QUENZA|3

4.4K 316 22
                                    


Jangan lupa follow sebelum baca. Don't forget to vote and comment

Happy reading......

.
.
.
.
.

Waktu menunjukkan pukul 23.00 dimana balapan antar kedua ketua geng's akan dimulai.

Dengan ketua geng yang saling menatap tajam dan mengeluarkan senyum smirk dibalik helm besarnya.

"1.....2....3....GO..!!"

Bendera kecil dilempar ke udara udara. Bersamaan dengan melajunya dua motor sport warna hitam dan merah dengan kecepatan tinggi.

Suara riuh penonton membuat betapa tegangnya pertandingan tersebut. Berteriak memanggil sang ketua Alaster, yaitu Devan Leonard.

"ALASTER !!!"

"ALASTER PASTI MENANG!!!"

"DEVAN!!!!" teriak penonton riuh.

"DEVAN PEMENANGNYA!!!!!" sambung penonton.

"DEVAN!!! ALASTER!!!! DEVAN !!!! ALASTER!!!! JUARA!!!!"

Hingga motor sport itu melewati garis finish.

"ALASTER!!!!" seru penonton.

"DEVAN!!!! DEVAN!!!!"

"ALASTER!!!! JUARA!!!! DEVAN!!!"

Hingga ketiga orang menghampiri Devan dengan raut wajah bangga.

"Hebat lo dev." Daniel bangga mengangkat kedua jempolnya. Dan cowok itu hanya memasang wajah datarnya.

Fian menjawab ketus. "Biasa aja kali kayak nggak pernah liat Devan balapan." Devan memutar bola malas.

"Apaa! iri." jawab Daniel nggak terima.

"Nggak, biasa aja." sahut Fian ketus."Lagian ngapain gue iri sama lo" sambung Fian.

"Nggak guna banget."

"Lo berdua bisa nggak sih kalo ketemu damai sekali aja, lama-lama gue bunuh lo." Aldi menatap tajam.

"Apaan sih lo, orang Fian duluan yang mulai." ucap Daniel kesal

"Kok gue sih...Orang lo duluan." jawab Fian nggak terima.

"Dah lah gue capek sama lo berdua." ucap Aldi memutar bola matanya.

"Apa lo!" Fian menatap tajam Daniel.

"Dih, Ngegas."

"Diam! lo berdua bisa diam nggak,gue sobek mulut lo baru rasa." sahut Devan dengan nada dingin mencekam.

(Diam)

Dari kejauhan tampak seseorang yang tersenyum miring melihat keempat nya yang tengah berbahagia.

"Wihh... selamat mantan bosku." ucap Rian tersenyum smirk.

Rian adalah orang yang menaruh obat di minuman Devan, yang membuat Devan harus menghancurkan hidup seseorang dan sekaligus mantan sahabat Devan.

"Lo!, ngapain ke sini." Daniel menatap tajam Rian.

"Pergi lo!" sahut Fian mengusir Rian.

"Gue mau ngucapin selamat." jawab Rian duduk dan merangkul pundak Devan.

Devan menepis kasar tangan Rian.

"Lepasin tangan kotor lo!" Rian tersenyum smirk.

"Kenapa Kita kan sahabat, ya nggak."

Devan memutar bola matanya mendengar perkataan yang di lontarkan oleh Rian.

"Lepas." jawab devan dingin.

Rian tersenyum smirk.

"Gara-gara lo, dia ninggalin gue." ucap Devan menahan amarahnya.

"Dan gara-gara lo juga, gue bikin anak orang nggak suci lagi." ucap Devan mengepalkan tangannya.

"Bagus dong, emang itu rencana gue." Rian tersenyum smirk.

"Bangsat lo!"

bugh...

Tanpa aba-aba Devan menghajar habis habisan Rian membuat semua orang terkejut melihatnya.

"Yan...Lo nggak papa." tanya teman Rian khawatir. Rian hanya mengangguk.

"Gue nggak papa." ucap Rian mengelap darah diujung bibir.

Devan menahan amarahnya, rasanya ia ingin membunuh orang dihadapannya itu.

"Dev...Tenang dev." ucap Daniel menenangkan Devan.

"Tenang dev." sahut Fian. Devan menghela nafas panjang.

"Lo tau...Gara-gara lo dulu dia ninggalin gue" ujar Devan menahan emosi.

"Emang itu rencana gue, karena gue nggak mau dia jadi pacar lo!" balas Rian berteriak sambil tersenyum miring.

"Bangsat Lo!" umpat Devan hampir saja melayangkan bogem tapi ditahan oleh Aldi.

Devan menatap tajam Aldi lalu menghela nafas.

"Lo tau dia dulu temen baik gue tapi saat dia ketemu sama lo, dia jadi berubah selalu mencari lo bukan gue!" ucap Rian mengeluarkan unek-uneknya.

"Tapi kan bukan Devan yang mau, lo sendiri waktu itu ngenalin dia ke kita." sahut Daniel membuat Rian menoleh kearahnya.

"Salahnya dimana coba?!" ujar Daniel tersenyum miring.

"Kalo emang dia suka sama Devan nggak masalah kali orang lo bukan pacarnya." sindir Fian memutar mata malas.

"Satu lagi yang pasti dia kan pacarnya Devan jadi ngapain lo marah, nggak jelas!" ucap Daniel sedikit menyindir Rian.

"Atau jangan-jangan lo suka ya sama dia?" duga Daniel sembari melihat Rian yang merubah ekspresi wajahnya.

"Anjing lo!!" Umpat rian tidak suka akan perkataan Fian lalu membogem pipi Fian.

"Bangsat!urusan lo sama gue bukan sama sahabat gue." pekik devan sembari melayangkan bogem pada pipi Rian.

"Gue benci banget sama lo dev...Lo harus mati ditangan gue!" ucap Rian pergi meninggalkan mereka.

"Woyy,..lo mau kemana anjir!" ucap Aldi mencekal tangan Rian.

"Urusan kita belum selesai!" sambung Aldi dingin sembari menatap tajam.

"Apa lo!" Balas Rian menatap tajam balik Aldi.

Daniel menatap dingin ke Rian."Sekarang lo ceritain tentang rencana busuk lo."

Rian tersenyum smirk. "Dengan senang hati."


to be continued

Semoga suka sama ceritanya.
Pay pay

QUENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang