QUENZA|13

2.8K 175 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.

"Lo mau ngga dev?" ujar Quenza menawari devan rujak.

Devan menoleh kearah Quenza yang tengah memakan mangga dengan dicocol sambel yang pastinya pedas.

"Nggak, pasti sangat asam." balas Devan bergidik ngeri sembari menelan ludah.

"Ayolah dev,"
"Babynya minta papanya juga makan." ucap Quenza menyuapi Devan mangga yang asam .

"Nggak za, baby papa nggak bisa makan makanan itu." ucap lucu Devan sambil menunjuk ke rujak buah.
"Soalnya papa nggak suka asam." ujar Devan tersenyum sembari mengelus perut Quenza.

"Yaudah kalo nggak mau, sini mau gue habisi." balas Quenza mengambil rujak yang dimeja lalu memakannya dengan rakus.

"Pelan-pelan za," ucap Devan menggelengkan kepala melihat kelakuan istrinya itu.

Devan beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi ke arah kamar.

Quenza yang melihat devan yang pergi lantas bertanya."Mau kemana dev?" ucap Quenza sembari memasukkan potongan mangga muda kedalam mulutnya.

"Kamar...gue mau mandi." ucapnya sambil melangkah.

Quenza manggut-manggut mendengar perkataan Devan."Oh." sembari melanjutkan memakan rujaknya.

"Hemm...Kenapa ada makanan seenak in,i" ujar Quenza sambil menjilati tangannya.

"Eh, udah habis za?" sahut Siska menoleh kala dirinya melewati Quenza.

"Iya ma, hehehe...Soalnya enak banget." balas Quenza tersenyum lebar membuat Siska hanya menggeleng kepala.

"Mau lagi?" tawar Siska membuat Quenza membulatkan mata sembari mengangguk.

"Tapi, nanti malam soalnya kamu kan udah makan banyak takutnya babynya kenapa-kenapa." jelas Siska.

"Iya deh." ucap lesu Quenza lalu tersenyum.

"Mama tadi masak apa? Quenza boleh bantu ngga?" ucap Quenza dengan wajah memelas.

"Mama masak makanan kesukaan Devan." jawab Siska.

"Emangnya makanan kesukaan Devan apa?" balas Quenza menaikkan alis sebelah.

"Ayam kecap sama capcay."

"Dia sangat suka ayam kecap dari kecil sampai sampai berebut sama papanya,"  ucap Siska tersenyum mengingat masa kecil anak semata wayangnya itu.

"Wahh,.sama dong bedanya Quenza suka capcay sama bebek goreng." antusias Quenza.

"Emang jodoh." balas Siska mampu membuat Quenza memerah.
"Yaudah mama ke dapur dulu." sambungnya pergi ke dapur.

"Quenza ikut." sahut Quenza menyusul mama mertuanya.

Quenza baru pertama kali masuk kedalam dapur rumah devan. Ia melihat interior design yang elegan dan mewah dengan nuansa putih dan dengan sedikit campuran warna abu-abu. Jujur ia sangat kagum dengan interior yang dipilih oleh mertuanya yang menurutnya sangat pas untuk dipandang.

QUENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang