HAPPY READING!
.
.
.
.
.
Seminggu setelah kematian Alexa, kini Ayya dan Biru kembali memulai hidupnya yang baru tanpa ada rasa bersalah yang mengganjal lagi. Mereka berdua yang notabene-nya sekarang menjadi saudara itu mulai menerima status barunya. Seminggu ini Ayya dan Biru sudah mulai berkomunikasi di dalam rumah, dan juga Keira sebagai sarana persaudaraan mereka.Usai mendapat kabar dari Biru seminggu yang lalu, Ayya langsung pergi ke rumah sakit dan meninggalkan rumah Amanda yang belum terkunci. Sekaligus buku hariannya yang belum tertutup dan kembali ke tempat asalnya. Alexa dinyatakan meninggal dunia satu menit sebelum ia datang karena ada kerusakan pada otak. Menurut dokter, penyakitnya ini seperti serangan jantung, alias datang secara tiba-tiba sebelum diagnosa. Karena keluarga Alexa tidak ada lagi yang bisa dihubungi, maka Ayya dan Biru lah yang mengurusi pemakamannya. Alexa disemayamkan di samping makam Amanda, sang adik. Serta di dekat makam Mama Papanya. Keluarga itu kembali berkumpul di peristirahatan terakhirnya.
Malamnya setelah mengantarkan Alexa ke peristirahatan terakhirnya, Ayya kembali ke rumah Amanda dengan mengajak Biru bersamanya. Di sana ia menemukan fakta mengejutkan lagi dari buku harian Alexa. Di lembar bagian tengah, Alexa mencurahkan isi hatinya dengan mengatakan bahwa dirinya hamil dengan pacarnya. Dan ia juga menuliskan bahwa ia akan menjadikan Biru sebagai kambing hitamnya agar anaknya memiliki ayah kelak. Sebab pacarnya itu tidak mau tanggung jawab dan kabur entah ke mana.
Sedangkan Biru, ia fokus melihat foto-foto Amanda yang ada di album dan figura yang masih terpajang rapi di dinding kamar Amanda. Ia juga menemukan fotonya dengan Amanda dan foto Ayya bersama kekasihnya itu. Di balik kertas foto itu Amanda menuliskan 'Dua orang yang aku sayang'.
Biru mengambil fotonya dengan Amanda dan ia masukkan ke dalam saku celananya. Matanya memerah saat melihat kenangannya bersama Amanda sangatlah banyak di sini. Tetapi, ia terlalu gengsi untuk menumpahkan air matanya di depan Ayya.
Masa lalu akan selalu menjadi kenangan. Dan masa sekarang, hanya bisa dijalankan.
Namun, bisakah Ayya dan Biru menjalankan masanya yang sekarang tanpa menoleh ke belakang?
***
Kelas dua belas. Kelas penghujung di mana siswa-siswinya harus bekerja keras untuk masa depannya. Mulai dari beberapa ujian yang harus mereka lewati untuk mendapat nilai sempurna agar bisa masuk ke perguruan tinggi yang mereka impikan.
Ujian akhir sekolah sudah di depan mata. Ayya, Arthur maupun yang lainnya sudah siap untuk menghadapi ujian mereka yang terakhir ini.
Hari ini hari pertama UAS dimulai. Ayya sudah belajar bersama dengan Biru semalam. Hubungannya bisa dibilang mulai membaik. Dua anak manusia itu hanya mengharapkan hasil yang terbaik.
Sudah seminggu lebih pula Ayya tidak berinteraksi dengan Arthur. Cowok itu tidak menghubunginya, dirinya pun enggan. Tetapi anehnya, Arthur tidak berulah seperti sebelum-sebelumnya. Entah, mungkin dia juga tengah fokus dengan ujian akhirnya. Ayya tidak peduli, tapi seperti ada yang mengganjal di hatinya. Apakah ia harus menemuinya?
Jam pulang sekolah telah berbunyi. Ayya keluar dari ruang ujiannya bersama Alana.
Gadis cantik pacar Chenno itu izin ke toilet terlebih dahulu, dan Ayya izin ke rooftop sebentar. Mereka janjian untuk bertemu kembali di Warping karena Riana dan Aci ke sana guna menghampiri Nata.
Ayya, gadis dengan rambut panjangnya yang tergerai indah itu berjalan menuju rooftop. Ia berharap di sana ia menemukan seseorang yang ingin ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MISSION [END]
Teen Fiction"Lo mau jadi pacar gue yang ke 898 gak, Ay?" "Mau. Tapi lo harus siap, jadi mantan gue yang ke 899." Arthur Adam El-farez. Cowok jangkung berparas tampan itu kerap disapa Arthur. Ia adalah ketua geng motor sekaligus most wanted boy di Lentera High...