HAPPY READING!
.
.
.
.
.Arthur dan anggota inti Aroxer lainnya memasuki gedung sekolah yang besar dan tinggi itu.
Mereka berlima berjalan bersamaan. Arthur berjalan seraya fokus dengan ponselnya, sedangkan Bigel, ia menata rambutnya sepanjang jalan. Jika Tara, Biru dan Chenno, sudah pasti jalan seperti biasa tanpa memperdulikan keadaan di sekitar.
Tak sedikit yang menatap mereka berlima dengan tatapan kagum. Aroxer sangat dikenal di sekolah, yang mengaguminya bukan satu dua cewek saja, tapi banyak. Dan yang paling penting, Aroxer ini dikenal sebagai geng cowok yang paling rusuh di sekolah. Apalagi di kelas dua belas IPS tiga, mereka adalah siswa-siswa yang paling dikenal oleh guru karena kenakalannya. Untung saja, meski mereka nakal, ada Chenno sebagai murid terpintar di kelas IPS dan ada Biru sebagai ketua OSIS Lentera High School ini, meski sebentar lagi ia akan lengser dari jabatannya.
Inti Aroxer masuk ke dalam kelas. Sang ketua kelas menyuruh mereka agar cepat-cepat untuk ganti seragam olahraga.
Arthur mengangguk mengerti.
Seluruh teman-temannya keluar kelas, tinggalah inti Aroxer yang berada di sana. Mereka memang langganan ganti baju di dalam kelas.
Lima menit kemudian ....
Setelah berganti baju, Arthur dan inti Aroxer lainnya berjalan menuju lapangan outdoor.
Arthur menyipitkan matanya kala menemukan objek yang ia kenali.
"Thur, Ayya tuh," kata Bigel sembari menunjuk Ayya dengan dagunya.
Arthur mengangguk. "Semenjak kapan, kelas kita olahraga bareng kelas dia?" tanyanya.
Bigel menghendikkan bahunya tanda bahwa ia tidak tahu.
"Ayo, kita pemanasan dulu. Dipimpin sama Arthur," ucap Pak Harto, selaku guru olahraga kelas IPS.
Bigel menggeplak punggung Arthur pelan. "Sana, ke depan."
Cowok berbadan tinggi, yang memakai kaos olahraga berwarna abu-abu dengan celana trining berwarna hitam itu terlihat sangat tampan ketika memulai pemanasan.
"Satu, dua, tiga, empat." Arthur mulai menghitung setiap gerakan.
Setelah beberapa menit pemanasan, kini waktunya untuk para cowok bermain sepak bola. Karena sesuai dengan materi kali ini, untuk siswa bermain sepak bola, untuk siswi duduk di tepi lapangan guna memperhatikan cara bermain sepak bola yang baik dan benar.
Sedangkan di sisi lain, ada Ayya yang juga sedang berolahraga sambil memperhatikan Arthur.
"Jangan kesemsem sama Arthur, Ay," celetuk Alana.
Ayya menoleh ke arah Alana. "Enggaklah."
Guru olahraga kelas Ayya menginterupsi seluruh muridnya.
"Kelas kita main sepak bola lawan kelas IPS 3. Segera ke sana." Guru olahraga itu menunjukkan lapangan sebelah kiri tempat anak IPS 3 berolahraga.
"Yang cewek, boleh ikut ke sana buat liat anak cowok main. Kebetulan, materi kita sama anak IPS 3 sama," jelas Pak guru tersebut.
Alana menoleh ke Ayya. "Ayo, Ay, ke sana."
Ayya mengangguk, lalu berjalan menuju lapangan anak IPS 3 berada.
Ayya dan Alana duduk di tepi-tepi lapangan sembari melihat anak IPS 3 bermain sepak bola melawan kelasnya.
Riuh suara mulai terdengar dari mulut para cewek yang melihat pertandingan sepak bola ini.
Sedari tadi Ayya memperhatikan Arthur yang memainkan bolanya dengan lihai. Cowok itu juga sesekali mengangkat bajunya guna mengelap keringat. Tetapi, akibatnya adalah perut kotak-kotaknya yang indah itu terlihat dan membuat sorak kaum hawa semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MISSION [END]
Teen Fiction"Lo mau jadi pacar gue yang ke 898 gak, Ay?" "Mau. Tapi lo harus siap, jadi mantan gue yang ke 899." Arthur Adam El-farez. Cowok jangkung berparas tampan itu kerap disapa Arthur. Ia adalah ketua geng motor sekaligus most wanted boy di Lentera High...