HAPPY READING 🦋
Usai kejadian yang hampir menimpa Maurel. Kini mereka semua sudah berada di kantin. Layaknya bertengkar seperti anak kecil, Samudra dan Kenzie beserta temannya saling memperebutkan tempat duduk di meja yang sama dengan Maurel.
Hal itu membuat Maurel, Yura dan Gabriella menatap mereka dengan jengah.
"Kalian tuh yang seharusnya pergi!" usir Vino.
"Hoi! Lo yang siswa baru beberapa hari disini itu baru yang pergi. Kita udah sekolah disini mulai kelas 10" sarkas Zidhan.
"Lo cari tempat lain" ujar Kenzie.
"Gue gak mau" tekan Samudra.
"Stop! Kalian apaan sih!" Seru Yura.
"Iya! Lagian noh lo pada liat masih banyak tempat kosong buat kalian tempatin" sahut Gabriella menunjukkan beberapa meja yang kosong.
Memang, kantin saat ini tidak banyak penghuninya. Ya karena ini belum jam istirahat. Tapi karena kelas Maurel tadi jam olahraga jadilah dia beristirahat terlebih dahulu dari kelas lain.
Sedangkan Samudra, Kenzie dan yang lainnya mereka itu cowok jadi wajar jika mereka keluar kelas saat belum waktunya. Alias Bolos!
"Terserah kita dong!" Seru para cowok berbarengan. Kecuali Gerald, yang yang sedari tadi hanya menatap teman-temannya datar.
"Dasar Gila" umpatnya dalam hati.
Setelah berseru secara bersamaan tadi, mereka pun tetap melanjutkan perebutan siapa yang harus duduk bersama Maurel dan kedua sahabatnya.
Sedangkan Yura dan Gabriella menepuk kening melihat para cowok itu, hingga Maurel menghela nafas lelah lalu dia bangkit dari duduknya.
"Eh mau kemana?" Tanya Samudra.
"Kita pindah girls " ujar Maurel kepada Yura dan Gabriella.
Sebelum Samudra mengikutinya lagi, Maurel memberi ancaman kepada keduanya.
"Kalian ikut, gue pastiin dompet lo pada akan habis karena bayarin makanan para murid yang masuk ke kantin" ancamnya. Para cowok itu pun langsung bungkam mendengar ancaman itu.
"Ngapain lo pada berdiri?" Celetuk Gerald yang sudah duduk sedari tadi.
"Duduk" lanjutnya.
Samudra,Bara dan Vino pun duduk dikursi dengan meja yang sama. Sedangkan Kenzie beserta teman-temannya memilih duduk di tempat lain.
***
Kantin yang tadinya masih sedikit yang datang sekarang menjadi ramai karena bel istirahat yang sudah berbunyi.
"Eh habis istirahat jam pelajaran apa?" Tanya Gabriella.
"Matematika" jawab Maurel singkat.
"Bolos yuk Rel" bujuk Yura dan Gabriella secara bersamaan. Bahkan mereka juga mengedipkan matanya berkali-kali memasang puppy eyes.
Maurel menatap mereka berdua datar "Lo pada gak lihat grup kelas?" Tanyanya.
"Emang apaan?" Yura langsung terburu-buru membuka ponselnya.
"Alhamdulillah ya Allah!!!" Serunya setelah membaca pesan di chat grup.
"Apaan-apaan!" Tanya Gabriella penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: I'am not Aurel
Teen Fiction"Gue, Maurel Callista. Gak akan lagi ngemis perhatian dari mereka" ⚠️REVISI BERJALAN ⚠️ INI ADALAH CERITA FIKSI! APAPUN BISA TERJADI DI SINI, TIDAK COPAS ATAU PLAGIAT MILIK SIAPAPUN! Bagaimana jika gadis berwajah dingin, badgirl, dan sejuta luka dih...