9. Samudra

169K 18K 964
                                    

HAPPY READING 🦋

Maurel melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Menikmati angin malam yang membuat surai panjangnya beterbangan.

Sungguh dia merasa tenang jika seperti ini. Dia tadi habis pergi ke rumah Yura untuk mengembalikan buku novel yang ia pinjam. Kenapa tidak saat di sekolah saja mengembalikannya? Alasannya supaya dia memiliki alasan untuk keluar rumah.

Saat ini Maurel melewati jalan yang agak sepi. Mungkin jika cewek lain akan merasa takut tapo tidak dengan Maurel. Dia tidak pernah takut sama sekali.

Dari kejauhan dia melihat segerembolan orang yang sepertinya sedang mengeroyok? Penasaran akan hal itu membuat dia melajukan motornya sedikit cepat. 

Dan ternyata benar dugaannya. Karena rasa kemanusiaan Maurel pun hendak menolong orang itu. Dia membuka helmnya lalu melempar helm itu ke salah satu punggung kelima cowok yang mengeroyok.

"Anjing!" Umpat cowok yang terkena lemparan helm.

Mereka menoleh ke arah Maurel. "Hei boys, apa-apaan nih main keroyokan" ujar Maurel dengan sinis.

"Jangan ikut campur lo anjing!" Ujar salah satu mereka.

"Em, mungkin gue gak akan ikut campur kalau kalian lepasin dia" ujar Maurel menunjuk seorang cowok yang kedua tangannya dipegangi oleh mereka.

"Gak akan. Lebih baik lo pergi dari sini sebelum kita semua apa-apain lo"

"Sebelum itu terjadi gue udah habisin lo semua" ujar Maurel merenggangkan tangan-tangannya sebelum menghajar menendang dada salah satu dari mereka.

"Serang dia!"

Maurel dengan lihai menangkis dan membalas serangan ketiga cowok itu. Sedangkan yang dua cowok lagi masih memegangi tangan cowok incaran mereka.

"Cih, segitu doang kemampuan kalian" Maurel menatap mereka remeh yang sudah tumbang dengan lebam-lebam diwajah mereka. Bahkan salah satunya sudaha merintih kesakitan mungkin karena tangannya ada yang patah.

"Lo berdua mau kayak mereka?" Tanya Maurel. Kedua cowok itu kompak menggelengkan kepalanya ribut lalu dengan segera membopong temannya pergi.  

"Bawa mereka bertiga pergi. Atau lo berdua juga akan tidur di aspal sampai pagi"

Maurel mendengus kesal melihat mereka sudah pergi. Dia pun berbalik hendak mengulurkan tangannya membantu cowok itu berdiri tapi si cowok sudah terlebih dahulu berdiri dengan memegangi wajahnya yang terluka.

"T-thanks"

"Hm, lo bisa pulang sendiri?" Tanya Maurel.

Cowok itu menggelengkan kepalanya sambil menatap wajah cewek didepannya yang memiliki luka bekas cakaran dipipi yang membuat wajah Maurel bukannya jelek malah terlihat cantik.

"Dimana?" Tanya Maurel. Cowok itu mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"Gue harus nganterin lo dimana?" Jelas Maurel.

"Ke Markas aja" jawabnya. Maurel pun mengangguk lalu memakai helmnya dan menyuruh cowok itu duduk di jok belakang motornya.

Beberapa menit kemudian, merekapun sudah sampai di tempat yang dituju.

Transmigrasi: I'am not Aurel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang