Lima warga Konoha sedang rembukan di kantin sambil menunggu waktu sholat Ashar sebelum pulang. Mereka tengah membahas Laskar yang masih mendiamkan Lestari. Tak hanya Lestari yang ia diamkan tapi Ojan, Bumi sampai Dewi pun Laskar diamkan. Sulit memang kalau Laskar lagi marah. Kayak cewek perawan yang ngambeknya lama.
"Lo sih. Makannya jangan prank prenk prank prenk mulu. Yutuber lo?" komen Bumi jadi ikutan julid kayak Ojan.
"Selebgram mbak?" sahut lelaki tinggi sambil membawa lima kotak susu strawberry uht gambar singa iya ultramama. Aziel, namanya.
Jadi, Laskar, Ojan, Bumi, dan Aziel ini sering bersama di dalam kelas. Namun, yang nempel sekali dengan Laskar ya Ojan. Untung Laskar tidak suka dengan Ojan, kalau iya bisa repot dunia persilatan.
Sementara itu Bumi dan Aziel juga sudah kenal dengan Lestari dari kelas 10.
"Mau satu." Lestari maling satu susu ultramama milik Aziel membuat lelaki itu merengut.
"Babi!" seru Aziel.
"Celeng!" lanjut Bumi.
"Hush! Lambene!" tegur ibu - ibu kantin. Membuat Lestari tertawa menggelegar.
"Dewi punya solusi nggak?" tanya Lestari pada gadis yang kalemnya kayak putri kerajaan. Semenjak hari di mana Lestari bertemu dengan Dewi di ruang kesenian, mereka menjadi teman. Lebih tepatnya Lestari yang memaksa Dewi untuk berteman. Malam - malam Lestari langsung japri Dewi. Untung saja Dewi mau. Ya, semoga Dewi nggak sawan temenan sama Lestari.
"Hari ini aku lagi bingung. Mungkin tanya yang lain aja, Tari." Dewi melirik Aziel.
"Gue tanya Jiel berasa tanya setan. Sesat doang yang ada di dia."
"Bun, gini - gini gue selebgram mohon maaf."
"Iya sayang," balas Lestari sambil mengelus - elus rambut Aziel.
Lestari kembali merengut.
"Laskar kalo ngambek bikin repot lebih dari Dinata anjir!" kesal Lestari sambil melempar kulit kuaci ke arah Bumi.
"Heh! Salah gue apa?"
"Gudangnya salah kan di elo!" balas Lestari ngegas.
"Dih."
Bumi dan Aziel juga sudah tau kalau Lestari suka sama Dinata. Siapa lagi kalau bukan Ojan yang ember ke dua dombret itu. Tapi tak masalah, hal itu sudah menjadi rahasia publik. Ya bagaimana lagi, Lestari saja dari kelas 10 selalu blak - blak an tentang perasaannya pada Dinata.
Pandangan Lestari tertuju pada Laskar yang sedang berjalan sambil membawakan tumpukan buku. Lelaki itu membantu Bu Beti ke ruang guru dengan membawakan buku tugas siswa. Hal itu membuat Lestari langsung baper.
"Dih, ternyata lagi mepet doinya," ucap Lestari pelan, tanpa sengaja Ojan mendengar.
"Siapa doinya?"
"Noh, Bu Beti."
Ojan memusatkan pandangan pada Laskar yang berjalan berdua di sebelah Bu Beti.
"Ya kali."
"Dibilangin. Laskar suka sama Bu Beti."
"Bercanda lo?!" tanya Bumi kaget.
"Siapa yang naksir Bu Beti?" kini giliran Aziel yang bertanya. Lestari meletakkan jari telunjuk di bibirnya, menyuruh dua itik Jawa itu berbicara dengan pelan. Bagaimana jika siswa lain dengar? Kasihan Laskar jadi trending topik sekolah.
"Ck! Bilangin, Jan. Gue mau ke toilet."
Lestari berdiri dan berjalan menuju toilet. Gadis itu tidak buang air. Ia hanya duduk di atas wc duduk yang tertutup dan diam saja, untung saja toilet sekolah selalu bersih. Lestari sering begitu. Kalau tidak memikirkan mama ya memikirkan suatu hal lain. Untuk kali ini ia memikirkan Laskar. Jujur saja Laskar jarang mendiamkannya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Laskar ✓
Teen Fiction[END] Ini tentang Lentera, Laskar, dan Lestari. Tentang kebahagiaan yang diinginkan dan kebahagiaan yang dirindukan. Pun tentang lentera yang diidam-idamkan. Siapakah sosok lentera sesungguhnya? *** "Laskar gue iri sama lo." "Kenapa iri? Apa yang pa...