32 ÷ Semburat Merah Jambu

104 33 3
                                    

Haii, update lagi😁

Udh lama sejak Lentera Laskar aku publish tanggal 1 Januari, dan aku harap bisa selesai di akhir Desember nanti...

Terima kasih buat temen2 yang udah baca Lentera Laskar dan cerita aku yang lain, semoga tidak mengecewakan kalian ya...

Selamat Membaca...

***

"Astagfirullahaladzim!" pekik seorang bapak-bapak saat melihat tubuh manusia tergeletak di pinggir jalan. Ia langsung mendekat dan menghampirinya.

"Ada apa pak?" tanya yang satunya sambil menyoroti raga mereka menggunakan senter. Sepertinya mereka baru selesai pergi pengajian majelis di masjid paling ujung.

"Ini, kayaknya habis kena begal," kata bapak yang pertama menolong Laskar.

"Dia masih hidup."

Benar, naik turunnya dada Laskar menandakan bahwa Laskar masih hidup. Jiwanya tidak pergi.

"Ayo bawa ke rumah sakit sekarang!" serunya dan mereka meminta tolong pada bapak-bapak yang lainnya juga.

**

Berkali-kali Bapak menghubungi nomor anaknya. Namun tak kunjung mendapat jawaban membuat bapak merasa khawatir. Ia juga menelpon semua nomor teman-teman Laskar, bahkan Lestari pun Bapak hubungi. Kini gadis itu ada di rumah Bapak sambil menunggu Laskar. Pasalnya hingga pukul setengah satu dini hari Laskar belum juga pulang.

Nomornya berdering, tapi tidak ada yang mengangkat.

"Kamu ke mana to le?" tanya Bapak sambil menangis. Lestari memegang bahu Bapak guna menenangkan Bapak agar tidak terlalu panik.

"Duduk dulu aja Pak. Tari ambilin minum ya."

"Ndak usah, Bapak cuma pengen Laskar pulang sekarang. Perasaan Bapak nggak enak."

Ponsel Bapak berdering menunjukkan nama Laskar.

"Kamu tu ke mana aja to le! Bapak itu khawatir!" omel Bapak saat mengangkat panggilan dari putranya. Namun saat mendengar lebih jelas, itu bukan suara Laskar. Melainkan suara seorang Bapak-Bapak.

"Maaf, Pak. Kami mau beri tau kalau anak Bapak masuk rumah sakit. Rumah sakit KRMT Wongsonegoro."

Bapak memekik kaget membuat Lestari ikut kaget juga.

"Ada apa Pak?"

"Laskar masuk rumah sakit. Ayo ke sana, tapi gimana? Bapak nggak ada kendaraan," kata Bapak dirundung gelisah. Wajah keriputnya terlihat sangat khawatir.

"Tari pesenin taksi online ya, Pak."

Lestari memesan taksi online segera. Namun tidak dapat-dapat. Mungkin karena sudah malam. Hingga lima belas menit berlalu.

"Udah dapat?"

"Sebentar, Pak."

Dan pada percobaan terakhir, Lestari mendapatkannya.

Mereka menunggu kurang lebih lima belas menit untuk taksi online sampai di rumah Bapak. Mereka segera masuk ke mobil setelah mengunci pintu rumah.

Lentera Laskar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang