PM - Baikan Ala Ayya

4.2K 371 19
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Tinn! Tinn!

Suara klakson motor berbunyi nyaring di indra pendengaran Ayya.

Gadis cantik yang sudah siap dengan seragam abu-abunya itu melihat siapa yang memencet klakson motor berkali-kali dari bilik jendela ruang tamunya.

Matanya membola. "Ngapain, sih, ke sini?" gumamnya malas.

Sedangkan di luar gerbang rumah yang bernuansa putih tulang itu terdapat Arthur yang baru saja turun dari motor dan melepas helm full face-nya. Dengan badan yang tegap ia melangkah masuk ke rumah Ayya.

Tok! Tok! Tokk!!

"Assalamualaikum, Ayya!" ucap Arthur dengan nada sedikit keras.

Setelah mengucapkan salam sampai tiga kali, akhirnya pintu kayu berwarna cokelat itu terbuka. Menampilkan sosok wanita setengah paruh baya yang memakai dress hitam layaknya ibu-ibu sosialita.

Wanita cantik itu menelisik Arthur dari atas sampai bawah.

"Cari siapa, ya?" tanyanya.

Arthur menyalimi tangan wanita yang ia duga sebagai calon mertuanya. "Cari Ayya, Tan," jawabnya sopan.

"Oh, kamu siapanya Ayya?" tanya wanita itu lagi dengan wajah angkuhnya. Saat ini, wanita di depannya sangat mirip dengan Ayya. Ya, tebakannya pasti benar, jika wanita di depannya ini adalah ibu Ayya.

"Saya pacarnya Ayya, Tan. Salam kenal," jawab Arthur diakhiri dengan senyuman.

Wanita berambut cokelat semampai itu melipat kedua tangannya di bawah dada, lalu berdecih kecil melihat ke arah Arthur.

"Punya apa kamu? Kok, berani pacaran sama anak saya?"

"Apaan, sih, Ma!" sahut Ayya dari arah belakangnya. Gadis itu menarik lengan Arthur pergi hingga ke depan gerbang tanpa memperdulikan mamanya.

"Lo ngapain, sih, pake ke rumah gue segala?" tanya Ayya kesal.

"Gue pengen jemput lo," balas Arthur santai.

"Lain kali gak usah!" Ayya kembali masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil motor kesayangannya. Ia keluar dari rumah yang tidak bisa di sebut sebagai rumah baginya.

Tanpa memperdulikan kehadiran Arthur, ia menancapkan gasnya meninggalkan Arthur yang masih terdiam di depan gerbang rumahnya.

"Liat itu, Ayya. Pacaran sama kamu makin jadi gak bener dia!" cetus Mama Ayya yang langsung kembali masuk ke dalam rumahnya.

Arthur bergeming. Ia mencerna apa yang barusan terjadi. Padahal ia tidak melakukan kesalahan, namun ia juga ikut terkena imbasnya. Ya, sekarang ia tahu sedikit tentang Ayya.

***

"Ayya!" teriak Arthur di lorong kelas dua belas. Ia berlari mengejar langkah Ayya.

"Kenapa lagi?" tanya Ayya malas.

"Ayo kita baikan!" ujar Arthur dengan senyum manisnya.

Ayya terkekeh dengan nada sinisnya. "Ngajak baikan kayak ngajak beli cilok aja, lo," balasnya.

"Ya, terus lo maunya baikan yang kayak gimana?" tanya Arthur sembari menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Ayya. Kedua insan itu berjalan menuju kantin.

Gadis itu tidak menjawab, ia masih fokus dengan perjalanannya menuju kantin.

Sesampainya di kantin, Ayya langsung memesan mie ayam dengan es teh. Ia juga menelan makanannya itu tanpa menjawab sepatah katapun dari pertanyaan yang dilontarkan Arthur. Ia fokus melahap makanannya. Entah, apa yang dia mau.

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang