Happy reading
•
•
•
•
•Acara pun selesai, Quenza mau tidak mau harus tinggal di rumah Devan orang yang bahkan tidak ia kenal.
Sesampainya dirumah Keluarga Leonard Quenza menatap tak percaya bahwa rumah Leonard dua kali lipat luasnya dari rumahnya.
"Sayang kamu ke kamarnya devan gih." Ujar siska menyuruh Quenza segera masuk ke kamar untuk istirahat, Siska tau acara tadi membuat menantunya kelelahan.
"Iya ma." sahut Quenza menuruti perintah mama mertuanya.
"Bi!" Siska memanggil bibi yang tak lain adalah Bi Saroh.
"Iya nyonya." jawab Bi Saroh sopan.
"Tolong antar Quenza ke kamar devan." Perintah Siska.
"Baik nyonya."
"Mari nyonya." ajak bibi kepada Quenza sambil berjalan duluan di ikuti oleh Quenza dibelakangnya
Bibi yang tidak lain adalah wanita paru baya dan seorang ART di rumah Leonard.
"Ini nyonya kamarnya."
"Makasih ya bi." sahut Quenza disertai senyum tipis.
Tak lama Quenza berjalan mendekati pintu
"𝒉𝒖𝒉..... 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈." batin Quenza
Ceklek....
Aku menoleh ke arah pintu kamar melihat seseorang yang tak lain adalah kakak kelasku yaang sekarang menjadi suamiku.
"Mama memanggilmu untuk makan malam." ucap Devan dingin yang hanya di angguki oleh Quenza
...........
beberapa waktu kemudian di ruang makan.
"Malam ma." Ucap Quenza menuruni anak tangga menuju meja makan.
"Malam sayang." sahut siska yang sedang menyajikan makan malam.
"Sini duduk disamping mama." sambungnya sambil menarik kursi disampingnya.
"Ekhem."
"Ehh...Devan kamu disini." tanya Siska menoleh kala mendengar deheman anaknya.
"Hmm." Devan memutar mata malas.
"Yaudah buruan dimakan." perintah sang mama kepada anak dan menantunya.
"Oh ya ma, papa mana?" Tanya Devan
"Papa lagi dikantor dev." jawab Siska disela sela waktu makan.
"Malam-malam begini." tanya Quenza keheranan soalnya kalau dirumah papanya waktu malam nggak pernah lembur di kantor. Paling paling lembur di rumah.
"Udah biasa, nggak usah heran kali." jawab Devan judes.
"Maaf." ucap Quenza sambil menunduk.
"Udah udah, kamu apa apaan sih Devan." Siska menatap tajam kearah devan
Devan dengan kesal meninggalkan meja makan.
"Ngambek pasti tu anak." cibir Siska melihat punggung anaknya yang mulai menjauh.
"Yaudah ma Quenza ke kamar dulu." ucap Quenza berdiri dari kursinya.
"Eitss..." Siska menahan tangan Quenza.
Quenza pun menoleh "Kenapa ma?"
"Susunya udah diminum?" Tanya siska.
"Udah ma." jawab Quenza di sertai senyum.
"Good night ma." sambung Quenza sambil meninggalkan Siska.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUENZA
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW DULU, TERIMAKASIH] Quenza Putri Alexandra, siswi berambut panjang tergerai, berhidung mancung. Memiliki hobi membaca novel dengan genre yang berbeda-beda, terlebih cerita sedih. Namun, ia tak menyangka jika alur h...