ATTHALARIQ; 17

37.9K 6K 2.7K
                                    

Yakin gak mau bucin ama Juan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yakin gak mau bucin ama Juan?

- - -


Sudah menjadi hal biasa, ketika kamu menyukai seseorang namun orang lain merasa kamu tidak pantas untuk menyukai orang tersebut. Entah karena mereka yang pada dasarnya tidak setuju atau ada faktor lain.

Gisel yakin 1000% jika ia memiliki sahabat. Sebagian atau bahkan hampir sepenuh harinya akan dihiasi dengan larangan juga tebaran kebencian untuk Alariq dari sahabatnya karena merasa cowok itu sangatlah tidak cocok untuk Gisel. Terlalu kejam, terlalu sadis, dan terlalu mengerikan.

Setampan apa pun Alariq. Jika mereka mengetahui kelakuan cowok tersebut pada Gisel, yakin mereka akan menyuruh cewek itu untuk mundur sesegera mungkin.

Ada banyak yang perlu disayangkan jika Gisel terlalu lama bertahan dengan keadaan seperti ini. Akan tetapi, Gisel selalu menanamkan di otaknya bahwa akan lebih banyak disayangkan jika ia mundur begitu saja atas apa yang telah ia lakukan selama ini. Membayangkan feedback apa yang akan ia dapat ketika menggapai Alariq bukanlah hanya sebatas 'aku memiliki orang yang peduli dalam hidupku' tidak, tidak hanya itu. Gisel merasa ... terlalu banyak yang akan ia dapatkan jika mimpinya menjadi nyata.

IPA 7 akhirnya bebas dari pelajaran Kimia ketika bel tanda istirahat pertama berdering dengan kerasnya. Gisel yang sedari tadi memerhatikan kaca besar yang terpampang nyata tepat di sampingnya itu memilih untuk beranjak dari duduknya. Sudah cukup ia melalang buana dengan khayalan juga ketukan-ketukan pulpennya di atas meja yang sempat membuatnya kena teguran.

"Awas, lo bukan ratu!" Gisel dengan gaya andalannya--melipat kedua tangan di depan dada--itu melemparkan sindiran keras ketika ia yang ingin keluar dari kelas harus terhenti ketika beberapa siswi kelasnya memenuhi pintu.

"Sok bang-" Salah satu tangan Gisel dengan cepat terjulur mencengkram leher salah seorang cewek yang baru saja ingin memakinya.

"Lo emang bukan ratu, jangan sok!" Mendorong cewek itu ke belakang hingga membentur tembok, Gisel kembali berjalan tak lupa mengeluarkan tissue dari sakunya, membersihkan tangannya yang tadi dipakai menyentuh cewek tersebut kemudian membuang tissue bekasnya ke tempat sampah menggunakan ibu jari dan telunjuknya saja, seakan-akan yang barusan ia pegang tadi adalah sesesuatu yang menjijikkan.

Gisel tidak peduli, baik anak kelasnya maupun anak kelas lain yang melihat kelakuannya tadi. Sudah bukan rahasia lagi, jadi apa yang perlu ia tutup-tutupi? Lagi, image tentang dirinya yang seperti ini hanya tidak mendatangkan kawan, hal lain yang menguntungkan adalah orang-orang tidak seenaknya bertingkah laku padanya.

Notifikasi pesan dari nomor seseorang yang tidak Gisel ketahui tiba-tiba saja muncul. Cewek tersebut tetap tenang sebab nomor tersebut sudah menjadi tidak asing di matanya, walau ia tidak pernah mengetahui orang tersebut.

ATTHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang