QUENZA|9

3.6K 263 14
                                    

Happy reading
.
.
.
.

"Ck,.ck,.ck,..Kasihan deh lo siapa juga yang mulai duluan." ucap Quenza tersenyum kemenangan.

"Diem lo!"
"Semua ini gara-gara lo!"

"Kok gue! Kan lo sendiri yang jahilin gue." jawab Quenza memutar bola matanya.
"Udahlah mending gue sarapan, bye." sambungnya pergi meninggalkan Devan yang tengah kesal.

Siska yang melihat akan kedatangan menantu dan disusul oleh Devan dibelakangnya, ia tersenyum bahagia melihat kedua anaknya akur.

"Pagi za." sapa Siska tersenyum melihat kearah keduanya.

"Pagi ma." balas Quenza tersenyum.

"Pagi." sahut Devan langsung mendudukkan tubuhnya di kursi makan.

"Nggak sopan." gumam Quenza pelan sambil duduk di kursi samping Devan.

Suara langkah seseorang menghampiri ketiganya dimeja makan,membuat ketiganya menoleh."Pagi." ucap kevin dingin.

"Pagi." 3in.

"Kamu hari ini ke sekolah?" tanya Kevin Menaikkan alisnya melihat devan yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

Mendengar pertanyaan dari papanya, Devan menghentikan makannya melihat kearah Kevin."Iya." jawab Devan singkat setelah meminum susu yang sudah disiapkan ibunya.

"Kenapa?kan kamu cuti 2 hari setelah pernikahanmu kemarin." sahut Siska melihat putranya.

Quenza hanya menyimak pertanyaan yang dilontarkan mertuanya.

"Nggak bisa, aku hari ini ada latihan basket, mama tau kan aku kaptennya." jelas Devan melihat mamanya.

"Hm...Terserah kamu." ucap Siska melanjutkan makannya.

Devan berdiri dari kursinya."Devan pergi dulu." ucapnya melangkah pergi namun lengannya dicekal seseorang.

Quenza berdiri."Tunggu!! Kamu nggak pamitan sama aku dan baby?"

Devan yang mendengarnya berwajah datar padahal dihatinya ia tersenyum bahagia mendengar perkataan istrinya."Aku berangkat." jawab Devan datar.

Quenza berdecak kesal akan jawaban suaminya itu."Dasar cowok nggak romantis." gumamnya bisa didengar oleh devan. Devan yang mendengar gumaman sang istri, ia tersenyum tipis.

"Baby papa berangkat dulu, jagain mama jangan nakal!okeey." ujar Devan yang tiba-tiba memegang perut rata quenza,membuat Quenza tersentak kaget.

"Ocee papa...Papay." jawab Quenza menirukan suara anak kecil sambil melambaikan tangan.

"Menggemaskan." gumam Devan meninggalkan Quenza yang sedang malu akan apa yang barusan iya katakan.

"Za,..kamu gapapa, itu pipi kamu kok merah?"
"Kamu sakit?" tanya Siska sambil memegang dahi Quenza mengecek apakah Quenza sakit atau tidak.

"Quenza ga-gapapa." ucap Quenza menghela nafas panjang guna menghilangkan rasa gugupnya."Yaudah Quenza mau ketaman dulu." sambungnya sebelum pergi meninggalkan mama mertuanya.

"Emang kamu tau, dimana letaknya?." tanya Siska menghentikan langkah Quenza.
"Enggak." balas Quenza tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bi"
"Bi Inah!" Teriak Siska mencari keberadaan asisten rumah tangganya.

Bi Inah yang mendengar teriakkan Siska yang memanggil namanya langsung pergi dengan buru-buru."Iya nyonya."

"Bi anterin Quenza ke taman belakang rumah." perintah Siska tersenyum sambil memegang pipi Quenza.

"Baik nyonya!"
"Mari nyonya muda." ucap bi Inah mempersilahkan quenza untuk duluan.
"Yuk bi." balasnya tersenyum sambil jalan mendahului.

QUENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang