QUENZA|28

1.1K 55 5
                                    

Happy reading
.
.
.
.

---✧---✧---

Keramaian cafe dan musik band yang berada di pojok membawakan lagu-lagu romantis. Banyak pasangan yang berdansa layaknya sangat serasi. Namun tidak dengan salah satu pasangan yang duduk dipojok kiri yang saling terdiam tidak dari mereka membuka pembicaraan.

"Makanan lo, nggak lo makan." ujar Aldi mulai membuka pembicaraan. Manik lelaki itu melihat makanan yang Sisil pesan masih utuh dan tertata rapi.

Sisil melirik sekilas kearah Aldi. Meletakkan ponselnya diatas meja."Gue nggak pengen. Gue mau pulang." balasnya.

Aldi melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan yang menunjukkan pukul 8 malam. "Tapi ini masih jam segini loh, kita di sini juga baru 20 menit an." katanya.

Sisil memegang tangan Aldi. "Gue mau pulang. Gue nggak terbiasa keluar malam ... gue takut ayah marah." lirihnya.

"Kenapa harus takut ?  ini kan rencana nyokap gue sama bokap lo." balas Aldi mendapat gelengan kepala dari Sisil.

"Gue mau pulang,.." lirih Sisil dengan mata memerah dan berair. Tangan Aldi sontak terulur menghapus air mata Sisil, membuat hatinya sakit saat melihat tetesan air mata Sisil.

Aldi menghela nafas pelan. "Okey, kita pulang. Yuk." katanya. Melangkah pergi meninggalkan keramaian cafe.

Diperjalanan manik mata Aldi sesekali melirik sekilas kearah Sisil yang terdiam melihat ke jendela. Namun sangat disayangkan kencan romantis yang sejak dulu Aldi impikan gagal total yang pasti akan di balas oleh sang mama yang mestinya tahu saat mengetahui dirinya menggagalkan rencananya.

Tak lama mobil SUV tersebut berhenti di depan kediaman rumah Sisil. Keduanya keluar mendapati Roy yang tengah terduduk di kursi depan sendirian. Manik mata yang tajam dengan dahi yang tampak mengerut membuat keduanya gugup.

"Cepet banget?" ujar Roy dingin. Melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya.

"Maaf om, saya ada urusan." balas Aldi dengan lembut.

Roy menyipitkan mata namun pandangannya tidak sengaja melihat anaknya yang menunduk. "Urusan?" katanya.

"Udahlah yah, ayah kepo banget kayak detektif." sahut Rista keluar dari dalam rumah.

"Ayah kan pengen tau." balas Roy masuk ke dalam rumah.

"Yaudah tan Aldi permisi dulu." ucap Aldi sembari menyalami tangan Rista.

"Kok tante sih, bunda dong." pekik Rista tersenyum.

Aldi tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya. "Iya bun." ujarnya.

"Gue pamit." sambungnya tersenyum kearah Sisil. Berjalan kearah mobil dan melajukan mobil SUV itu menjauh dari pekarangan rumah Sisil.

---✧---✧---

Malam yang semakin larut membuat seorang lelaki yang melawan rasa kantuknya demi menemani istrinya yang asik membaca novel. Padahal sang istri selalu menolaknya dengan alasan karena besok dirinya harus ke sekolah. Bisa-bisa telat nanti jika terus-terusan menemani Quenza begadang.

QUENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang