37 ÷ Selamat

116 27 3
                                    


"Lo kenapa? Siapa yang buat lo kayak gini?!" tanya Anita panik saat mendapati sahabatnya luka-luka dan menangis.

"Siapa yang buat kamu kayak gini?" tanya Dinata yang langsung peduli.

Dinar menatap ke arah belakang, kemudian ia menunjuk Lestari. Lestari membulatkan bola mata. Ia sudah menduga, pasti Dinar akan menuduhnya. Lagi. Untuk yang kesekian kali.

Semua pandangan tertuju pada Lestari.

Dinata menghampiri Lestari dan kembali melayangkan tamparan hebat pada gadis itu. Lestari memegangi pipinya. Matanya kembali memanas dan air matanya kembali jatuh.

"Heh! Ngapain lo?!" Bumi mendorong tubuh Dinata saat mengetahui bahwa lelaki itu menampar seorang perempuan.

Semua berkumpul pada keramaian itu. Tak terkecuali Laskar yang menghampiri Lestari.

"Ada apa?" tanya Laskar.

Lestari hanya diam sambil menatap semuanya.

"Lestari, dia lakuin ini ke aku. Dia lukai aku," tuduh Dinar membuat semuanya langsung menyoraki Lestari dan melempari gadis itu dengan barang apapun yang mereka raih.

Laskar segera mendekap tubuh Lestari agar tak terluka.

"STOP STOP!" teriak Bumi.

"Beneran?" tanya Bumi ke Lestari.

"BENERAN LO LUKAI DINAR?!" bentak Bumi membuat Laskar menatap tajam Bumi.

"Nggak usah pakai otot! Dia perempuan!" sentak Laskar mencoba melindungi Lestari. Karena ia satu-satunya orang yang percaya pada Lestari saat ini.

"Lo pikir Dinar juga bukan perempuan? Buka mata lo, Kar! Lestari udah nyakitin Dinar. Lo bela orang yang salah," kata Bumi yang mulai tersulut situasi.

"Lestari nggak pernah bohong, dan gue nggak pernah berpihak pada orang yang salah!" gertak Laskar dengan rahang yang mengeras.

"Laskar! Kenapa kamu malah bela dia sih?! Kamu nggak lihat Dinar sekarang?" tanya Anita.

"Kita bawa ke UKS ya?" tawar anak PMR untuk mengobati Dinar. Dinar mengangguk.

"Cewek yang lo bela itu salah. Ngerti?!" Kini tak hanya Bumi dan Dinata, tapi Ojan pun juga maju merundung Lestari dan Laskar. Sungguh, hanya Laskar yang ada di pihak Lestari. Bahkan Arimbi hanya diam bersama Dewi di dekat mading.

Lestari kira Ojan dan Bumi sudah mempercayainya. Ternyata tidak. Sangat jauh dari apa yang ia harapkan. Lestari sadar, teman yang paling setia di sisinya saat ini adalah Laskar. Dan benar-benar hanya Laskar.

"Gue kira lo nggak salah." Ojan menatap kecewa.

Anita mendekat dan mengambil sebuah cutter yang menyembul dari dalam saku rok Lestari.

"Tuh kan? Emang dia yang lakuin ini ke Dinar! Ini buktinya!"

Lestari menggeleng, "Bukan, gue nggak-"

"Nggak usah ngelak lo pembully!"

"Huuuuu!"

Semua menyoraki Lestari.

Seorang guru BK masuk ke dalam keramaian saat ada salah satu murid melaporkan hal itu.

"Lestari ikut saya ke BK."

"Hanya Lestari," tegasnya saat Laskar hendak menemani Lestari pergi.

"Bentar, Bu," ucap Lestari.

Lestari menarik napas dalam, "Gue mau jujur sekali lagi sama kalian. Terserah kalian mau percaya atau nggak. Gue nggak ngelakuin ini."

"Halah apaan!"

Lentera Laskar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang