PM - Secuplik Masa Lalu

4.1K 389 26
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, tetapi Biru masih tak kunjung bangun dari tidurnya. Beberapa jam yang lalu cowok itu sempat bangun, ia menatap Alana dengan mengucap kata 'nda' dan kemudian kembali tertidur. Entah apa yang terjadi kepada dirinya. Mengapa bisa pula ia meminum alkohol di pagi hari? Yang menjadi keanehan di sini adalah, Biru selalu menatap Alana ketika dirinya dan bangun dari tidur dan menggumamkan kata 'nda' terus menerus seolah-olah ia sedang teringat dengan seseorang.

Inti Aroxer, Alana dan Ayya pun sedari tadi duduk di sofa depan. Mereka semua memikirkan apa yang telah terjadi dengan Biru. Walaupun Aroxer itu baru dibentuk ketika mereka awal masuk SMA, tapi pertemanan mereka sudah sangat dekat, bahkan mereka saling memahami satu sama lain.

"Biru kayaknya lagi kangen sama bundanya, deh? Iya, kan?" ujar Bigel.

Arthur menghela napasnya pelan. "Bisa jadi, sih. Dia, kan, manggil bundanya itu bunda. Dari tadi dia ngigauin 'nda, nda' terus," jawabnya.

"Bunda Biru emang ke mana?" tanya Alana polos.

"Meninggal," jawab Chenno.

Alana terkejut menutup mulutnya. Ia kasihan terhadap Biru.

Ya, sang bunda memang sudah meninggalkannya sedari ia kelas satu SMP. Semenjak kematian bundanya, Biru hanya tinggal bersama papanya saja.

"Kita balik ke sekolah dulu gimana? Udah waktunya pulang. Kita ambil tas sama motor, nanti ke sini lagi," ucap Ayya.

Semuanya mengangguk setuju. Mereka beranjak dari duduknya, lalu pergi dari markas. Sebelum itu, mereka melihat keadaan Biru terlebih dahulu. Mereka juga mengunci pintu markas yang sedikit sudah terkoyak itu.

***

Gadis cantik berseragam biru putih itu memakan es krimnya dengan lahap. Ia menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri secara pelan sebagai bentuk senangnya ia memakan es krim ini.

"Biasa aja, jangan alay," ujar seorang cowok yang senang melihat tingkah pacarnya.

"Enak tau, Kak, es krimnya. Kak Biru mau?" tawar gadis itu sambil menyodorkan es krimnya ke hadapan sang pacar.

Biru menggeleng pelan. "Makan aja."

Mereka berdua tengah duduk di danau sepi. Tempat favorit Biru. Tempat di mana ia menangis dan menenangkan diri semenjak kehilangan sang bunda, sekaligus tempat di mana ia menemukan gadisnya.

"Sekolah Kak Biru bagus, gak? Aku mau lanjut SMA di sana aja," tutur gadis berambut lurus itu.

"Bagus. Lo harus sekolah di sana, biar kita satu sekolahan," jawab Biru.

"Biar kita bisa berangkat sama pulang sekolah bareng, ya?" ujar gadis itu polos.

Biru tersenyum manis. Ia mengelus pelan pucuk kepala sang pacar. Ia gemas sekali dengan gadis ini, gadis pengganti bundanya.

"Kak, aku udah pulang. Sedangkan Kak Biru belum. Kakak baik-baik ya, di sana. Gak boleh sakit, gak boleh nakal." Gadis itu tersenyum, lalu melanjutkan ucapannya. "Kakak boleh, kok, punya pacar baru. Jangan nungguin aku, ya, karena aku gak bakal pernah bisa balik sama Kakak lagi."

Gadis berambut panjang dan lurus itu beranjak dari duduknya. Ia perlahan jalan meninggalkan Biru hingga jauh tak nampak lagi dari manik Biru.

Ya, gadis itu meninggalkannya.

Tes.

