ATTHALARIQ; 35

6.6K 1K 864
                                    

Selamat membaca!

Baca pengumuman di akhir yaa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca pengumuman di akhir yaa!

Komen sebanyak-banyaknyaa🍃

now playing
Selalu untuk Selamanya ~ Hanin Ft. Stevan

•••

"ALARIQ ...."

Suara Gisel melemah bersamaan dengan langkahnya memelan dan ringkih, kedua tangannya menggapai salah satu lengan Alariq sebelum ia benar-benar terjatuh.

"Al, ulang tahun kamu." Setelahnya Gisel tidak lagi sadarkan diri, semuanya gelap, hal yang terakhir kali ia rasakan adalah Alariq yang mencoba menggapainya.

Gisel pingsan yang berakhir Alariq membopong cewek itu menuju apartemennya. Jujur, ini pertama kali dalam hidup Alariq memasuki apertemen Gisel setelah mengenal cewek itu kurang lebih 1 dekade.

Dengan sedikit kesusahan, Alariq berhasil memasukkan sandi sesuai yang dimaksud oleh Gisel. Ternyata benar, cewek itu menggunakan tanggal ulang tahunnya sebagai sandi apartemennya, Alariq kira cewek itu hanya bercanda.

Alariq tahu kalau Gisel takut dengan suara petir dan guntur, ia saksi di mana Gisel selalu dipukul, dikerasi oleh ayah cewek itu. Gisel sering kali diberi makanan basi, dicelup dalam bak, bahkan disuruh tidur di luar sekali pun cuaca hujan deras.

Tidak ada yang menolong gadis kecil itu kecuali Alariq yang peduli padanya kala itu, Gisel bahkan sering berbohong jika ditanyai oleh Ibu Alariq jika melihat kondisi anak itu mengenaskan.

Apartemen milik Gisel tidak besar namun, tidak juga kecil, sangat cocoklah untuk ditempati oleh cewek itu. Alariq jadi gelagapan sendiri untuk menaruh Gisel di kamarnya, jujur dibanding panik dengan keadaan cewek itu, ia lebih panik kalau dipandang aneh orang lain dengan yang saat ini ia lakukan di dalam apartemen perempuan.

Kamar Gisel berwarna putih, ada sedikit aksen ungu teduhnya, tidak ada hal-hal menarik di dalam sana seperti kamar Bianca, adik Alariq. Bianca memenuhi kamarnya dengan hal-hal yang ia sukai, seperti koleksi beberapa buku serta pernak-pernik kesukaan anak perempuan.

Normal, kamar Gisel normal sampai mata Alariq tidak sengaja melihat gunting dan silet yang berada di atas nakas putih milik Gisel, lantai putih dengan helaian-helaian rambut rontok yang berserakan, serta beberapa puntung rokok, tissue berdarah yang berada di dalam keranjang sampah kecil.

Entah apa yang ada di pikiran cowok itu, hingga ia bergerak menaruh gunting dan silet tersebut ke dalam laci nakas, kemudian menarik selimut untuk cewek itu.

Dari jendela besar yang ada di kamar Gisel, Alariq dapat melihat hujan yang masih sangat deras, ditariknya gorden tersebut hingga benar-benar menutup dengan sempurna.

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang