Seperti janji Liora. Kini Laskar sudah menunggu orang itu. Sudah lewat 15 menit dari waktu janjian, namun Liora Supermarket itu tak kunjung menunjukkan tanda - tanda kehidupan. Membuat Laskar sedikit kesal menunggu. Seperti sudah adanya hukum alam, saat hendak mengeluh, Liora datang.
"Laskar temennya Ojan?" tanya Liora yang terlihat basah kuyup.
"Maaf, tadi daerah atas hujan deres. Giliran sampai sini terang banget kayak masa depan. Eh hai duduk aja," suruh Liora saat Laskar berdiri karena kedatangannya. Liora meletakkan jaket di pangkuan. Ia mendongakkan kepalanya.
"Nggak pesen?"
"Nunggu lo dateng."
"Yaudah gue pesenin dulu. Mau pesen yang mana? Biar sekalian."
"Samain aja," balas Laskar.
Setelah memesan, Liora duduk kembali di hadapan Laskar. Liora berasa menyesal tadi tidak mandi dulu sebelum ketemu Laskar. Bau ketek nggak ya dia? Jadi gerogi dikit deketan sama orang ganteng.
"Oh ya, aduh gimana ya. Gue nggak bisa basa - basi nih. Tapi, beneran yakin mau kerja di supermarket mama gue?"
"Iya," balas Laskar tegas.
"Lo masih sekolah kan?"
Laskar mengangguk.
"Oh gitu. Ini gue bawa print - print an persyaratan buat daftar. Besok langsung aja kasih ke gue kalo lo udah penuhi syarat - syaratnya. Kita ketemu di sini lagi. Kebetulan kalo pulang sekolah gue juga lewat sini, nanti gue sampein ke mama. Mama juga lagi cari lowongan kerja minimal lulusan SMP."
Pesanan mereka datang.
"Di makan dulu aja."
"Iya."
Liora agak bingung mau mengobrol apalagi. Laskar ini kayaknya tipikal yang pendiam jika belum kenal dekat dengan orang. Beda dengan Liora yang langsung ramai. Tapi, kalau lawan bicaranya kayak Laskar, Liora juga ragu mau ngobrol lebih banyak.
"Rumahnya di mana?"
"Deket kecamatan."
"Ouh,"
"Santai aja kalo sama gue, Laskar," ucap Liora. Diam - diam ia chat Ojan agar suasana tidak sepi - sepi amat.
Ojan Similikiti
Cuk
Dateng gih.
Laskar kaku banget
gue takut salah ngomong.Males
Heh! Kan ini temen lo anjir
Bentar otw
Izin dulu sama cewek lo
Ntar cemburu lagi sama gueNggak akan
"Malem - malem gini rame banget ya." Liora melihat sekeliling. Berharap Laskar menjawab lebih panjang, tapi jawabannya hanya 'hm'.
'Ham Hem Ham Hem Nisa Sabyan lo?'
Tak butuh waktu lama Ojan datang membawa perempuan dan terlihat pukul - pukulan sambil berjalan ke arah Liora dan Laskar. Hal itu sungguh membuat Laskar mendelik dan melotot pada Ojan. Ojan hanya mengedikkan bahu.
"Wih cieeee punya pacar baruuu!" seru Lestari yang sudah duduk di sisi kanan. Dia menarik turunkan alis ke arah Laskar yang masih menatap Ojan tajam.
Ojan menyenggol Liora yang bengong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Laskar ✓
Teen Fiction[END] Ini tentang Lentera, Laskar, dan Lestari. Tentang kebahagiaan yang diinginkan dan kebahagiaan yang dirindukan. Pun tentang lentera yang diidam-idamkan. Siapakah sosok lentera sesungguhnya? *** "Laskar gue iri sama lo." "Kenapa iri? Apa yang pa...