Laskar meninggalkan Lestari. Tapi Lestari tidak akan diam begitu saja."Enggak!" Lestari membalikkan badan dan berlari kecil membuntuti Laskar. Ia mengecek saku seragam. Masih ada dua puluh ribu dan kebetulan ponselnya ada di saku roknya.
Bukan Lestari kalau tidak keras kepala. Dia mengikuti Laskar yang kembali ke sekolah untuk mengambil Pitung- si bekjul merah. Lumayan melelahkan dan bikin Lestari emosi dikit. Nggak ding, banyak. Saat sudah sampai ia langsung meminta Abang ojol untuk mengikuti motor Laskar.
"Nggak lewat aplikasi nggak papa ya bang? Soalnya ini penting banget!"
"Santai neng," balas Abang ojol.
Motor Laskar tampak berhenti membuat Lestari heboh karena abangnya main jalan aja tanpa aba - aba.
"Bentar dulu bang. Berhenti motornya."
Laskar mendapat WA dari Liora Supermarket. Gadis itu mengirim lokasi kepada Laskar. Segera Laskar melajukan Ayu dengan cepat.
"Go Sappy-eh Abang maksudnya."
"Ganteng gini dibilang sappy. Sappy bapakmu." Si Abang misuh - misuh. Abangnya memang terlihat masih muda, padahal sudah jadi duda anak tiga.
"Ya maaf bang. Bang itu belok. Yahhh gimana sih bang. Pasti Abang nembak kan buat SIMnya?"
"Iya neng sabar. Abang bukan Valentino Rossi yang balap sana balap sini."
"Iyaaa dehhh."
Motor Laskar tampak masuk ke gang SMP Lestari dulu. Lestari menyuruh Abang ojol tetap mengikuti Laskar namun dengan jarak sedikit jauh agar Laskar tidak curiga.
Lelaki itu sampai di sebuah rumah kontrakan yang ada di paling ujung. Kanan kiri rumah kontrakan itu adalah rumah kosong. Laskar juga mendengar suara teriakan Liora dan barang berjatuhan.
"GILA LO BRO! MAU APA LO MAJU SINI!"
Tanpa basa - basi Laskar langsung mendobrak pintu kontrakan dan melihat dua lelaki sudah terkapar tak berdaya dengan Liora yang naik ke atas meja.
"Laskar!" Liora turun dari atas meja dan menghampiri Laskar.
"Bawa gue pergi dari sini," suruh Liora.
"Mereka siapa?"
"Nanti gue jelasin. Please anterin gue pulang atau ke mana aja deh."
"Ayo."
Laskar berjalan terlebih dahulu dari Liora, meninggalkan dua lelaki yang sedang merintih sambil memegangi burung mereka masing - masing.
"Kabur, Yan!" seru salah satunya membuat Ryan kesal.
"Udah biarin aja. Jadi itu cowok baru dia." Ryan menarik satu sudut bibirnya dan tertawa meledek.
Sementara itu Lestari sudah turun menghampiri Laskar dan Liora. Kehadiran Lestari membuat Laskar terkejut bukan main.
"MANA COWOK YANG GODAIN LIORA! SINI MAJU LAWAN GUE!" Lestari hendak masuk namun sabuknya ditarik Laskar.
"Ngapain ke sini?!"
"Sebagai manusia yang memiliki jiwa sosialisasi dan jiwa pendekar. Gue mau bantu Liora."
"Kan udah gue bilang, Lestari. Ya Allah." Laskar menggaruk kepalanya dan mendengus kesal.
"Ke sini naik apa?" tanya Laskar.
"Please pergi dulu aja yuk. Gue males banget di sini. Yuk ah." Liora menghampiri motor Laskar. Di sini lah Laskar menjadi bingung. Kalau Laskar boncengin Liora. Terus anak itik satu itu pulang sama siapa coba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Laskar ✓
Teen Fiction[END] Ini tentang Lentera, Laskar, dan Lestari. Tentang kebahagiaan yang diinginkan dan kebahagiaan yang dirindukan. Pun tentang lentera yang diidam-idamkan. Siapakah sosok lentera sesungguhnya? *** "Laskar gue iri sama lo." "Kenapa iri? Apa yang pa...