PM - Cerita Alexa

3.2K 338 33
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Ayya masuk ke dalam markas Dangerous Girl yang sepi. Tentu saja sepi, karena pastinya semua anggota DG sedang berada di sekolah.

Gadis itu merebahkan punggungnya di sofa yang cukup empuk di sana. Kemudian ia membuka ponselnya dan membaca pesan dari teman-temannya.

⚔️DANGEROUS GIRL⚔️
(90 pesan)

Ayya
Gue di markas
Bolos lah sekali-kali kalian
Boleh gak, bu? @Riana

Riana
Astaghfirullah, nak @Ayya

Nata
Yuk bolos @Aci @Alana

Aci
Elo mah gak sekolah anjrot @Nata

Nata
Hehe, maap kak

Ayya

Bct, cpt bolos!
Gue tunggu

Rezi
Otw ayang

Ayya mematikan ponselnya kembali. Ia meletakkan ponselnya di atas meja dan mulai memejamkan matanya.

***

"Thur, nanti balap nggak?" tanya Bigel.

"Lawan siapa?"

Dua siswa LHS yang bisa dibilang populer itu tengah berjalan di lorong kelas dua belas menuju kantin. Sedangkan Chenno dan Tara sudah di kantin sejak 10 menit yang lalu. Jika Biru, cowok itu hari ini membolos. Padahal sebentar lagi sudah memasuki waktu untuk ujian akhir, namun kelakuan Biru masih sama saja.

"Dito."

Arthur terkekeh pelan. "Lagi? Gak kapok juga beberapa kali kalah dari gue," jawabnya.

"Gabut kali tuh anak," kata Bigel.

"Ya udah, ntar malem," putus Arthur.

"Siap!"

Saat sampai di kantin, mereka langsung duduk di meja langganan mereka.

"Ke mana Tara?" tanya Bigel kepada Chenno.

"Pesen," singkat Chenno. Bigel ber'oh' ria.

"Kita dipesenin juga, nggak?" Kini Arthur yang bertanya.

Chenno mengangguk singkat sebagai jawaban, kemudian melanjutkan memainkan ponselnya.

Begitupun dengan Arthur, cowok itu mengeluarkan ponselnya dari saku seragam, sedangkan Bigel sedari tadi hanya menengok kiri kanannya guna melihat cewek-cewek cantik yang berlalu lalang.

Tak lama, akhirnya Tara datang dengan nampan yang di atasnya sudah terisi dengan 4 mangkuk bakso dan 4 gelas es teh.

"Gak di sini gak di Cafe Arthur, kayaknya gue jadi waiter mulu, deh," dumel Tara ketika meletakkan nampan itu di atas meja.

"Elah, baperan amat. Baru juga sekali disuruh mesenin," balas Bigel.

"Bapak lo jual kebon baru sekali!"

"Sorry, Papi Budi nggak punya kebon," jawab Bigel.

Tara duduk di samping Chenno sembari melirik tajam Bigel. "Dih, nggak punya. Miskin, lo?"

"Apa? Miskin? Lagi ngomongin diri sendiri, ya?" Bigel semakin mendramatisir.

"Bacot!" tukas Chenno dengan menatap Tara dan Bigel secara bergantian.

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang