PM - Keira

6.5K 585 29
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Malam ini, Tara dan Nata duduk berdua di trotoar pinggir jalan. Mereka berbincang-bincang ditemani dengan segelas es teh dan beberapa bungkus snacks kesukaan Nata. Tidak diduga bahwa Nata mau diajak jajan ringan seperti ini oleh Tara. Tadinya, Tara mengajak Nata untuk mengobrol di Cafe langganannya dengan Aroxer. Tapi Nata menolak, ia malah mengajak Tara untuk ngangkring di pinggir jalan. Tentu saja hal itu membuat hati Tara menghangat. Ternyata, gadis cantik seperti Nata tidak gengsi diajak makan di pinggir jalan.

"Lo pengen makan apa lagi?" tawar Tara.

"Sate mau, nggak?" sambungnya seraya menunjuk gerobak sate yang baru saja lewat.

Nata menggeleng tidak mau. "Nggak mau makan nasi. Makan jajan ini aja," jawabnya sembari menenteng jajanannya.

Tara mengangguk mengiyakan.

"Lo kenapa mau diajak jalan sama gue?" tanya Tara kepo.

Nata menatap Tara. "Kepengen aja. Gue udah lama juga nggak ngangkring kayak gini."

Tara mengangguk pelan. "Abis ini mau ke mana lagi?" tanyanya.

"Jalan-jalan, yuk? Bosen juga di sini terus," balas Nata.

"Boleh. Sekarang?" tanya Tara.

Nata tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. "Ayok!"

Tara dan Nata beranjak dari duduknya, kemudian berjalan ke parkiran motor.

Sesampainya di sana, mereka saling memakai helm-nya masing-masing. Lalu, Tara menaiki motornya dan disusul oleh Nata.

"Pegangan," titah Tara.

Nata mendekatkan kepalanya ke telinga kiri Tara dan berkata, "Peluk boleh nggak?"

***

"Gue mau ke toilet dulu ya, Al," pamit Ayya pada Alana.

Alana mengangguk tanpa menghadap ke Ayya, karena ia fokus mengerjakan tugasnya.

Ayya berjalan santai menuju ke toilet. Sebelum ia masuk ke dalam toilet, ia terlebih dahulu melihat Biru yang keluar dari ruang OSIS. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba saja ia berjalan menghampiri Biru.

"Biru!" panggilnya.

Sang pemilik nama pun menoleh ke sumber suara.

"Kenapa?" tanyanya singkat.

Ayya diam seketika. Ia bingung ingin menanyakan apa. Hingga akhirnya ia menanyakan hal yang menurutnya tidak penting. Ayya memang tidak pandai basa-basi.

"Lo keliatan Arthur, nggak?" tanya Ayya.

"Ada di kelas," jawabnya.

Ayya ber'oh' ria. Sungguh ia tidak tahu kenapa bertanya seperti itu kepada Biru.

"Tuh, Arthur." Biru menunjuk Arthur yang tengah jalan berdua dengan cewek.

Ayya melempar tatapan sinisnya. "Dih, baru juga sehari."

Ayya melipat kedua tangannya di  bawah dada sembari menatap intens mata Arthur yang mengacu kepadanya.

"Lo kok, jalan sama Biru, sih?" tanya Arthur dengan melemparkan tatapan tajamnya kepada Ayya dan Biru.

"Lo kok, jalan sama Dea, sih?" tanya Ayya balik.

Skakmat.

Diam tidak bisa berkutik Arthur.

"Ya, gue tadi gak sengaja ketemu dia di jalan," elaknya.

Dea menoleh ke Arthur. "Dih, bohong! Orang tadi kamu yang ngajakin aku jalan."

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang