ATTHALARIQ; 19

33.5K 5.7K 4K
                                    

Kembali menyapa,
apa kabar semua???
Semoga pada baik-baik aja yaa!

Siap baca cerita ini?

Drop ur fav emoji in here!

Drop ur bias wrecker from
ur fav gb/bb!

Inisial huruf apa sih yg
pernah buat kamu kecewa?

Hahaha, done.

Happy reading!!!



---



DENGAN lihai, tungkai milik Alariq berjalan menuruni tangga bersama helm juga bomber armynya yang berada di tangan. Cowok itu sempat melirik ke arah arloji hitamnya yang melingkar di lengan kiri. Tidak ada janji temu yang penting. Hanya saja berdiam diri di rumah saat ini adalah hal yang tidak ingin dilakukan Alariq.

Kejadian beberapa hari lalu yang menggempar seluruh undangan pesta juga keluarga besar Alariq tentu saja tidak membuat keadaan Bianca baik-baik saja. Walau anak itu termasuk dalam jejeran cucu kesayangan.

Alariq jadi merasa bersalah pada sepupunya, Jillian Clara. Tidak hanya cewek itu yang menanggung semuanya melainkan kedua orang tuanya. Tercatat, dalam silsilah keluarga, Jillian memang anak dari istri kedua omnya hingga salah sedikit saja akan menjadi masalah besar.

Tak perlu jauh-jauh hingga ke lubuk hati yang paling dalam. Alariq benar-benar mengecap keluarganya tidak baik. Jika kamu tidak memiliki kelebihan apa pun yang dapat menaikkan derajat keluarga, kamu bisa di pandang sebelah mata.

"Kamu mau ke mana? Gak belajar?" Sosok tinggi dengan stelan cokelat yang melekat pas di tubuh jenjangnya tidak membuat Alariq berhenti berjalan. Bahkan, cowok itu tidak mau merepot-repotkan dirinya untuk berbalik. "Masih ikut geng-gengan kamu?"

Langkah Alariq perlahan terhenti, ketika kalimat tadi melambung bebas di telinganya. Salivanya ditelan susah payah bersamaan dengan helaan napas gusar. "Ya."

Hanya itu, kemudian Alariq kembali mengambil langkah menjauh dari sana.

Sebuah figura foto yang ia lewati seakan menggeleng-geleng melihat tingkahnya sekarang. Iya, figura mendiang Ibunya yang terpajang sempurna dengan balutan kain silk berwarna silver.

Alariq menghela napasnya kasar ketika ia sudah berada di atas motornya. Menyayangkan dalam hati, mengapa Attharel begitu cepat meninggalkan dunia?

Entah berapa menit yang Alariq tempuh hingga bangunan besar yang dihuni oleh Jillian, Ibunya dan antek-antek ART-nya. Namun, yang pasti ketika Alariq memasuki pekarangan rumah, suara teriakan Nikita dan Molly adalah hal yang mendominasi.

Kenzo dan Jovan tengah bermain bersama anjing-anjing subur peliharaan Jillian. Kedua cowok itu dengan sengaja menakut-nakuti dua cewek tersebut yang kebetulan tengah duduk santai di gazebo. Sedangkan, Gio, Dandi, dan Juan lebih memilih bermain game di tempat yang sama.

"Udah kayak hantu aja lo!" pekik Gerhana seraya membuang kulit kacang dengan bebas pada sosok Alariq yang baru saja menyeret makanan ke hadapannya.

"Alariq, kalau masih laper nambah ya." Gema suara yang dihasilkan dari wanita paruh baya yang tidak lain Mami Jillian dijawab Alariq sekenanya.

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang