PM - 85 Vs 98

10.1K 817 58
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Anggota inti Aroxer berjalan beriringan menuju ke Warping. Sebab mereka malas untuk cepat pulang ke rumah.

"Nata," sapa Tara halus.

Gadis berkulit seputih susu itu tersenyum manis menanggapi sapaan dari Tara.

Nata menghampiri inti Aroxer ke meja yang berukuran sedang dengan tulisan 'Aroxer' yang ditulis menggunakan tipe-x.

"Mau pesen apa?" tanya Nata.

"Kayak biasa aja, deh. Es teh lima, mie goreng lima," jawab Bigel.

Nata mengangguk mengerti. "Ditunggu dulu, ya."

Arthur menghela napasnya berat, lalu memandangi teman-temannya satu persatu.

"Eh, gue mau cerita," kata Arthur sembari menegakkan tubuhnya.

"Apa?" tanya Tara.

Chenno dan Biru meletakkan ponselnya di meja, kemudian ikut mendengarkan cerita Arthur.

"Gue dikasih tantangan sama Ayya."

"Widih ... Ngeri juga tuh, cewek," sahut Bigel.

"Bukan ngeri lagi, sih, lebih tepatnya menarik banget ni cewek." Arthur berkata jujur. Ia mendekati Ayya sebab Ayya merupakan gadis langka menurutnya.

"Tantangannya apa?" tanya Biru.

"Adu mantan selama tiga hari," jawab Arthur.

"Pasti lo jabanin, kan?" Tara memastikan.

Arthur mengangguk penuh bangga. "Iya, lah. Jangan sampai gue kalah sama dia."

Chenno berdiri, lalu menepuk pundak Arthur sebanyak dua kali. "Good luck." Kemudian ia keluar dari Warping.

"Chenno kenapa, sih? Mukanya semingguan ini cemberut mulu," kata Bigel.

"Bentar." Arthur menghampiri Chenno ke depan.

Chenno memantik koreknya guna menyalakan sebatang rokok yang sudah bertengger di bibirnya.

Ia membuang kepulan asap-asap rokok itu dengan hikmat.

Tepat di belakangnya, ada Arthur yang tengah memperhatikannya. Arthur tahu satu pertahu temannya, walau mereka baru bertemu sejak masuk SMA. Chenno bukan perokok aktif, ia hanya merokok jika dirinya sedang pusing atau lelah sebab memikirkan sesuatu.

Arthur duduk di samping Chenno, lalu berkata, "Lagi mikirin apa?"

Chenno menoleh. "Nggak ada."

"Gak usah ngeles, gue kenal sama lo, Chen," ujar Arthur.

"Thur, gue suka sama cewek. Tapi, cewek itu gak mau nerima gue."

Arthur speechless dibuatnya. Chenno memang yang paling tertutup di sini. Sudah hampir tiga tahun mereka berteman, baru kali ini Chenno mengatakan bahwa ia menyukai seseorang.

"Alasan dia gak mau nerima lo apa?" tanya Arthur.

"Salah satunya ya pasti karena agama kita," jawab Chenno lesu.

"Udah lama, lo suka sama dia?" tanya Arthur lagi.

"Dari kelas sepuluh."

Arthur dibuat terkejut lagi.

"Lo kenapa gak pernah cerita, sih? Lo anggep kita semua apa? Lo tau, kan, kalo gue ini player? Seharusnya lo tanya ke gue, Chen, caranya deketin cewek itu kayak gimana," cerocos Arthur kesal.

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang