QUENZA|7

4.3K 286 21
                                    

Happy reading

"Ada apa ini." tanya Kevin menaikkan alisnya.

"Begini tuan, Devan telah menghamili perempuan yang tak lain adalah anak dari tuan Adnan." jelas kepala sekolah.

"Devan...Kamu." Kevin menggertak gigi.

"Pah...Aku nggak salah."

"Aku nggak sengaja, waktu itu aku dijebak." jawab Devan.

"Pokoknya papa nggak mau tau kamu harus tanggung jawab, nikahi dia kasihan calon anak kamu." ujar Kevin

"Tapi pah.."

"Nggak ada tapi-tapian..Bayi itu nggak salah dia harus bisa lihat dunia." sambung Kevin meyakinkan anaknya bahwa apa yang sudah diperbuat salah dan ia harus tanggung jawab.

"Ntah bagaimana reaksi mama kamu nanti, kalo tahu kelakuan anak kesayangannya ini." Devan menoleh mendengar perkataan sang papa.

"Mama udah tahu!!" sahut perempuan mengejutkan semua orang yang ada di sana.

"Mama.."

wanita itu mendekat dan menampar Devan begitu keras.

Plakk......

Semua orang tersentak kaget.

"Devan mama kecewa sama kamu." ucap Siska gemetar akibat kelamaan menangis.

"Ma.." Devan memegang tangan Siska tetapi ditepis.

"Devan mama beneran kecewa sama kamu."

"Iya ma Devan tahu...Maafin Devan." Ucapnya sambil menunduk.

"Devan beneran nggak sengaja."

"Mama minta nikahi dia." ujar Siska melihat kearah Quenza. Bisa ia simpulkan bahwa gadis itu sangat hancur.

"Okeey devan akan nikahi dia." ucap devan.
"Jadi mama jangan sedih lagi...Kan apa yang mama inginkan sudah Devan penuhi." sambungnya sambil menghapus air mata ibunya. 

Siska mengangguk.

"Tuan Adnan, tolong maafkan perbuatan anak saya."

"Iya...Saya sudah memaafkannya walaupun saya sedikit terkejut dan kecewa atas perbuatan putra anda dan putri saya sendiri." Adnan melirik Quenza sekilas.

Quenza menunduk merasa bersalah kepada kedua orangtuanya. Ia telah membuat orangtuanya kecewa atas perbuatannya. Yah walaupun itu bukan kesalahannya.

Siska yang mengerti akan apa yang dipikirkan oleh Quenza. Ia menghampiri dan mengusap lembut rambut Quenza dan membuyarkan lamunan Quenza.

"Sayang...Siapa namamu?" Ucapnya lembut.

"Quenza...Tante."

"Maafin anak tante ya." ucap Siska mengeluarkan air mata.

"Nggak ini bukan salah anak tante, tapi ini salah Quenza sendiri yang nggak bisa menjaga diri." jawab Quenza meneteskan air mata.

QUENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang