30. Terbongkar

79K 8K 426
                                    

Hai Readers ❤️





-Happy reading-

Pagi ini Maurel berangkat sekolah seperti biasa. Sesampainya di sana, masih ada siswa yang terang-terangan menatapnya mencemooh. Maurel hanya bersikap tak peduli. Biarkan saja semua yang tidak menyukainya menggonggong seperti anjing.

Tanpa mereka sadari Maurel mempunyai rencana untuk menutup mulut mereka semua. Dan juga membuat mereka mengetahui bagaimana sifat tersembunyinya.

"Masih berani juga lo masuk sekolah" ujar Laura menghadang jalannya.

Maurel menatapnya malas, "Emang kenapa? Gue harus ngurung diri sambil nangis-nangis gak jelas gitu dikamar?"  Ujar Maurel menatap remeh.

"Dasar cewek murahan, pasti Mama lo juga gitu dulu" hina Sofia.

Srekk

Siswa-siswi yang melihat itu pun tercengang dan juga sangat terkejut. Karena Maurel menarik kerah seragam Sofia hingga satu kancing bajunya terlepas.

"Jangan bawa-bawa Mama gue disini, Sialan" Desis Maurel marah.

Sofia sedikit kesusahan untuk sekedar bernafas dan berbicara. Sedangkan Laura juga berusaha melepaskan cekalan Maurel.

"Lo gk usah ikut campur!" Maurel menyentak tangan Laura hingga membuat gadis itu sedikit terhuyung.

"Dengar yah kalian berdua, pembalasan gue lebih kejam dari kalian" bisik Maurel dengan menatap tajam keduanya.

***

Bel istirahat berbunyi nyaring. Seperti biasa para siswa berhamburan keluar dari kelas. Begitu pula dengan Maurel dan kedua sahabatnya.

"Mereka masih aja natap lo kek gitu, Rel" bisik Yura yang melihat sepanjang mereka berjalan selalu terdengar bisik-bisik tentang Maurel.

"Napa lihat-lihat! Bisanya ngurusin hidup orang lo!" Sembur Gabriella kepada kelima siswa yang menatap mereka sinis. Kelimanya pun melengos pergi.

"Biarin aja ntar juga diem sendiri" ujar Maurel.

"Cepet sebarin kebenarannya semua deh, Rel. Gereget banget sumpah" sahut Gabriella diangguki semangat oleh Yura.

"Iya nanti" jawab Maurel singkat.

Akhirnya mereka pun sampai di Kantin yang sudah ramai. Meja-meja pun sudah hampir penuh. Maurel mengajak kedua sahabatnya itu duduk di sebelah meja Kenzie dan teman-temannya.

"Mau nitip pesen makanan gk?" Tawar Zidhan kepada ketiga cewek itu.

"Gk usah nanti lo gak bisa bawanya" tolak Yura.

"Ck, mumpung gue lagi baik hati dan tidak sombong nih. Lagi pula yang pesen makanan cuma gue sama Gio aja nih"  jelas Zidhan.

"Okeh deh kita pesen samain aja kayak punya lo" putus Maurel. Zidhan mengacungkan jempol tangannya.

Selang beberapa menit makanan mereka pun datang dan dengan segera mereka menyantap makanan tersebut.

Transmigrasi: I'am not Aurel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang