Hai Readers
Happy reading 🦋Gio memasuki rumah dengan langkah tergesa-gesa. Setelah mendapatkan secarik kertas dari pelayan rumah Livia tadi ia pun dengan cepat kembali ke rumah.
Secarik kertas itu tertulis dimana letak Nio berada. Sungguh ia sangat berterimakasih kepada pelayan tersebut dalam hati. Karena situasi yang tak memungkinkan untuk bisa mengucapkan.
"Papa! Pa! Bang Justin!" Teriaknya saat berada di ruang tamu.
"Apa sih lo teriak-teriak kek gitu" sahut Dio menuruni tangga.
"Bang, gue tau dimana Nio berada" ujar Gio pelan.
Raut wajah kembaran Gio itu menunjukkan keterkejutan. "Gu-gue telfon Papa sama yang lain dulu" ujarnya terbata.
"Dimana Maurel?" Tanya Gio.
Dio melirik untuk menjawab, "Dia di kamar. Papa, Justin dan juga keluarganya Marsel tidak memperbolehkan dia untuk ikut mencari" jawabnya
"Pa!"
•••
Setelah mendapatkan kabar keberadaan Nio, Marsel langsung bergegas ke rumah keluarga Devandra. Disana mereka semua berkumpul dan menyusun rencana.
Bahkan Maurel memaksa untuk ikut, walaupun ini sedikit berbahaya. Mereka harus bertindak sebelum Livia mengetahui rencana mereka.
"Papa, Marsel dan juga Justin akan pergi ke sana. Sisanya kalian berjaga-jaga semoga hal yang tidak diinginkan terjadi" ucap Alex
"Aku ikut Pa!" Seru Maurel.
"Kamu dirumah saja, ini terlalu berbahaya" sahut Marsel.
"Kali ini aku gak mau nurutin ucapan kalian"
"Baiklah"
Beberapa mobil berwarna hitam kini telah terparkir sedikit jauh dari rumah kosong yang terletak jauh dari pusat kota.
"Kalian kepung sekeliling rumah, jangan bergerak jika tidak ada instruksi" perintah Marsel.
"Siap Tuan!"
Puluhan orang berbaju hitam pun bergegas melaksanakan perintah dari atasan mereka. Mereka semua telah mengepung di sekeliling rumah.
Marsel, Alex, Justin, Maurel dan juga beberapa orang berbaju hitam yang tersisa pun melangkah memasuki bangunan tersebut. Mereka harus melawan musuh sebelum memasuki rumah.
Hanya butuh waktu singkat mereka telah menumbangkan musuh. Karena keributan tersebut, sisa musuh yang berada di dalam keluar untuk menyerang mereka juga.
"Kalian bertiga pergi ke dalam, ini biar Papa yang urus" uajr Alex, Justin dan Marsel pun mengangguk mengerti.
"Aku akan mencari di ruangan sebelah kiri, kalian berdua mencari di sebelah kanan. Beri kode jika kalian menemukan ruangan dimana Nio berada" ujar Justin memutuskan. Mereka pun berpencar untuk mencari.
"Jangan jauh-jauh dariku"
Maurel melirik sekilas, "Aku gak selemah itu" jawabnya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: I'am not Aurel
Teen Fiction"Gue, Maurel Callista. Gak akan lagi ngemis perhatian dari mereka" ⚠️REVISI BERJALAN ⚠️ INI ADALAH CERITA FIKSI! APAPUN BISA TERJADI DI SINI, TIDAK COPAS ATAU PLAGIAT MILIK SIAPAPUN! Bagaimana jika gadis berwajah dingin, badgirl, dan sejuta luka dih...