HAPPY READING!
.
.
.
.
.Ayya. Gadis yang memakai celana pendek dengan kaos oblong berwarna hitam itu merebahkan punggungnya di kasur empuk miliknya. Ia memejamkan matanya sebentar guna merilekskan pikirannya. Baru saja beberapa menit memejamkan mata, nada dering telepon mengganggu acara istirahatnya.
Ayya mengambil teleponnya di atas nakas dengan perasaan jengkel.
"Halo," ujar Ayya malas.
"Gimana, sesuai rencana nggak?" tanya seseorang di seberang telepon.
"Salah target gue. Tapi gak papa, bisa dimanfaatin juga, kok," jawab Ayya.
"Bagus deh, bisa cari-cari info dari dia, lo."
"Iya. Btw gimana anak-anak lo?" tanya Ayya.
Seseorang di sana terkekeh kecil. "Najis anak-anak. Sejauh ini sih, belum ada apa-apa. Mereka juga gak pernah terlibat masalah apapun."
"Aman banget kayaknya mereka."
"Kalo dilihat-lihat, sih, emang gak ada yang mau cari gara-gara."
"Ya udah, kita aja yang cari gara-gara, gimana?" tawar Ayya sembari mengeluarkan smirk-nya.
***
Satu jam lamanya Ayya tertidur di kamarnya. Setelah telepon tadi, ia kembali melanjutkan rebahannya dan beruju terlelap.
Gadis cantik iku mengucek matanya pelan, lalu melihat ke arah jam dinding. Ia mengambil ponselnya dan mengecek apakah ada yang mengirimkannya pesan.
Alana
Ayo balapan, Ay
Gue nemu lawan buat lo
Gue tunggu di arena sama anak-anakSetelah membaca pesan dari Alana, Ayya langsung beranjak dari tidurnya. Ia ke kamar mandi guna menyuci wajahnya, kemudian mengganti bajunya dan langsung melenggang pergi dari kamar.
"Mau ke mana kamu?" tanya Kartika yang sedang menonton televisi.
"Main," singkat Ayya.
"Diajarin siapa kamu, main malem-malem kayak gini?" tanya Kartika sarkas.
"Gak diajarin siapa-siapa. Lagian Mama juga gak pernah ngajarin Ayya kan, buat gak keluar malem?" balas Ayya ketus.
Gadis itu keluar dari rumah meninggalkan sang ibu yang tengah memendam rasa kesal padanya.
***
Ayya memarkirkan motornya di samping motor Alana.
Gadis itu mengerlingkan pandangannya di arena balap yang ramai orang itu. Ia melangkahkan kakinya menuju ke Alana dan teman-teman yang lain.
"Wasap, Bro!" sapa cowok jangkung yang berambut tebal dan sedikit berjambul.
Ayya menyunggingkan sedikit senyumnya. "Lama gak ketemu lo," katanya.
"Lo, sih, gak pernah ke rumah," jawab cowok itu.
"Nanti."
"Hei, brodi!" sapa cewek yang duduk di atas motor custom-nya.
"Gak kangen gue, lo?" tanyanya.
"Gue pengen main bareng sama kalian semua, tapi nanti," jelas Ayya.
Alana dan yang lain tersenyum menanggapinya. Ia mengerti apa yang dimaksud Ayya.
"Lo lawan gue, Ay," sahut cowok tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT MISSION [END]
Teen Fiction"Lo mau jadi pacar gue yang ke 898 gak, Ay?" "Mau. Tapi lo harus siap, jadi mantan gue yang ke 899." Arthur Adam El-farez. Cowok jangkung berparas tampan itu kerap disapa Arthur. Ia adalah ketua geng motor sekaligus most wanted boy di Lentera High...