Happy reading
.
.
.
.
."Lepasin tangan gue!" Ujar Sisil memberontak.
Aldi menarik tangan Sisil menuju taman belakang sekolah yang sangat sepi. Sesampainya di sana ia langsung duduk menengadahkan kepala.
"Duduk." Ujar Aldi dingin.
Sisil tetap diam berdiri, namun ditarik oleh Aldi yang mau nggak mau ia duduk disamping Aldi yang sebenarnya ia sangat males.
"Gue nggak mau lo deket-deket sama ketos caper itu." Ucap Aldi datar.
Sisil mengerutkan kening mendengar lontaran cowok disampingnya itu. "Maksud lo...Vio?" Tanya Sisil menoleh.
Aldi menoleh kesamping. "Hm."
Sisil menatap bingung cowok yang ada didepannya, pasalnya ia dan Vio sahabatan dari kecil semua murid sekolah harapan bangsa tau kali, tapi kenapa ia malah memintanya agar menjauhinya? Apa haknya coba? Pacar bukan tunangan bukan suami yang pasti bukan.
"Nggak!"
"Gue sama Vio udah sahabatan dari kecil... Apa hak lo larang gue?" Sinis Sisil.
Aldi mengepal erat hingga hingga membuat perban tangannya berwarna merah kental akibat pukulannya tadi pagi. Merutuki dirinya bagaimana bisa ia suka sama cewek yang nggak peka kayak Sisil.
"Tangan lo!" Ucap Sisil terkejut sembari menutup mulutnya tidak percaya.
Aldi menepis tangan Sisil yang memegang tangan yang berdarah.
Sisil berdecak kesal. "Gue mau tanya sama lo?"
Aldi menoleh sekilas lalu kembali menatap ke depan.
"Lo suka sama gue?" Tanya Sisil menyipitkan mata.
Aldi tersentak menoleh melihat Sisil dalam. Bagaimana cewek ini tau gue lagi suka sama dia? Apakah dia bisa baca pikiran gue?
"Woy... Gue tanya sama lo!" Teriak Sisil tepat di gendang telinga Aldi.
"Nggak."
Ucapan Aldi sontak membuat Sisil terdiam. Ia sangat malu bagaimana bisa ia menanyakan perasaan seseorang.
"Oh... Sorry," ucap Sisil gugup.
Aldi melihat sorot mata Sisil yang seperti kecewa akan jawaban yang dia dapatkan. Kemudian ia tersenyum miring sembari membisikkan sesuatu.
"Lo, suka sama gue."
Bisikan Aldi membuat jantung Sisil berdegup dengan kencang. Sisil memegangi dada dengan pikiran apakah dia memiliki penyakit jantung? Aldi di sampingnya bisa mendengar detakan jantung Sisil yang kencang kemudian ia mengeluarkan smirk.
"Nggak! Siapa juga yang suka sama lo! Cowok berandalan, bikin rusuh, nakal, suka bolos." Sengit Sisil menatap tajam Aldi.
Aldi terdiam melihat Sisil mendengar lontaran yang pedas dan menyakitkan. Kenapa gue bisa suka sama cewek kek dia!?. Bahkan dia diam saja saat dihina oleh Sisil emang ya cinta membuatmu buta.
"Dan... Lo suka balapan, lo itu berandalan!"
"Gue nggak mau punya pacar modelan kek lo!"
"Cukup!"
Teriakkan seseorang membuat keduanya menoleh mendapati Devan yang menatap tajam Sisil.
"Lo!"
Devan melayangkan bogem tapi ditahan oleh Aldi yang menatapnya dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUENZA
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW DULU, TERIMAKASIH] Quenza Putri Alexandra, siswi berambut panjang tergerai, berhidung mancung. Memiliki hobi membaca novel dengan genre yang berbeda-beda, terlebih cerita sedih. Namun, ia tak menyangka jika alur h...