Siang ini Liora bebas dari Ryan. Lelaki itu digrebek polisi akibat mabuk-mabukan dan membuat kerusuhan semalam. Berulang kali Liora menghela napas lega. Dirinya sudah tidak akan diganggu lagi oleh Ryan, sepertinya.
Hal itu membuat Liora menelepon Laskar. Entah ada apa jempolnya langsung menekan nomor lelaki yang kini sedang memakai kaos kaki setelah sholat Dzuhur di sekolah.
"Wih telepon tuh," tunjuk Ojan pada ponsel Laskar yang tergeletak di meja.
Laskar melirik.
Liora Supermarket
Namanya belum berubah. Lebih tepatnya Laskar malas merubah nama kontak gadis itu.
Diangkatnya telepon Liora bersamaan kehadiran Lestari yang membawa kotak bekal lagi. Di sebelah Lestari pun juga ada Anita.
"Ih apaan sih bego! Gue duluan!" seru Lestari membuat Anita melirik sinis.
"Plagiat gue lo segala bawain bekal buat Laskar! Naksir lo?!" balas Anita tak mau kalah.
"Apaan sih, orang gue bestie dia. Suka-suka gue lah!"
"Woi kelas orang!" seru Bumi sang ketua kelas.
"Lo berdua berisik banget, gue gantung di gawang sepak bola belakang juga nih," lanjut Bumi yang merasa terganggu.
Lestari dan Anita sudah menyabotase kursi Bumi dan Aziel yang ada di depan meja Laskar dan Ojan.
"Sstt," suruh Laskar saat lelaki itu mengangkat telepon dari Liora.
"Mampus lu berdua. Pacar Laskar nelpon."
"Dia nggak pernah bilang kalau punya pacar! Dia kan naksir Bu Beti!" seru Lestari sampai Liora bisa mendengar.
"Sembarangan lo! Mana ada Laskar naksir Bu Beti. Laskar naksir gue!" sela Anita.
"Kenapa, Ra?"
"Nanti malem bisa ketemu nggak?"
"Umm, kurang tau, Ra. Kayaknya gue bakalan pulang jam sebelasan," balas Laskar.
"Nanti gue dateng ke sana."
"Sendirian?"
"Nggak lah, nanti gue ada yang anterin."
"Oke, gue nurut aja sama lo, Ra."
"Sampai ketemu nanti malem ya, Kar. Daahh."
Tut Tut..
"Ketikung lo, mampus," bisik Lestari pada Anita.
"Apaan sih!"
"Buset kenyang lo, Kar sampai besok," kata Ojan saat melihat kotak bekal Anita yang bertingkat begitu pula dengan Lestari. Berasa mau liwetan. Kotak bekal sudah menyamai rantang. Dikira perut Laskar gentong biru apa?
"Kar, aku bawain ini buat kamu."
Anita menyingkirkan bekal milik Lestari dan menggelar belaknya sampai meja Laskar dan Ojan penuh.
"Buset, habis hajatan mak lo?" tanya Ojan saat Anita mengeluarkan banyak sekali makanan. Kotak bekal Anita empat tingkat. Tingkat paling bawah diisi nasi putih dan nasi kuning. Tingkat kedua ada ayam goreng dan telur rebus serta perkedel kentang. Tingkat ketiga ada orek tempe, mi bihun dan sambal goreng, dan yang terakhir ada rendang sama serundeng.
Kotak bekal Lestari yang hanya dua tingkat sampai harus tersingkir. Lestari hanya membawa nasi dan fast food seperti nugget dan sosis, itu pun yang menggoreng Mbak Irma.
"Nggak sempet sih kayaknya makan sebanyak itu. Mendingan makan punya gue," kata Lestari memaksa.
"Nggak sehat sih makanan cepat saji. Mending makanan gue aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Laskar ✓
Fiksi Remaja[END] Ini tentang Lentera, Laskar, dan Lestari. Tentang kebahagiaan yang diinginkan dan kebahagiaan yang dirindukan. Pun tentang lentera yang diidam-idamkan. Siapakah sosok lentera sesungguhnya? *** "Laskar gue iri sama lo." "Kenapa iri? Apa yang pa...