Happy reading
.
.
.
.Disebuah taman yang rindang dan semilir angin yang menenangkan pikiran. Terdapat seseorang yang memberi makan ikan koi sembari melamun dengan air mata yang menetes dari tadi.
"Manja," Ujar Quenza sembari melihat kearah kolam.
"Za...Lo lemah banget sih...Cuma dibilang manja aja udah nangis." Ucapnya sembari melihat bayangannya sendiri di kolam.
"Bahkan ikan aja tau kalo lo sedih." Sahut seseorang bernada datar.
Quenza menoleh sembari menghapus air matanya. Kemudian melangkah pergi dengan tergesa-gesa, namun lengannya dicekal oleh Devan.
"Lepas," Ujar Quenza dingin.
"Gue bilang lepas!" Pekik Quenza kemudian ditarik kedalam pelukan Devan.
"Maaf." Balas Devan memeluk Quenza erat.
"Maafin gue...Gue tadi lagi kesel sama anak-anak makanya gue lampiaskan emosi gue sama lo."
Quenza melepas paksa pelukan Devan sembari menatap mata Devan dengan mata yang berair.
"Lo pikir gue bahan pelampiasan." Ucap Quenza terkekeh kecil.
"Gue manusia punya hati!...Bukan barang yang mudah lo sakiti tapi nggak ngerasain apa-apa!" Pekik Quenza berurai air mata sembari memukul dada.
"Lo pikir hati gue nggak sakit mendengar perkataan pedas lo itu."
Devan mengepalkan tangan dengan menundukkan kepala.
"Cukup...Maafin gue." Ucap Devan menarik Quenza ke dalam pelukannya.
💮💮💮💮💮
"Jes." panggil Sisil menatap depan.
"Hm." Deheman Jesica yang sedang menyetir.
"Gua khawatir sama Quenza." Ucap Sisil dengan gelisah.
"Kenapa?" Tanya Jesica kebingungan.
"Bego!...Tadi kan dia bertengkar dengan kak Devan!" Ucap Sisil ngegas sembari memutar lagu favoritnya.
"Oh, gue juga khawatir tapi mau bagaimana lagi itu urusan rumah tangga mereka...Kita nggak bisa ikut campur." Balas Jesica.
"Gue ngerti tapi gue kasihan sama Quenza," Ujar Sisil sembari menutup mata.
"Gue percaya kok Quenza kuat."
"Eh, lo tau nggak...Kalo ada yang suka sama lo." Ucap Jesica mampu membuat Sisil membuka mata lalu menoleh.
"Hah!"
"Gue?" Ujar Sisil sembari menunjuk dirinya sendiri."Iyalah!, yakali nyokap lo." Ketus Jesica sembari memutar bola malas.
"Gue, serius jes." Sisil menggertak gigi.
"Siapa?." Tanya Sisil penasaran secara dia kan anaknya sedikit tomboy, makanya ia bingung kok ada yang suka sama dia.
"Aldi." Ucap Jesica sontak membuat Sisil menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUENZA
Teen Fiction[SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW DULU, TERIMAKASIH] Quenza Putri Alexandra, siswi berambut panjang tergerai, berhidung mancung. Memiliki hobi membaca novel dengan genre yang berbeda-beda, terlebih cerita sedih. Namun, ia tak menyangka jika alur h...