Kristal bening mulai turun ke permukaan pipi Biru. Dengan mata tertutupnya, ia menangis mengingat seseorang. Mimpi yang baru saja terjadi, adalah mimpi terindah menurutnya. Mimpi yang menyandarkannya bahwa gadisnya tidak bisa kembali lagi.

Rindu kepada gadisnya, adalah satu rasa yang tak pernah bisa terbalaskan.

***

Arthur dan yang lain berhasil masuk ke sekolah walaupun masih banyak guru dan siswa yang belum pulang.

Mereka berenam berjalan mengendap-endap menuju ke lorong kelas dua belas. Sesampainya di lorong, mereka pergi ke kelas masing-masing.

"Ay, lo ikut lagi ke markas?" tanya Alana yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Iya. Di rumah juga gak ngapa-ngapain gue," jawab Ayya.

"Kenapa, lo ada acara?" sambungnya.

Alana menggeleng. "Enggak, sih, cuman gue masih gak nyaman aja sama kejadian yang tadi. Gue kaget juga sama respon Chenno," jelasnya.

Ayya tersenyum tipis. "Posesif juga si Chenno," godanya.

Alana menahan senyumnya. "Baper gue, Ay." Alana tertawa kencang setelah mengucapkannya.

"Percaya deh, yang lagi kasmaran lagi," ujar Ayya.

"Udah ah, yuk keluar!" titah Alana.

Kedua gadis itu keluar dari kelas menghampiri inti Aroxer ke kelas mereka.

"Udah semua?" tanya Arthur kepada teman-temannya. Mereka mengangguk sebagai jawaban.

Tak perlu waktu lama lagi, akhirnya mereka melenggang pergi menuju parkiran dengan penuh waspada agar tidak terlihat oleh guru atau staff LHS.

Sesampainya di parkiran, mereka langsung mengambil motor masing-masing dan menarik gasnya keluar dari parkiran.

Damn!

Gerbangnya sudah ditutup.

"Anjrot! Kita lewat mana?" tanya Bigel.

Arthur mendesah lesu. Ia tidak tahu lagi jalan keluar selain melalui gerbang ini.

Seseorang dari arah belakang tertawa terbahak-bahak melihat kebingungan siswa-siswinya.

"Mau ke mana lagi kalian? Sini ikut, Bapak!" ujar Pak Aji dengan melotot tajam ke arah mereka.

"Alamat ngumpulin sampah, nih," desah Tara.

Mereka semua terpaksa turun dari motor dan mengikuti Pak Aji yang menuju ke arah lapangan outdoor.

Sesampainya di lapangan yang panasnya menyengat kulit sebab matahari itu, mereka berbaris rapi menghadap ke Pak Aji.

"Saya kasih 2 opsi. Diskors 3 hari, apa mungutin sampah sampai sore?"

"Diskors," ujar empat cowok itu beserta Ayya.

Sedangkan Alana menjawab, "Mungutin sampah sampai sore." Sontak semuanya menoleh ke Alana.

Pak Aji tertawa devil. "Karena Alana, murid baik di sini, maka semuanya harus mungutin sampah!"

"Hubungannya sama Alana murid baik apaan, Pak?" tanya Bigel.

"Ya, saya cuma nurutin perkataan murid baik, bukan murid kayak kamu!"

"Jahat banget, Bapak," ucap Bigel memelas.

"Udah sana, pungutin sampahnya! Saya tunggu sampai jam 3 sore, lapangan ini sudah harus bersih," titah Pak Aji.

"Kalo lapangannya udah bersih sebelum jam 3 gimana, Pak?" tanya Alana.

"Kalian lanjutin bersih-bersih toilet!"

What? Toilet? Terbayang baunya saja sudah membuat mereka mual, apalagi membersihkannya.

"FUCEKK!" teriak Bigel frustasi.

"Bigel, hukuman kamu saya tambahin. Bersihin taman belajar juga!"

.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE & SPAM KOMEN!

.
.
.
.
.
.

Mau up cpt? Spam komen!

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang