QUENZA|14

1.9K 148 2
                                    

Happy reading





Di sebuah kamar dengan nuansa merah muda, Quenza memeluk Guma boneka teddy coklat kesayangannya dengan wajah tertekuk. Hingga suara ketukan pintu membuatnya langsung menggulung tubuhnya kedalam selimut.

tok,..tok,..

"Za, Mama tau kamu hanya pura-pura. Bangun sekarang dan cerita!" ucap Melisa sembari menyingkirkan boneka yang tengah Quenza peluk.

"Quenza bangun sekarang."

"Iya-iya," jawab Quenza malas.

Melisa menghela napas. "Ada masalah sama suami kamu?" tanyanya menatap Quenza serius.

"Enggak," elak Quenza membuang muka ke arah lain.

"Tatap mama!" ujar Melisa sembari menarik lengan Quenza agar perempuan itu menatapnya balik.

"Kamu ada masalah kan sama Devan!?"

Quenza mengangguk. "Iya."

"Kenapa hem," sambung Melisa.

"Gara-gara Quenza nggak di izinin naik motor." dumel Quenza.

Melisa membulatkan mata kala mendengar pernyataan anak semata wayangnya itu.

"APA!! Kamu gila ya za! Kamu itu lagi hamil, gimana kalo kamu kenapa-kenapa siapa juga yang susah.Ujung-ujungnya  kamu sendiri yang susah," omel Melisa refleks membuat Quenza menutup telinganya.

"Astaga naga anak siapa sih ini,."Melisa menepuk dahinya.

Quenza memutar bola malas.

"Anak mama lah ya kali anak mang Joni (tukang bakso depan rumah quenza)." ucap Quenza membuat Melisa nyengir.
 
"Dengerin mama, kamu harus minta maaf ke Devan bukan malah ngambek ngga jelas."

"Tapi ma, yang salah Devan karena nggak turutin kemauan Quenza." sahut Quenza keras kepala.

"Nggak ada tapi tapian pokoknya kamu nanti harus minta maaf...Lagian mama juga setuju sama Devan nggak ngebolehin kamu naik motor!" ucap Melisa melipat kedua tangannya.

"Tapi ma," rengekan Quenza.

"Atau mama aduin ke Papa mau," balas Melisa menaikkan alis sebelah.

"Curang!, Ok fine...Quenza akan minta maaf ke Devan." ucap Quenza sambil menggulung tubuhnya dengan selimut.

"Bagus itu baru anak Mama bukan anak mang Joni," ledek Melisa langsung  keluar dari kamar anaknya.

Quenza memutar bola malas kemudian terlelap dalam tidurnya.

💮💮💮💮💮

Panti asuhan tempat dimana yang dulunya paling Devan kunjungi setiap 2 Minggu sekali, tetapi karena tanggungjawabnya yang bertambah jadi ia tidak sempat meluangkan waktu untuk berkunjung.

Hingga akhirnya untuk sekian lama ia kembali mengunjungi panti asuhan tersebut. Devan keluar dari mobil sembari menatap sekeliling panti asuhan tersebut yang sama seperti dulu sampai ada anak kecil laki-laki yang menghampirinya lalu memeluknya.

"Kak Devan!" ucap anak lelaki kecil berusia 5 tahun yang bernama Raka yang Devan kenal pertama kali saat mengunjungi panti asuhan.

"Eh,. Raka gimana kabar kamu?" balas Devan sembari membalas pelukan Raka.

"Baik kak. Kakak sendiri gimana kabarnya?" ujar Raka menatap keatas.

QUENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang