ATTHALARIQ; 3

52.3K 8.2K 5.3K
                                    

[Gais, cuma mau bilang, mulai chapter ini, kalau komen di cerita ATTHALARIQ kudu pake CAPSLOCK! WAJIB!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Gais, cuma mau bilang, mulai chapter ini, kalau komen di cerita ATTHALARIQ kudu pake CAPSLOCK! WAJIB!]


ALARIQ mengacungkan jari tengah pada cowok berhoodie putih yang melambungnya dengan cepat.

Besok ulangan Fisika dengan guru kaca mata tebal yang akan mengawasi mereka, namun Biglinster masih saja setia pada jalanan lenggang ini guna melakukan night ride.

Selain Teko, club, rokok, dan keonaran. Biglinster juga suka sekali melakukan night ride. Apalagi ketika si kembar, Kenzo, Gio dan anak Biglinster yang lain gila-gilaan saling kebut-kebutan. Seakan siapa yang paling cepat akan mendapatkan cewek cantik dengan bonus yang plus plus.

Alariq dan Dandi sendiri menjadi tim santai, menikmati setiap angin malam yang menerpa. Merasakan lenggangnya jalan yang tidak seperti di pagi hari.

"Gak dicariin emak lu, Dan?" tanya Alariq ketika motornya bersisian dengan ketua futsal sekolahnya, Dandi.

Selain menjabat sebagai ketua futsal, Dandi juga selalu menjadi andalan muazin di masjid. Tidak lupa menjadi andalan guru agama apabila ada surah maupun hadist yang akan dibaca.

"Lo kira gue anak perawan, cong?"

"Iya, gue kira gitu."

Dandi berdecak, ia hendak menendang motor Alariq yang berada tepat di sampingnya, namun cowok tersebut dengan cepat menghindar kemudian segera menarik gas, meninggalkan seorang Dandi.

Suara knalpot motor yang suaranya sangat pekat di telinga juga beberapa atraksi yang mereka lakukan benar-benar sudah menjadi makanan anak-anak itu ketika melakukan kegiatan ini.

Getaran ponselnya yang berada di saku jeans membuat cowok berkaos hitam itu mengernyit. Ada nama salah satu anak gengnya di sana. Tumben sekali.

"Iya, Ki?"

"Adek lu di club."

Menurut Alariq sendiri, ia bukan lah tipe seorang kakak yang dapat diidam-idamkam. Sebab ia tidak pernah melarang adiknya mau berbuat apa cewek itu di luar sana. Lagi, ia tidak pernah menyuruh geng-gengnya untuk memantau cewek itu 24 jam akan tetapi, selalu saja ia mendapat laporan bahwa adiknya itu sedang dalam ketidakwarasan.

Demi apa pun, Alariq sebenarnya tidak peduli, namun jika hal ini bisa sampai di telinga Papanya maka Alariq juga akan ikut terkena imbasnya. Terlebih, lelaki paruh baya itu baru saja pulang dari luar kota.

Beranjak dari duduk santainya di trotoar, Alariq memakai helmnya. Cowok tinggi dengan perpaduan kaos hitam juga jeans hitam yang terdapat sobekan pada lututnya itu naik ke motor.

"Rek kamana, Cong?" Juan, cowok yang kadang kala memakai bahasa sunda itu bertanya pada sosok Alariq yang terlihat sedikit tergesa-gesa.

"Duluan, ada urusan!"

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang