Happy reading
.
.
.
.
.
.10 menit kemudian...
Quenza keluar dari kamar mandi melewati acuh devan yang tengah bermain game online. Ia turun menuruni anak tangga menghampiri kedua mertuanya yang seperti juga baru turun.
"Malem ma,..pa,." ucap Quenza sambil menarik salah satu kursi.
"Malam za," 2in.
"Devan mana za?" tanya Siska ibu mertuanya sambil menyajikan makanan.
"Di kamar masih main game." jawab Quenza sembari memasukkan sendok berisi nasi ke mulutnya.
"Oh, nanti biar mama yang nganter makanan Devan." balas Siska sambil meminum air putih.
Quenza menggeleng." Nggak usah ma, nanti biar sekalian Quenza bawa makanan Devan." ucap Quenza sembari meminum susu ibu hamilnya.
"Yaudah." Siska mengelus tangan Quenza sambil tersenyum.
Quenza menyudahi makan malamnya lalu berdiri sembari membawa makanan untuk Devan."Ma,..pa,.. kalo gitu Quenza ke kamar dulu, good night." ucap Quenza sebelum pergi ke kamarnya.
"Good night za." 2in.
Sesampainya di kamar Quenza celingak-celinguk mencari Devan yang tadinya duduk di sofa putih diujung kamarnya.
"Devan!!" Teriak Quenza memanggil suaminya.
"Dev,..Devan!" Terus-menerus memanggil nama Devan.Hingga ada yang memeluknya dari belakang membuat sang empu tersentak kaget menyiramkan air yang dibawa ke arah orang yang memeluknya.
Byur...
"Hah...Anjir!" umpat Devan sambil gelagapan karena Quenza yang menyiramnya secara tiba-tiba.
"Eh Devan...Sorry gue nggak sengaja habisnya lo ngagetin gue." ucap Quenza sembari menahan tawa melihat ekspresi wajah kesal Devan.
"Sini gue bersihin muka lo." sambung Quenza pergi ke samping kasur mengambil tissue kering."Nggak usah gue bisa sendiri," balas Devan kesal sambil mengambil beberapa lembar tissue kering yang Quenza bawa.
Quenza menggigit pipi dalamnya melihat devan yang tengah kesal,yang menurutnya sangat menggemaskan.
"𝒀𝒂 𝒂𝒎𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒖𝒂𝒎𝒊 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒐𝒌 𝒊𝒎𝒖𝒕 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕, 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏 𝒈𝒊𝒈𝒊𝒕." batin Quenza menatap gemas melihat Devan.
"Oh ya, ini makan malem lo." ucap Quenza sambil mengambil piring yang tadi ia letakkan di nakas samping kasur.
"Gue nggak laper," balas Devan ketus.
"Aigo, lucu banget sih...Utututu." ucap Quenza tersenyum sambil memainkan pipi Devan.
"Buruan makan." sambung dingin Quenza membuat Devan bergidik ngeri lalu segera memakan makanannya."Za,"
"Habis ini gue mau pergi." ucap Devan membuat Quenza menoleh kearahnya."Lo mau kemana? Malem-malem begini." balas Quenza sedikit khawatir.
Devan tersenyum sambil memegang pipi Quenza. Jujur ia saat bahagia melihat Quenza mengkhawatirkannya.
"Gue mau nongkrong bareng temen." ujar Devan berdiri melangkah ke almari.
"Gue nggak lama kok." ucap Devan tersenyum sambil memakai jaket Hitam favoritnya.Quenza mengangguk, sebenarnya ia tidak rela kalau Devan pergi keluar. Rasanya ia ingin bermanja-manja dengan Devan.
"Gue pergi dulu, buruan tidur jangan nunggu gue!" tegas Devan sambil mengecup kening Quenza.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUENZA
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW DULU, TERIMAKASIH] Quenza Putri Alexandra, siswi berambut panjang tergerai, berhidung mancung. Memiliki hobi membaca novel dengan genre yang berbeda-beda, terlebih cerita sedih. Namun, ia tak menyangka jika alur h...