HAPPY READING!
.
.
.
.
.Bintang-bintang di langit gulita bertaburan begitu indah. Rupanya, para pengisi langit malam sudah siap menemani Arthur untuk balapan melawan ketua Devil Tribe, Ardito Daffi.
Arthur ber-tos ria dengan teman-temannya sembari tersenyum menyeringai.
"Udah siap, liat kekalahan, Dito?" tanya Arthur kepada Biru, Bigel, Tara dan Chenno.
"Sikatlah!" cetus Bigel.
"Miskin dia, Thur. Pengen Motor kayak lo aja, nunggu lo kalah dulu," ujar Biru tajam tanpa mengalihkan pandangannya dari segerombolan anak Devil Tribe.
Arthur terkekeh pelan.
"Nyari lawan kok, gak sepadan," sahut Tara.
Riuk suara di jalan raya tempat balap liar itu semakin keras. Semakin malam, semakin ramai. Melihat suasana saat ini, semakin membuat Arthur semangat untuk mengalahkan Dito dan membuatnya malu di hadapan orang banyak.
Cowok berkaos hitam polos dibaluti dengan jaket hitam juga itu berpamitan kepada teman-temannya, kemudian melangkahkan kakinya menuju motornya yang sudah terpampang menawan di sana.
Arthur menaiki motornya, dan tak lupa memasangkan helm full face-nya ke kepala.
Ia melayangkan tatapan remeh kepada Dito, kemudian berucap, "Kalo gue yang menang, kasih gue 5 juta!"
Arthur dan Dito bersamaan menyalakan motornya.
Brumm! Brumm!
Seorang cewek yang membawa bendera hitam di tangannya itu berjalan ke tengah-tengah jalan tepat di depan Arthur dan Dito.
"Satu, dua, tiga ...!" Cewek itu melempar benderanya ke atas.
Arthur dan Dito menancapkan gas-nya secara bersamaan, lalu menerjang jalan raya yang sepi itu.
"Ayo, Arthur!" teriak Bigel semangat.
"Jangan norak," ketus Biru.
"Ih, apaan sih, Ru! Gak asik, lo!" balas Bigel kesal. Ia bergegas berdiri di samping Tara.
"Dih, ngambekan. Gak jelas lo, kayak cewek!" cecar Biru.
"Apaan sih, ribut-ribut gak jelas!" lerai Tara.
"Diem-diem napa, kayak Chenno tuh, anteng!" sambung Tara.
"Kalo Chenno sih, emang puasa ngomong," kata Bigel.
Chenno melirik Bigel sekilas. "Jangan kebanyakan ngomong kalo gak penting."
Ya, ini Chenno. Cowok paling irit bicara dari mereka semua. Tapi, sekalinya berbicara, ia mampu membuat mereka semua diam. Alias, omongannya pedas.
"Jangan galak-galak, Tuhan Yesus gak suka," goda Tara.
Chenno melipat kedua tangannya di bawah dada, kemudian menatap Tara. "Semoga Tuhan memberkatimu, Tara."
Mereka semua tertawa bersama. Walaupun Chenno dan Biru hanya terkekeh sangat pelan.
Suara tepuk tangan dari penonton mulai terdengar. Sorotan lampu motor dari arah kejauhan semakin mendekat.
Motor KLX berwarna hitam metalic itu melaju dengan gesit hingga di garis finis.
"Arthur!" seru seluruh anggota Aroxer.
Arthur turun dari motornya, lalu menghampiri Dito. "Mana, 5 juta gue?" tagih Arthur.
Dengan raut wajah yang kesal, Dito memberikan amplop coklat yang berisikan uang 5 juta itu ke tangan Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MISSION [END]
Teen Fiction"Lo mau jadi pacar gue yang ke 898 gak, Ay?" "Mau. Tapi lo harus siap, jadi mantan gue yang ke 899." Arthur Adam El-farez. Cowok jangkung berparas tampan itu kerap disapa Arthur. Ia adalah ketua geng motor sekaligus most wanted boy di Lentera High...