PM - Chenno kenapa?

8.5K 675 21
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

Chenno berlari ke arah Alana yang sudah terjatuh akibat kepalanya yang terkena tendangan bola.

Tanda ba bi bu, Chenno menggendong Alana ala bride style menuju UKS.

Semua pasang mata tertuju kepada dua insan itu. Apalagi inti Aroxer, mereka bertiga melongo melihat tindakan spontan dari Chenno. Sebenarnya ada apa dengannya?

Bigel dan Tara berdiri, lalu menghampiri Arthur yang masih berdiam diri di samping Ayya.

"Thur, kita samperin Chenno dulu," pamit Tara.

Arthur menahan kedua temannya. "Nanti aja, kasih ruang buat dia."

"Emang dia ada apa, sama Alana?" tanya Bigel dengan alis yang mengkerut.

"Kita tanya nanti."

Ayya menatap Arthur sebentar, kemudian melenggang pergi tanpa pamit.

"Mau ke mana, Ay?" tanya Arthur sedikit berteriak.

"Bukan urusan lo!"

***

Chenno menaruh segelas teh hangat dan sebuah roti rasa cokelat di atas lemari kecil samping brankar yang dituduri Alana.

Cowok itu menelisik wajah putih Alana yang tertidur dengan tenang. Tangannya terulur untuk mengelus tangan Alana dan menggenggamnya di atas kasur.

Tak lama Chenno memperhatikan Alana, akhirnya gadis itu membuka matanya secara perlahan.

Alana merasa pandangannya buram dan kepalanya terasa pusing.

"Tiduran dulu, Al," titah Chenno sambil menidurkan tubuh Alana kembali.

"Lo ngapain di sini?" tanya Alana dengan suara pelan.

"Nungguin lo," singkat Chenno.

"Mau minum?" tawar Chenno.

Tanpa menunggu jawaban dari Alana, cowok itu mengambil teh hangat di atas lemari, kemudian meminumkannya dengan hati-hati kepada Alana.

"Enakan?" tanya Chenno lembut.

Alana mengangguk pelan. "Makasih."

Chenno mengangguk. "Belum sarapan? Mukanya pucat gitu," tanyanya.

"Belum."

"Makan roti dulu mau, ya? Buat ganjel perut," ujar Chenno.

Alana menatap Chenno dengan lekat. Cowok itu, masih belum berubah kepadanya.

"Nanti aja. Gue mau balik ke kelas aja, Chen," jawab Alana.

"Lo istirahat aja. Nanti gue yang izinin ke kelas lo," titah Chenno.

Chenno berdiri guna mengambil roti yang tadi ia beli, lalu membuka bungkusnya dan memberikan rotinya kepada Alana.

Gadis itu mengambilnya tanpa ekspresi. Ia belum memakan rotinya karena masih fokus memandangi Chenno.

"Kenapa gak dimakan?" tanya Chenno halus.

"Jangan terlalu berlebihan sama gue, Chen, kalo gue baper gimana?"

***

"Yok, cabut!" kata Bigel.

"Ke mana, Njir?" tanya Tara.

"Ke UKS, mau kepoin Chenno gue," jawab Bigel jujur.

"Kepo banget, sih, Gel. Udah biarin dulu mereka berdua," dengus Arthur kesal.

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang