14. Hampir

173K 16.6K 328
                                        

HAPPY READING 🦋


Seperti hari-hari biasanya. Maurel berangkat ke sekolah. Hari ini adalah jadwal kelasnya olahraga. Dengan raut wajah andalannya beserta headset yang terpasang di kedua telinganya dia berjalan di koridor dengan penampilan yang jauh dari kata rapih.

Seragam atas yang tidak dimasukkan setengah, rok dengan panjang di atas lutut dan jangan lupakan rambut indahnya yang tergerai.

Semua siswa-siswi yang berada di koridor tak pernah lepas pandangan dari arahnya. Yang dipandang hanya cuek. Toh habis ini dia juga akan berganti pakaian olahraga.

Maurel terus berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Seketika dia berhenti saat mendengar suara teriakan dari belakangnya.

"Maurel!"

Teriakan melengking itu berasal dari kedua sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Yura dan Gabriella.

"Selamat pagi Maurel!" Seru keduanya setelah sampai disamping Maurel.

Maurel sedikit meringis, "Hm pagi. Kalian kalau pagi gak teriak gak bisa ya?" Ujarnya.

"Kan kalau pagi kita itu harus mengawali hari dengan happy " ujar Yura yang diangguki oleh Gabriella.

"Tapi gak dengan teriak juga yah"

"Ck, lo mah. Kan siapa tahu entar ada orang yang denger suara kita terus terpesona terus jadiin kita berdua penyanyi gimana?" Sahut Gabriella tak masuk akal.

Maurel tersenyum dengan paksa, dia pun menepuk pundak kedua sahabatnya itu. "Gue tahu kalau kalian punya bakat terpendam dengan suara kalian. Tapi lebih baik bakatnya dipendam aja okey" ujarnya lali setelah itu berlalu dengan raut wajah yang kembali datar.

"Kok?" Gumam Gabriella sambil memegang dadanya dan betatapan dengan Yura.

"Sakit yah" lirih keduanya sambil menerjap.

***

Kini jadwal olahraga sudah di mulai. Semua siswa-siswi kelas 11 MIPA 1 melakukan pemanasan sebelum berolahraga dengan ketua kelas yang memimpin.

"Baik anak-anak. Kali ini kita akan melakukan penilaian dalam olahraga estafet. Jadi kalian harus membuat kelompok yang beranggotakan empat orang. Setelah memilih kelompok kalian beritahu saya dan langsung melakukannya" ujar guru olahraga.

"Kalian mengerti?!" Lanjutnya.

"Mengerti pak!!"

"Eh kita kurang satu orang lagi nih. Pilih siapa?" Ujar Gabriella.

"Sama Fina aja tuh dia kayaknya belum ada kelompok" usul Yura menunjuk satu cewek yang jongkok membenarkan tali sepatu.

"Gimana Rel?" Lanjutnya dengan menatap Maurel yang sedang mengikat rambutnya.

"Terserah" jawab Maurel, Yura dan Gabriella mengangguk.

"Fin, sini!" Seru Yura.

Orang yang dipanggil tadi menoleh lalu menunjuk dirinya sendiri sambil menatap ketiga gadis itu.

"Iya sini!" Sahut Gabriella.

"Kenapa?" Tanya Fina saat sampai di depan mereka.

"Lo masuk kelompok kita aja" ujar Yura. Fina melirik Maurel ragu-ragu. Gabriella yang mengerti pun langsung berkata.

"Gapapa, Maurel juga setuju kok. Iya nggak Rel?" Maurel membalasnya sambil berdehem dan tersenyum tipis.

Fina yang melihat itu pun ikut tersenyum "Makasih" ujarnya.

Transmigrasi: I'am not Aurel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang