Hai Readers ❤️
•
•
•
•
•
-Happy Reading-
"Yaudahlah gue mau pulang duluan" pamit Maurel.Sebelum cewek itu men-starter motornya, tangannya lebih dulu di tahan oleh Yura.
"Tapi, Rel. Kita mau ketemu dan main sama Nio!" Ujarnya. Gabriella menganggukkan kepalanya setuju sambil memasang wajah memohon.
"Gak sekarang. Besok atau kapan-kapan aja soalnya gue lagi buru-buru sekarang" tolak Maurel.
"Yahh gitu, okelah tapi lo harus tepatin janji loh" Yura menjulurkan jari kelingkingnya ke depan Maurel, tak mau kalah Gabriella pun juga melakukan.
Maurel menghela nafas sambil berdecak kecil, "Lo pada kayak anak kecil aja pake ginian segala" ujarnya. Kedua cewek itu menjawab dengan cengengesan.
Setelah itu Maurel segera menghidupkan motornya dan pergi meninggalkan area sekolah. Dia sedikit khawatir karena Alex yang tiba-tiba pulang dari urusan bisnisnya. Apalagi ada Nio dirumah, ia takut pria paruh baya itu membuat Nio kenapa-kenapa.
Tapi di tengah perjalanan dia harus menghentikan laju motornya karena melihat ada orang yang adu jotos di tengah jalan.
"Itu orang kenapa sih anjir! Ngalangin jalan aja" gerutunya kesal.
"Woy anjing! Bisa minggir gak lo pada kalo mau berantem gak usah ngalangin jalan!" Teriak Maurel pada mereka.
Ketiga orang yang sedang bertarung itu menghentikan gerakannya menoleh sebentar ke arah Maurel. Dan pada saat itu, dapat Maurel lihat bahwa Zidhanlah orang yang dikeroyok oleh dua orang itu.
Melihat Zidhan yang lengah, salah satu dari mereka menendang perut Zidhan dengan keras hingga Zidhan tersungkur.
"Gue harus nolongin dia gitu?" Monolog Maurel yang melihat Zidhan dihajar oleh dua orang itu.
"Ck, Ah! Nyusahin aja" ujarnya geram. Maurel pun berjalan cepat ke arah mereka lalu menendang punggung salah satu orang yang mengeroyok.
Maurel melawan satu orang begitu pun Zidhan, meskipun keadaan wajah cowok itu sudah banyak memar seengaknya lawannya berkurang satu karena bantuan Maurel.
Beberapa menit mereka saling adu jotos, akhirnya dua orang itu memutuskan untuk kabur sebelum mereka semakin bonyok.
Dengan nafas yang sedikit memburu karena kelelahan, Zidhan berkata pada Maurel
"Thanks banget yah, Rel" Maurel menjawab dengan anggukan.
"Sebagai tanda terimakasih gue, gue bakal bantu lo mencari informasi tentang Tante Livia" ujar Zidhan sebelum Maurel pergi.
"Gue pegang omongan lo" balas Maurel. Zidhan mengangguk pasti.
"Kalau lo bukan anak dari orang suruhan gue yang cari informasi tentang Livia, mungkin gak bakalan gue tolongin tadi" batin Maurel.
Ya, sedari Maurel hidup di tubuh Aurel ini. Dia menyuruh orang untuk mengumpulkan segala informasi tentang Livia. Maurel sangat puas dengan pekerjaan orang itu dan membuat ia sangat mempercayai orang tersebut yang tak lain ayah dari Zidhan.
***
"Glenpa, Nio mo ini!?" Nio menunjukkan gambar mobil yang berada di dalam video Hp yang ia pegang.
Alex meletakkan koran yang ia baca. Saat ini pria paruh baya itu memakai pakaian casual. Alex yang tadinya duduk di sofa tunggal, kini beralih duduk disamping Nio yang berada di sofa yang lebih panjang.
![](https://img.wattpad.com/cover/286113948-288-k818412.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: I'am not Aurel
Teen Fiction"Gue, Maurel Callista. Gak akan lagi ngemis perhatian dari mereka" ⚠️REVISI BERJALAN ⚠️ INI ADALAH CERITA FIKSI! APAPUN BISA TERJADI DI SINI, TIDAK COPAS ATAU PLAGIAT MILIK SIAPAPUN! Bagaimana jika gadis berwajah dingin, badgirl, dan sejuta luka dih...