Lentera Laskar bakalan update malem2 terus sampai end nanti. Biar vibes galawnya lebih dapet🤣
***
"Lo emang nggak pernah capek ya sama tuduhan-tuduhan gue. Lo mau gue tuduh lagi?!"
"Gue pengen lo pergi, gue pengen lo mati sama Mama lo sekalian. Dengan itu gue bisa bahagia."
"Gue nggak segan-segan iris leher lo pakai ini, Tari. Dan gue nggak segan-segan bunuh lo sekarang juga."
Bola mata Dinar membulat. Video itu. Di mana Dinar dan Lestari ada di ruang kesenian lama. Bagaimana bisa? Siapa yang merekam dirinya? Ada orang saat itu?
Seketika semua pandangan tertuju pada Dinar. Sorak-sorakan Dinar terima dan kerusuhan membuat Dinar menyumpah serapahi Lestari dalam hati.
"PEMBOHONG LO BANGSAT!"
"MUNAFIK!"
"SOK POLOS LICIK!"
"Anjir dia ngelakuin itu?"
"Jadi selama ini Lestari nggak salah?"
"Eh gimana sih anjir kok gue ngeblank?"
"Anak-anak tenang!" peringat guru namun mereka malah semakin ramai. Hampir tiga tahun mereka semua dibodohi, dibohongi dan diperdaya Dinar untuk membenci Lestari. Gadis dengan segala kepolosannya, katanya. Sudah menipu mereka semua. Mereka yang sangat percaya pada Dinar. Hingga mereka melakukan kesalahan-kesalahan setiap harinya pada Lestari.
Mereka malu.
"Bangsat lo anjing! Kita jadi kelihatan kayak penjahat gini?! Dasar cewek gila!"
"Heh! Tega ya lo goblok banget!"
Dinar menunduk meremas ujung dasinya. Semuanya terasa mendadak. Kepalanya pusing. Suara-suara penghinaan ia dapatkan.
"Huuuuu!"
"Buat dia keluar dari sekolah kita!"
"Anjing ya lo!"
Laskar dan yang lain juga masih terdiam dengan video yang baru saja diputar.
Anita diam dan menunduk. Bahunya bergetar. Air matanya mengalir dengan perlahan. Ia mempertaruhkan persahabatannya dengan Dinar, demi sebuah kebenaran.
Flashback...
Anita hendak membuat video untuk Laskar. Sebuah video pernyataan perasaannya selama ini pada Laskar. Gadis itu mencari tempat yang pas. Yang sepi dan tidak ada keramaian agar dia pede untuk mengungkapkan semua isi hatinya.
Berujung ia masuk ke dalam ruang kesenian lama.
Dinyalakannya lampu dan Anita membenarkan penampilan. Ia menaruh ponselnya di sebuah meja dan dia senderkan pada sebuah toples kaca entah punya siapa.
"Ehkm- astaga Anita!" Anita menepuk dahinya saat ia lupa memakai liptint. Masa mau buat video confess enggak cantik.
Dengan langkah cepat, Anita berlari menuju kelas. Ia meninggalkan ponselnya yang sudah berjalan detiknya pada kamera video. Anita lupa mematikan.
Gadis itu mencari totebag miliknya saat di kelas. Entah mengapa tidak ketemu. Lalu ia otomatis tepuk jidat saat mengingat totebagnya tertinggal di mas-mas fotocopy, karena ia tadi baru saja fotocopy. Mana jauh lagi.
"Bego banget sih, Nit Nit. Belum tua udah pikun aja." Gadis itu menoleh pada Dinar.
"Dinar! Mau ikut nggak?"
"Ke mana?"
"Fotocopy ambil totebag. Totebag gue ketinggalan," jawab Anita dan dapat penolakan dengan gelengan kepala dari Dinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Laskar ✓
Fiksi Remaja[END] Ini tentang Lentera, Laskar, dan Lestari. Tentang kebahagiaan yang diinginkan dan kebahagiaan yang dirindukan. Pun tentang lentera yang diidam-idamkan. Siapakah sosok lentera sesungguhnya? *** "Laskar gue iri sama lo." "Kenapa iri? Apa yang pa...