PM - Tempat Penenang

3.6K 360 7
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Suasana di bawah jembatan itu masih sangat ramai dengan anak-anak kecil yang bersemangat belajar dan bertukar cerita.

Biru, cowok itu juga dengan telaten mengajari anak-anak itu berbahasa Inggris. Sedangkan Bigel, ia mengajari anak-anak pelajaran bahasa Indonesia. Biru dan Bigel mengajari anak-anak secara bergantian. Jadi, setengah dari anak-anak itu belajar bahasa Inggris terlebih dahulu, dan sisanya belajar bahasa Indonesia dulu.

Sudah cukup lama mereka belajar, kini Bigel menginterupsi mereka agar beristirahat terlebih dahulu.

"Thur, tolong susunya bawa ke sini," pinta Bigel seraya menunjuk 1 dus susu coklat di samping Arthur.

Tak butuh waktu lama, satu dus susu cokelat susah berada di tengah-tengah mereka. Bigel membaginya secara merata.

"Minum dulu susunya, itu jajannya juga dimakan," titah Bigel sambil menaruh 2 kantong keresek di tengah-tengah tikar plastik yang mereka semua duduki.

Arthur terkekeh, lalu menoleh ke Ayya. "Liat deh, si Bigel. Sok iye banget dia," katanya.

"Rada ada ke bapak-bapak-annya, ya," jawab Ayya. Arthur mengangguk dengan tawanya.

"Nih." Arthur menyodorkan sekotak susu cokelat yang sudah terbuka dengan sedotannya ke Ayya.

Gadis itu menerimanya dengan senang. "Makasih." Ayya menyedotnya pelan-pelan. Nikmat. Susu favoritnya.

Di sisi lain, ada Tara dan Nata yang masih bergeming di dalam Warping. Dua insan itu kini duduk berhadapan di salah meja di sana.

Nata menatap Tara gugup. Ia meremas kedua tangannya di bawah meja.

"Tar, kita temenan aja, ya. Maaf, buat sekarang gue belum bisa nerima lo," ujar Nata pelan.

Jujur, Nata sebenarnya tidak berniat menjawab seperti itu. Namun, ada beberapa alasan mengapa ia harus menolak Tara sementara ini.

Jika ditanya Nata memiliki perasaan yang sama dengan Tara? Jawabannya adalah iya.

Tara tersenyum kikuk membalasnya. Ia menghela napasnya pelan, lalu menatap Nata.

"Nggak papa. Semoga di lain waktu lo bisa nerima gue, ya," jawab Tara diakhiri senyuman tipis.

Nata mengangguk pelan.

Tara berdiri, diikuti dengan Nata.

Cowok itu berpamitan kepada Nata dan langsung melenggang pergi dari Warping.

***

"Kak Tara!" pekik seluruh anak-anak kecil itu.

Tara tersenyum, lalu ikut duduk bersama anak-anak tanpa menyapa teman-temannya.

"Kenapa muka lo? Kusut banget," ujar Bigel yang langsung duduk di samping Tara.

"Nggak papa," jawab Tara pelan.

"Najis, nggak papa," cibir Bigel.

Tara tersenyum tipis. Seperti ... Senyum kekecewaan.

"Lo abis dari mana? Kok lama," tanya Arthur.

"Dari warping," jawabnya jujur.

"Ngapelin Nata?" sarkas Biru diakhiri dengan smirk-nya.

Tara mengangguk pelan. Kemudian ia mendongakkan kepalanya menatap ke arah teman-temannya.

"Gue ditolak."

"AHAHAHAHA." Bigel tertawa terbahak-bahak. Bahkan ia sampai guling-guling di tikar plastik itu. Ia memegangi perutnya yang sakit. Ya, ia tertawa sangat puas. Teman laknat memang.

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang