PM - Setelan Pabrik

3.9K 376 42
                                    

HAPPY READING!

.
.
.
.
.

JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!

.
.
.
.
.

Arthur dan Ayya turun dari motor. Entah mengapa mereka saling melempar senyumnya.

Cowok jangkung sang pemilik hidung mancung dan badan tegap itu melepas helm-nya dari kepala. Kemudian ia mendekat ke arah pacarnya untuk melepaskan helm berwarna hitam metalic itu dari kepala Ayya.

"Yuk," kata Arthur yang langsung diangguki oleh Ayya. Dua sejoli itu berjalan memasuki gedung LHS dengan bergandengan erat layaknya pengantin baru yang tidak ingin terpisah.

Siapa yang bisa menebak jika akhirnya bisa bersatu seperti ini?

Nikmatilah kebersamaan sebelum akhirnya berubah menjadi perpisahan.

"Ay, nanti pulang sekolah gue mau ke markas dulu. Lo ikut gak papa, kan?" tanya Arthur saat mereka sudah sampai di depan kelas Ayya.

Gadis itu mengangguk singkat. "Boleh. Emang mau ngapain ke markas?" tanyanya balik.

"Pengen aja, sih. Anak-anak lain pada ngajakin soalnya," jelas Arthur.

Ayya mengangguk mengerti. "Jangan lama-lama, ya, gue bosenan," terangnya.

Arthur mengangguk dengan senyuman. "Siap!"

"Ya udah, gue ke kelas dulu, ya," pamit Arthur.

Ayya mengangguk pelan. "Hati-hati," katanya.

Arthur terkekeh sedikit. "Gak bisa hati-hati. Kan, hatinya udah lo ambil."

"Najis, gembel!"

"Sorry, gue tajir."

***

"Ayya, Alana dan Kharisma silahkan keluar," ujar Bu Riana.

"Baik, Bu, terima kasih," ujar Kharisma seorang. Sedangkan Ayya dan Alana, mereka masih fokus dengan perbincangan mereka sendiri.

Mereka bertiga baru saja menyelesaikan presentasinya, dan presentasi merekalah yang paling bagus menurut Bu Riana, si guru cantik nan muda.

Kharisma pergi meninggalkan kelas seorang diri. Ia tidak memperdulikan kedua teman sekelompoknya itu.

"Ayya, Alana, silahkan keluar," ujar Bu Riana yang kedua kalinya.

"Loh, Bu, emang salah saya apa? Kok saya dikeluarin?" tanya Alana dengan wajah dungunya.

Bu Riana menatap jengah wajah kedua gadis itu.

"Udah lo keluar aja, bege," bisik Ikbal, cowok terkocak di kelasnya.

Alana dan Ayya mengangguk meski sejujurnya mereka masih tidak paham dengan situasi saat ini.

Kedua gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

Bu Riana memang terkenal tegas dan cuek, guru cantik itu tidak akan mengucapkan sesuatu sampai 3 kali. Maka dari itu, banyak dari siswa LHS yang menatap segan guru itu walau umurnya masih terbilang muda.

"Ay, ke mana? Istirahatnya masih 10 menit lagi," ucap Alana.

Ayya mengetuk jari telunjuknya di pelipis sembari berpikir. "Ke kelas Aroxer aja. Kita kepoin doi." Alana mengangguk menyetujui.

Mereka berdua berjalan santai menuju lorong kelas anak-anak IPS.

Ayya menelisik tiap-tiap siswa di kelas 12 IPS 3, tapi matanya tidak menangkap objek yang ia cari.

PERFECT MISSION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang