Lestari melihat beberapa dekor yang sudah dipersiapkan di rumahnya. Walau hanya teman dekat dan teman sekelasnya saja yang datang, Lestari sudah sangat senang. Ia juga mengundang Dinata dan Anita jika mereka mau datang. Termasuk Papa yang akan datang nanti malam. Mama sudah berbicara padanya.
Kini gadis itu sedang menatap beberapa foto di galerinya. Foto bersama Laskar. Ada sedikit perasaan bahagia saat Lestari melihat foto-foto tersebut. Laskar adalah kebahagiaan bagi Lestari. Dan Lestari baru menyadarinya akhir-akhir ini.
Ia juga membuka laman chat Laskar yang terakhir dilihat dua hari yang lalu. Lelaki itu tumben sekali tidak mengiriminya pesan. Apakah ia akan membuat kejutan? Entahlah.
Lestari tidak banyak membantu untuk mempersiapkan ulang tahunnya. Ayu dan Mbak Irma yang menyiapkan semua. Dengan nuansa merah muda pastel serta beberapa balon dengan dekorasi elegan saja. Tidak terlalu ramai karena Lestari tidak suka itu. Lestari akan membuat hari ini hari yang paling berkesan.
Lestari harap pesta ulang tahunnya akan menjadi hadiah terindah setelah bangunnya Mama dari koma.
*****
Dengan balutan gaun putih selutut serta sentuhan merah muda sedikit membuat Lestari begitu cantik malam ini. Beberapa temannya sudah datang. Yaitu Liora, Ojan dan Dewi yang datang duluan. Ada juga beberapa teman kelasnya, karena Lestari memutuskan untuk mengundang mereka juga agar lebih ramai.
Liora memberikan kadonya untuk Lestari padahal Lestari sudah melarang siapapun untuk membawa bingkisan dan sebagainya.
"Kan gue udah bilang, Ra. Nggak usah bawa ih."
"Terima aja," paksa Liora yang malam ini juga terlihat cantik.
"Cantik banget," puji Dewi sambil memeluk Lestari.
"Dewi juga."
"Anjay gue keren nggak?" tanya Ojan.
Lestari menaruh jari telunjuknya di dagu. Menatap penampilan Ojan dari atas sampai bawah, "Lumayan lah."
"Oh ya btw. Hbd," ucap Ojan singkat.
"Gitu doang? Yaudah makasih, Ojan. Sayang Ojan banyak-banyak deh pokoknya." Lestari memberikan love dengan jari telunjuk dan ibu jari yang ia tempelkan kemudian tertawa.
Kini giliran Bumi dan Aziel yang datang. Mereka boncengan naik motor Bumi. Aziel memang suka membebani lelaki Bagja itu sampai Bumi marah-marah. Ya bagaimana lagi, motor Aziel dipakai sang Ibunda untuk pergi ke rumah budhenya.
"Jiakh ulang tahun doi," ucap Aziel.
"Susu strawberry aman?" tanya Aziel.
"Aman, noh ada ambil aja," tunjuk Lestari di meja yang sudah ada susu strawberry pesanan Aziel. Dasar lelaki itu membuat gemas saja. Ngeri diabetes asli.
"Happy Sweet Seventeen, semoga lebih baik ke depannya dan Wish u all the best, Tari," ucap Bumi lebih ikhlas dibanding Aziel dan Ojan. Bumi memang lebih dewasa karena ia anak pertama dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Dia juga ketua kelas, jadi sudah terbukti kedewasaan Bumi walau kadang meleset sedikit lah.
"Iya makasih, Bumi. Itu makanannya dimakan lah. Udah disiapin loh. Gue mau ke temen-temen yang lain," ucap Lestari. Lestari menghampiri teman-teman sekelasnya yang datang dan menyalami mereka satu-satu sembari melempar pandangan untuk mencari keberadaan Laskar yang tidak tertangkap netranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Laskar ✓
Teen Fiction[END] Ini tentang Lentera, Laskar, dan Lestari. Tentang kebahagiaan yang diinginkan dan kebahagiaan yang dirindukan. Pun tentang lentera yang diidam-idamkan. Siapakah sosok lentera sesungguhnya? *** "Laskar gue iri sama lo." "Kenapa iri? Apa yang pa...