-beda, terlebih cerita sedih. Namun, ia tak menyangka jika alur h...